Korban Selanjutnya

612 101 24
                                    

Pagi ini bukanlah pagi yang menarik seperti sebelumnya. Awan hitam yang pekat dan bergerombol bergerak perlahan-lahan. Sekumpulan burung gagak hitam berputar-putar tanpa arah di langit. Kicauan burung-burung tersebut seperti sedang menyenandungkan sebuah lagu kematian.

Kabut tipis menyelimuti jalan raya dan pepohonan di sekitarnya. Angin dingin yang berhembus serasa menusuk kulit.

Jalan raya kini terlihat begitu sepi. Orang-orang takut untuk keluar dari rumah karena mereka berpikir bahwa awan hitam pertanda hujan deras atau badai. Mereka lebih memilih meringkuk di balik selimut, meminum secangkir cokelat panas ataupun duduk di depan perapian. Begitu juga dengan Inspektur Cruizzes dan Opsir Robert yang menikmati sarapan mereka di depan perapian.

Inspektur Cruizzes menggeser duduknya sedikit dan memandang ke luar jendela. Ia memandang ke luar jendela dengan perasaan gelisah. Sedangkan Opsir Robert tetap tenang pada kursinya.

Pemandangan di depannya bukanlah pemandangan yang menarik untuk dilihat. Hanya jalan raya yang sepi dan dipenuhi dengan kabut tipis. Opsir Robert menarik napas kasar karena merasa bosan.

"Cuaca di luar terlihat buruk sekali, Robert," kata Inspektur memecahkan keheningan. Matanya masih terpaku pada pemandangan di depannya.

"Benar, Inspektur. Ada baiknya kita jangan keluar dari penginapan untuk sementara waktu," jawab Opsir Robert.

"Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi di St. Greal," Inspektur Cruizzes menarik napas panjang lalu memulai menyantap sarapannya.

Opsir Robert memandangnya dengan wajah aneh lalu beralih pada menu sarapan Inspektur Cruizzes. Roti tawar, marmalade dan secangkir teh hangat dengan susu, hanya itu yang dimakan oleh Inspektur.

Menu sarapannya lebih banyak dari Inspektur. Ada telur goreng, sosis, jamur, kacang, black pudding dan secangkir teh hangat.

"Keadaan di sana akan baik-baik saja, Inspektur. Kita akan ke sana setelah cuaca membaik. Anda hanya makan itu saja, Inspektur?"

"Seperti yang kau lihat, Robert," Inspektur Cruizzes hanya mengangkat bahunya tidak peduli.

Opsir Robert mendengus kecil. Bagi dirinya, roti tawar dengan marmalade saja tidak cukup untuk sarapan. Setelah itu tidak ada lagi yang berbicara di antara mereka. Hanya suara dentingan alat makan saja yang terdengar.

Suara dentingan alat makan seketika terhenti oleh suara ketukan pintu. Kedua orang tersebut menajamkan penglihatannya seakan ada sesuatu yang tidak diduga muncul dari balik pintu.

"Permisi Tuan-Tuan, maaf menganggu sarapan Anda. Apakah Anda punya rencana untuk pergi ke luar hari ini? Jika ada, saya sudah menyiapkan taksi untuk Anda berdua," tanya seorang laki-laki setengah baya yang mengenakan seragam pelayan.

Inspektur Cruizzes memandangi Opsir Robert untuk meminta persetujuan lalu melihat ke arah jalan raya sekilas.

"Tapi, cuaca di luar masih buruk. Walaupun kabutnya sudah tidak setebal tadi," kata Inspektur yang terdengar seperti bisikkan.

"Tenang saja, Tuan. Lagipula jalan raya di sini tidak ada yang berlubang, jadi Anda tidak perlu khawatir. Tapi jika Anda menolak, tidak masalah. Saya akan menawarkannya pada penyewa kamar yang lain," jawab pelayan itu.

"Baiklah. Siapkan taksinya. Kami akan turun 5 menit lagi."

"Baik, Tuan. Dengan senang hati. Permisi," pelayan itu tersenyum hangat dan membungkukkan tubuhnya. Lalu keluar dari kamar yang disewa Inspektur Cruizzes.

Mereka segera menyelesaikan sarapan mereka dan bersiap-siap. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam. Inspektur Cruizzes tak henti-hentinya mengubah posisi duduknya karena merasa gelisah. Ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres yang menunggunya.

Sesampainya di gerbang Panti Asuhan St. Greal, Inspektur membuka pintu taksi dengan kasar lalu cepat-cepat berlari memasuki panti asuhan. Opsir Robert hanya menggelengkan kepalanya dengan lucu sambil memberikan selembaran uang poundsterling kepada supir taksi.

"Maaf Tuan, tapi bayaran taksi sudah termasuk ke dalam uang sewa kamar Anda," kata supir taksi itu dan tersenyum.

"Baiklah. Anggap saja sebagai bonusmu karena telah mengantar kami ke tempat tujuan dengan selamat," balas Opsir Robert juga disertai senyuman khasnya.

"Terima kasih, Tuan. Sungguh Anda baik sekali," kata supir taksi tersebut. Lalu ia dengan taksinya pergi dan menghilang ditelan tebalnya kabut.

Opsir Robert langsung menyusul Inspektur Cruizzes. Dahinya mengernyit karena banyak orang yang berkumpul di ruang tunggu panti asuhan. Sebagian dari mereka ada yang menangis dan sebagian lainnya berteriak-teriak ketakutan. Karena tidak tahu apa yang terjadi, ia bertanya kepada salah satu anak yang ikut berkumpul di situ.

"Permisi, nak. Apa yang telah terjadi di sini?"

"Sangat mengerikan, Tuan. Maria Beresford ditemukan tergeletak di dapur. Wajahnya pucat dan bibirnya berwarna biru-keunguan, Tuan."

'Diracun...,' batin Opsir Robert.

"Jika Tuan ingin melihatnya, Anda tinggal belok ke kanan saja. Dapur letaknya di ujung sana," kata anak itu.

"Terima kasih, nak."

Opsir Robert berlari menyusuri lorong dan masuk ke dapur. Terdapat seorang anak perempuan tergeletak di lantai. Dan banyak pecahan gelas di sekelilingnya. Opsir Robert mendekati mayat anak perempuan tersebut dan mendekatkan hidungnya ke mulut anak itu.

"Bau almond. Kalium Sianida," seru Opsir Robert dengan lantang.

"Tewas sekitar 12 jam yang lalu. Tim forensik akan segera mengautopsi mayatnya, untuk memastikan waktu kematian anak ini," sambung Inspektur Cruizzes.

Mata Inspektur tak sengaja menemukan Mrs. Despard. Inspektur Cruizzes mendekati Mrs. Despard yang berdiri tidak jauh darinya.

"Siapa yang pertama kali menemukan mayatnya, Madame?" tanya Inspektur Cruizzes.

"Re-Rebecca Walgrave, Inspektur."

~ Murder In St. Greal ~
W. S.

Hai, maaf banget updatenya telat :( soalnya waktu itu UTS, abis UTS nenangin otak dulu karena otak lagi kena alergi Matematika :v.

Alhamdulillah nilai UTS memuaskan, kecuali MTK :v tiap ngeliat guru MTK atau buku paket MTK bawaannya pengen ngebakar gitu aja wkwk.

Tadinya sih pas di sekolah udah niat nulis part ini, tapi tiba-tiba ketemu pangeran di kantin setiap mau istirahat jadinya blank gitu aja dan-
Oke cukup -,,- ane mulai ngaco.

Kebetulan sekarang sekolah lagi libur, yeayy XD

Kepsek: "Palelu libur -__- belajar di rumah. Mamam tuh libur."

"Iye, Bu *sensor* -__-"

Oh ya, btw baca ceritaku yang Mystery Story Collection. Cerita itu kubuat setelah dengerin lagu-lagunya Avenged Sevenfold.

Murder In St. GrealМесто, где живут истории. Откройте их для себя