40

1.1K 108 1
                                    

"Pi-Pikiranku sibuk. Aku sedang menunggu hadiah darimu. Gracia dan Anin sama-sama memberiku satu, dan mereka memberitahuku bahwa kamu biasanya memberi mereka hadiah ulang tahun juga jadi aku bertanya-tanya mengapa kamu tidak memberiku. Aku' maaf aku seharusnya tidak berasumsi karena kamu mengejarku sebelumnya, bukan berarti kamu masih tertarik padaku." Chika mengaku. Chika menyelipkan sehelai rambut ke belakang telinganya.

Shani merasa jantungnya berdebar kencang. Chika mungkin tidak menyadari bagaimana dia memiliki efek seperti ini pada Shani. Chika mungkin hanya cemburu karena temannya tidak memberinya hadiah tetapi memberikan hadiah kepada Anin dan Gracia. Shani tersenyum kecil. Hanya melihat Chika bertingkah seperti ini, memberinya lebih banyak harapan. Dia mungkin selangkah lebih maju untuk membuat Chika jatuh cinta padanya.

"Selamat ulang tahun," kata Shani sambil mengambil sesuatu di tasnya dan menyerahkannya kepada Chika.

Mata Chika melebar dengan alis terangkat ke atas. Dia mengulurkan tangan dan meraih kotak yang tampak elegan.

"Aku akan mengantarmu pulang. Kamu bisa membukanya di sana. Kamu tidak memanggil sopirmu kan?" Shani bertanya sambil meraih tangan Chika.

Chika menggelengkan kepalanya dan meraih tangan Shani. Mereka berdua masuk ke dalam mobil. Shani membuka pemanas. Dia merasakan udara hangat di sekujur tubuhnya. Shani tidak pernah menyukai udara dingin musim dingin.

Chika membuka kotak itu dan terkesiap. Ada lukisan indah tentang dirinya. Itu detail namun memiliki rasa getaran artistik. Ini memiliki nada warna merah muda dan keunguan yang digunakan untuk mewarnai kulitnya. Dia terlihat sangat cantik bahkan dia tidak bisa menandinginya. Apakah ini cara Shani melihatnya? Di sana dia melihat tanda tangan Shani.

"Kau melukis ini?" Chika bertanya, memandang Shani.

Shani merasa malu dan mulai bermain dengan rambutnya.

"Itu hanya hobi. Jangan bilang siapa-siapa. Bahkan keluargaku pun tidak tahu." Shani berkata dengan senyum malu-malu.

Chika merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Apakah itu karena Shani atau lukisan?

Dia juga melihat lilin beraroma yang berbau seperti vanila. Bukankah itu mirip dengan baunya? Parfum dan sabun yang dia gunakan? Telinga Chika menjadi merah memikirkan itu. Shani memang memperhatikan hal-hal tentangnya. Bagaimana tidak jika Shani mengejarnya. Apakah itu berarti Shani masih mengejarnya? Memikirkan hal itu membuat perutnya terasa aneh. Dia kemudian melihat sebuah kertas terlipat. Dia membukanya dan melihat sebuah puisi.

"Yessica Tamara."

Aku merasakan panah Cupid mengenai ku,

Saat kamu tiba-tiba tersenyum.

Aku merasakan ratusan bunga menjadi hidup,

Saat kamu tertawa di depan mataku.

Aku merasa aneh di dalam tubuhku,

Saat kamu menggenggam tanganku.

Aku merasakan semua yang belum pernah aku rasakan sebelumnya Seolah-olah kamu hanya melenggang di hatiku melalui pintu yang belum dibuka.

Aku merasakan emosi yang tidak pernah berani aku pedulikan

Seolah menunggumu untuk berbagi

Aku merasakan sesuatu mekar di dalam

Seolah menunggu perjalanan kita dimulai.

Demikian pula hilang di dalam hutan

Kamu menarik ku keluar dari kesusahan ku. Sekasar kulit pohon Perjalanan kita benar-benar berat. Kisah tentangmu dan perbuatanmu yang luar biasa. Aku akan menepati janjiku untuk mengejarmu,

Surat Cinta (yang salah) | Shani×ChikaWhere stories live. Discover now