19》Merpati

146 32 1
                                    


Imran tak mengerti apa yang membuat Alara sedikit berbeda lagi kali ini, tatapannya terus wanita itu buang setiap kali ia menatapnya. Ada apa lagi? Kali ini apa kesalahannya?

"Saya keluar mau dulu ya.. Ada yang mau di titipin lagi?"

Alara menggeleng, beralih turun dari ranjang berniat untuk turun menemui Ummi dan yang lain dibawah. Namun langkahnya tertahan kala suara Imran terdengar.

"Jilbab kamu"

"Dibawah kan gak ada orang lain Ustadz.."

Imran tak membalas, tubuhnya ikut beralih dan mengambilkan Jilbab milik wanitanya itu yang masih berada didalam lemari.

Bergo hitam dengan ukuran yang tak terlalu panjang itu Imran ambil, beralih mendekat pada Alara dan memakaikannya dengan perlahan disana. Senyumnya terus ia pasang, sangat berbeda dengan Alara yag masih diam tanpa membalas tatapannya.

"Lebih baik dipakai hmm?"

"Ustadz nanti gak usah beli bubur sumsum"

Kedua alisnya tertaut,
"Kenapa?"

"Alara udah gak kepingin"

"Anak saya gimana?"

Tatapan itu Imran dapati sebelum Alara berlalu meninggalkan dirinya, lantas hembusan nafasnya terdengar, tak mengerti kesalahan apa lagi yang ia perbuat sampai membuat Alara kembali seperti sebelumnya.























































































































"Roti bakarnya enak Ummi, Alara suka"

Sang Ummi tersenyum, beralih memberikan susu rutin itu untuk sang menantu. Senang jika Alara menyukainya, dengan itu ia tidak mengecewakan masakannya.

"Ummi, Alara mau tanya"

"Tanya aja sayang"

Senyum kecil Alara terlihat, memastikan tidak ada siapapun didapur selain mereka. Terlebih Salwa, ia tak ingin sehabat sekaligus adik Ipar nya itu mendengar. Bukan tak ingin, ia hanya menghindari hal seperti siang tadi kembali terulang.

"Ummi maaf kalau Alara lancang.. Alara mau tanya, apa Ustadzah Amira masih ada urusan lain sama Ustadz Imran? Maaf Ummi─"

"Shttt. Kenapa minta maaf? Kamu gak salah, wajar kalau kamu nanya gitu.."

Senyumnya Ummi berikah dengan tangan yang terulus mengelus lembut puncuk kepala sang menantu.

"Sejujurnya Ummi kurang tau soal itu, tapi kalau kamu mau, Ummi bisa tanya sama Abi"

Gelengan itu Alara berikan dengan cepat,
"Engga Ummi.. jangan kasih tau Abi, apa lagi Salwa.. Cukup Ummi aja, ya?"

Ia tak dapat menolak bukan?
"Ada masalah lagi?"

Alara tak membalas, namun dengan diam nya itu dapat ia simpulkan jika masalah itu kembali ada. Entah apa kali ini, ia juga lelah memberitahu sang anak untuk tidak melakukan apapun yang hanya akan membuat menantu nya kembali seperti ini.

"Pesan Ummi, setiap kali rumah tangga kalian dilanda masalah, usahakan bicarain semua dengan kepala dingin. Baik kamu ataupun Imran, kalian harus ada yang mengalah kalau kalian mau rumah tangga kalian bertahan lama"

"... nanti, sewaktu Imran pulang, kamu bilang semuanya baik-baik. Ummi gak bisa seterusnya ikut campur rumah tangga kalian.. Ummi juga gak bisa mengambil keputusan dalam masalah kalian, karena yang menjalankan rumah tangga kalian bukan?"

Because 51:49Where stories live. Discover now