Scotland Yard

827 119 26
                                    

Paula Corrigan - sahabat Theresa Despard - bertubuh langsing, tinggi, berkulit pucat dan rambutnya pirang kemerahan. Ia berlari-lari kecil memasuki Panti Asuhan St. Greal. Dan langsung memasuki ruang kerja Mrs. Despard. Ia lega melihat Mrs. Despard baik-baik saja, tidak kurang suatu apa.

"Oh... Theresa," kata Mrs. Corrigan sambil memeluk tubuh gemuk Mrs. Despard.

"Oh... Paula. Sangat mengerikan. Rasanya sungguh tak masuk akal. Untung kau datang, Paula. Aku sungguh ketakutan jika menghadapi masalah ini sendirian," kata Mrs. Despard terengah-engah. Keringatnya bercucuran lagi. Seperti itulah jika Mrs. Despard sedang kacau.

"Aku akan membantu segala kesulitanmu, Theresa. Oh iya, aku sudah menghubungi Scotland Yard. Maaf jika perbuatanku ini lancang, Theresa. Tapi ini yang terbaik untukmu. Mereka akan sampai di sini dalam beberapa menit lagi."

"Sungguh mulia perbuatanmu, Paula. Bisakah kau melihat keadaan Richard? Ia dirawat di Rumah Sakit St. Mary. Semoga aku dikaruniai keberanian untuk menghadapi Scotland Yard sendirian," Mrs. Despard tersenyum lemah saat mengatakannya. Sedangkan Mrs. Corrigan mengangguk singkat, lalu pergi ke rumah sakit.

Mrs. Despard melihat kepergian sahabatnya melalui jendela ruang kerjanya. Ia bangkit dari kursinya lalu berjalan tak tentu arah. Suasanan di sekitarnya sangat sunyi. Yang terdengar hanyalah bunyi detak jam dinding di ruang kerjanya. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di sepanjang koridor panti asuhan. Bukan hanya satu. Tetapi banyak. Ia merinding mendengarnya dan ia tahu siapa yang datang. Scotland Yard.

Keringat Mrs. Despard bertambah deras. Ia cepat-cepat keluar dari ruang kerjanya untuk menyambut para tamunya. Mrs. Despard memandangi mereka satu persatu. Pandangannya terhenti pada lelaki setengah baya yang berdiri paling depan.

"Bonjour, Madame Theresa Despard. Kami datang ke sini atas informasi yang diberikan oleh teman Anda, Madame Paula Corrigan, kalau tidak salah. Dan kami, Scotland Yard, akan menangani kasus ini," kata lelaki setengah baya itu. Wajahnya sangat ramah dan berwibawa.

"Bonjour, Monsieur. Ah ya, peristiwa ini sangat mengerikan dan membuat saya bingung," jawab Mrs. Despard dengan gugup. Dahinya mengernyit saat memandangi lawan bicaranya.

"Baiklah Madame, kami akan menuntaskan masalah ini semampu kami. Oh ya, saya Inspektur Thomas Cruizzes. Seperti yang Anda pikirkan, saya bukan orang Inggris. Saya berasal dari Prancis. Saya akan memulai penyelidikan hari ini juga. Dan kawan saya, Opsir Robert Carpenter, yang akan menanyai beberapa pertanyaan rutin."

"Pardon Monsieur, apakah perlu sampai diadakan penyelidikan?" kata Mrs. Despard heran.

"Sesuatu yang sepele akan menjadi tragedi besar, Madame. Dan kami akan mencegah tragedi besar itu terjadi. Bisakah kami memulai penyelidikan sekarang, Madame?" tanya Inspektur Cruizzes dengan tegas. Bahkan bisa dibilang itu seperti perintah, dan bukan pertanyaan.

Mrs. Despard hanya mengangguk singkat sebagai jawabannya. Kerutan di bawah mata Mrs. Despard kentara sekali. Ia terlihat jauh lebih tua daripada hari-hari sebelumnya. Kejadian ini merupakan beban yang berat bagi Mrs. Despard.

~ Murder In St. Greal ~
W. S.

Murder In St. GrealWhere stories live. Discover now