Chapter 1 - Fated Encounter

108 12 4
                                    


"Mafu-kun--!!!" Dari jauh terdengar seseorang memanggil nama sang albino. Saat ia memalingkan pandangannya untuk melihat siapa yang memanggilnya, ia merasa senang sekali. Karena ternyata sosok yang memanggilnya merupakan kakaknya yang sedang ia cari-cari.

"Nii-san---!!!" Sang albino segera menghampiri kakaknya, yang juga berjalan mendekati sang adik. Tangn mungil milik bocah albino itu merangkul di pinggang sang kakak dengan erat. Ia senang sekali dapat bertemu dengan kakaknya.

"Syukurlah, kau bisa bertemu dengan kakakmu." Anak laki-laki yang sedari tadi telah membawa sang albino bermain sembari mencari anggota yang mencarinya, juga ikut senang. Sang kakak berterima kasih kepadanya karena telah mengurus adiknya, dan menenangkannya saat ia tersesat. Sang kakak membungkukan badannya menunjukan permohonan minta maaf dan rasa terima kasih.

"Sungguuh, saya sangat berterima kasih, adik yang baik ini mau membantu adik saya."

"Tidak apa-apa, tolong angkat kepala kakak. Saya juga ikut bersenang-senang saat bersama dengannya jadi tidak apa-apa kok, kak."

Anak misterius yang telah membantu sang albino akhirnya berpamitan dengan kedua saudara itu, dan pergi meninggalkan mereka. Ia melambai lambai kepada keduanya sembari berjalan menjauh. Namun sepertinya langkahnya terhenti setelah mendengar suara yang cukup lantang keluar dari mulut sang albino.

"Ka-kamu! Nama, namamu siapa?" Mendengar suara lantang tersebut, yang dipanggil menghentikan langkahnya dan berbalik badan kea rah sang albino. Ia tersenyum kembali sebelum menjawab.

"Namaku, adalah.........."

------

*Pi pi pip pi pi pip pi pi pip

Suara alaram jam, membangunkan laki-laki yang sedang tertidur dikasurnya. Ia mencoba untuk meraih tombol jam untuk mematikannya, sebelum ia mulai duduk di tempat tidurnya. Ia memeganng bagian kepalanya.

'Padahal aku baru saja mendapat mimpi bagus kenapa kau malah membangunkanku!! Dasar jam sialan!!!'

Oh? Rupanya sang albino terbangun dengan perasaan kesal. Ia merutuki jam yang sudah membangunkannya sembari terbangun dari tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk mandi. Setelahnya ia mengganti bajunya, ke seragam sekolah yang sudah ia nantikan.

Pada bulan april ini, ia akan menjadi mahasiswa sekolah menengah atas. Yang di mana ia bertekad untuk setidaknya membuat satu teman di sekolah barunya itu. Ia setidaknya ingin memiliki teman sekelas yang ia bisa akrab bergaul. Karena masa-masa SMP'nya yang di mana ia terkenal pendiam, ia bertekad untuk menjadi bagian dari grup riaju yang elegan itu.

Selesai memakai blazer berwarna biru tua, ia kemudian berlanjut memakai dasi berwarna merah dengan garis putih yang menghiasinya. Setelahnya ia bercermin di kaca untuk merapikan rambutnya. Saat semua perapian dari unjung rambut hingga ujung kaki selesai, ia menatap dirinya di cermin. Ia merasa sedikit puas dengan hasilnya.

'Bagaimana jika saat di hari pertama aku sekolah, aku bertemu dengan dirinya...tidak, tidak, tidak mungkin! Mana mungkin takdir sebaik itu. Apa yang kau bicarakan dasar diriku...'

Setelah tersadar dari lamunannya ia kembali memersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Mengambil tasnya dan menuju ke lantai bawah untuk sarapan pagi. Sepertinya keluarganya di bawah sudah menunggu dirinya untuk makan bersama. Setelah sarapan ia kembali membawa tasnya dan memakai sepatunya, setelahnya ia berpamitan dan berangkat.

------

Sesampainya di sekolah dadanya yang terus berdekup kencang karena gugup, menjadi lebih kencang. Ia gugup dan khawatir, apakah ia bisa memperkenalkan dirinya dengan baik di kelas nanti. Setidaknya ia harus menenangkan rasa gugupnya itu sebelum memasuki kelas.

Where The Love Sparks~♪ [MafuSora]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora