Chapter 25

2.7K 398 21
                                    

Freya mengigit kuku ibu jarinya dengan keras, semakin lama kukunya semakin pendek dan mengeluarkan darah. Meski begitu Freya masih mengigitnya. Dirinya risau, kenapa tidak mendapat kabar dari Ainsley. Pembunuh bayaran yang dia kirim juga tidak kembali.

“Aku sudah menyingkirkan Helen Albern, hanya tinggal Charta sekarang” Freya mulai mengumamkan sesuatu.

Dirinya masih mondar mandir didalam kamarnya.

Menyingkirkan Helen bukanlah perkara yang sulit, dirinya hanya mendoktrin pola pikir Helen dan itu berhasil. Hanya Chartarina penghalang terbesarnya untuk bersama Ainsley.

BRAK!

Pintu tiba tiba terbuka.

“Freya, apa yang kau lakukan?” Count Dempster masuk sambil membawa sebuah surat.

“Apa maksud ayah?” Freya bingung.

“PERINGATAN KORUPSI” Nada suara Count meninggi dan memperlihatkan surat ditangannya.

“Apa?”

“Duke Chevalier melakukan gugatan” mata Count dipenuhi dengan amarah.

“Tidak mungkin”

Freya menggelengkan kepalanya, harusnya Ainsley langsung pergi kesini kemarin dan bersamaku. Ini semua gara gara lacur itu. Chartarina sialan.

“Apa yang kau lakukan? Hah?” Count memegang bahu Freya dan mendorong kedepan kebelakang dengan keras.

“Ayah kau ingatkan, aku pernah bilang kalau aku akan menjadi Duchess. Jadi ak..”

“Tidak perlu, kau hanya perlu menjauh dari Duke.” Count melepaskan pegangannya.

“Apa? Tidak ayah” Freya tidak ingin siapapun mengambil Ainsley darinya.

“Aku tidak tau apa yang sudah kau lakukan pada Duke. Tapi aku minta kau berhenti.” Count menatap putri kesayangannya.

Count tidak mengerti alasan mengapa anaknya sangat ingin menjadi duchess. Dirinya tidak begitu mempermasalahkan, jika itu untuk kebahagiaan anaknya. Tapi karena itu hampir seluruh usahanya bangkrut.

Freya dulu adalah anak yang baik, namun ketika ibu dan kedua kakak perempuannya meninggal saat dirinya berumur 7 tahun. Freya berubah. Anaknya berubah menjadi semakin liar dan keras. Count tidak pernah mempermasalahkan itu selama anaknya bahagia, itu tidak apa apa. Karena Count merasa dirinya bertanggung jawab atas perasaan kehilangan freya. 

Count berusaha membuat Freya tidak kekurangan apapun, sebelum menjadi Count gelar yang disandangnya adalah Visscount. Jika dirinya memiliki gelar yang lebih tinggi anaknya juga akan dengan bebas melakukan apapun yang Freya inginkan.

“KENAPA? HAH? AYAH TIDAK MENYAYANGIKU” Freya lalu berteriak.

“Tidak, ayah menyayangimu” nada bicara Count melembut.

“AYAH BAHKAN TIDAK PERNAH BICARA DULUAN PADAKU. Hiksss, Ayah juga tidak ada saat Ibu dan Kakak meninggal.”

Count sangat sadar, dirinya tidak pernah menemani Freya ketika masa berkabung. Count selalu merasa bersalah selama hidupnya, karena itu dirinya merasa tidak pantas menemani Freya. Ia memilih memberikannya apapun yang anaknya mau dengan bekerja lebih keras. Count merasa gagal menjadi ayah, bisa bisanya tidak ada saat anaknya membutuhkan dirinya.
Seluruh ruangan penuh dengan isak tangis Freya.

Be a Healer [END]Where stories live. Discover now