Dua Sisi

1.5K 206 106
                                    

Suara pantofel menapaki lantai marmer terdengar ke seluruh penjuru rumah yang sunyi.

Lalu Naruto yang sedang menuang air ke dalam gelas dikejutkan dengan tangan kekar yang melingkari pinggangnya.

Naruto menggigit bibir bawahnya begitu merasakan hembusan nafas hangat milik Gaara menggelitik tengkuk lehernya.

Gelas berisi air minum di tangan Naruto pun dirampas oleh Gaara, kemudian Gaara membalik tubuh Naruto menghadapnya.

"Mana ucapan selamat datang untuk saya?" Ujar bariton Gaara dengan begitu tenang.

Naruto terdiam tak menanggapi, lalu lebih memilih memalingkan wajah.

"Lihat saya, Naruto.." Gaara menjepit dagu Naruto dengan jarinya, memaksa Naruto menghadapnya.

Sepasang netra sapphire milik Naruto pun menatap iris jade Gaara dengan tatapan benci dan tajam.

"Sepertinya kamu perlu diingatkan bagaimana harus bersikap." Gaara meneguk air dalam gelasnya, lalu kembali meletakan gelas di meja, dan membungkam bibir ranum Naruto.

Kedua tangan Gaara meremas kuat pinggang ramping Naruto, yang membuat Naruto memekik tertahan. Kemudian Gaara langsung mentrasnfer air dari mulutnya ke mulut Naruto, dan menyusupkan lidahnya mengobrak-abrik mulut Naruto.

Naruto beberapa kali tersedak, dan mencoba mendorong-dorong dada bidang Gaara. Meminta Gaara menyudahi aksinya.

Namun, tangan kanan Gaara justru beralih menahan belakang kepala Naruto. Sementara bibirnya memagut kasar belah bibir ranum Naruto bergantian.

Naruto yang berpikir bahwa Gaara akan semakin tertarik dengan perlawanannya pun akhirnya memilih diam tanpa merespon ataupun menolak.

Sejenak Naruto merasa berhasil begitu Gaara memutus ciuman.

Tapi kemudian, Gaara malah menggendong tubuh Naruto ke arah kamar, yang membuat Naruto memberontak.

Naruto mendorong bahu Gaara yang mengungkungnya di atas kasur, lalu menendang paha kanan Gaara, dan buru-buru berlari ke arah pintu.

"Naruto!" Gaara bangkit dan menahan pergerakan Naruto dengan merengkuhnya dari belakang.

"Kamu lupa saya bisa celakain Sasuke dan anak kamu kapan pun saya mau?!" Ancam Gaara.

Naruto mendengus, "Celakain Sasuke dan Obito kalau mau liat saya mati duluan!" Ancam balik Naruto yang membuat Gaara terdiam dengan sorot mata tajam-nya.

Sedari dulu Gaara memang tak pernah berubah, tak bisa melihat Naruto terluka atau tergores sedikit pun. Sayangnya, Gaara tak pernah sadar bahwa Naruto bukan hanya bisa terluka fisik. Batin dan perasaan Naruto telah terluka karenanya.

"Apa yang bikin kamu sebegitu cinta-nya sama Sasuke?" Tanya Gaara yang tak direspon oleh Naruto.

"Kalau aku yang ada diposisi Sasuke, apa kamu juga bisa mencintai aku seperti kamu mencintai Sasuke?"

"Selama kita menjalin hubungan dulu, apa benar rasa kamu ada untuk aku?"

"Atau aku hanya sekedar kamu jadikan tempat singgah sementara dan pelarian?"

"Terlalu mudah Naruto.. terlalu mudah dulu kamu meninggalkan aku dan berpaling ke Sasuke. Di pernikahan kita yang tinggal menghitung bulan, kamu pergi. Kamu menghianati aku. Kamu tahu dulu aku sehancur apa?"

Naruto melepas perlahan rengkuhan Gaara dari tubuhnya, lalu berbalik dan menatap iris jade yang terlihat menyimpan luka dan begitu banyak emosi.

"Ya, aku tau aku salah. Aku udah menghianati dan menghancurkan hati kamu."

Timeless [SASUNARU]Where stories live. Discover now