why you ?

2 0 0
                                    

Siapa yang bisa maju kedepan sekarang saya kasih nilai diatas 90" Ujar Miss  didepan kelas. Adit langsung mengacungkan tangannya tanpa ragu menunggu dipersilahkan kedepan kelas.

"Ya silahkan maju kedepan Adit!"

Adit maju kedepan kelas membawa gitar coklat tua ditangannya. Mata Arel hanya tertuju pada punggung yang kian menjauh menuju depan kelas. Dia mengambil bangku duduk lalu menyilangkan kakinya dan meletakkan gitar coklat tua diatas pangkuannya. Perlahan tangannya mulai memetik gitar dengan alunan nada yang sangat merdu. Belum pernah Arel dengar suara seindah ini sebelumnya. Senyum tersimpul diwajahnya sambil fokus ke petikan jarinya. Arel menatapnya sampai nada terakhir yang dia lantunkan diiringi dengan tepuk tangan teman-teman sekelas. Dia membungkukkan badannya. Lalu kembali menyusuri jalan menuju bangku tempat duduknya.

"Waaah Dit... keren Dit" Kata Nene

"Ajarin gue dong Dit!" Kata Lia

"Dit lo emang jago Dit! Boleh dong diajarin!" Kata cewe-cewe lainnya

Arel mendengar cewek-cewek sepanjang perjalanannya ke tempat duduk bersahut-sahutan yang membuatnya kembali sadar. Orang se- perfect Adit siapa sih cewek yang gak bakal klepek-klepek. Rasa insecure mulai menghantuinya dan perlahan mulai menjatuhkannya. Dia menunduk lesu sambil terus mencoba memetik gitar biru yang dibawanya dari rumah sambil melihat kertas yang berisi petunjuk kunci gitar diatas meja. Gitar yg dipangkuannya kini dipetiknya kasar tidak selembut Adit memainkannya. Akhirnya dia menyerah dan meletakkan gitar itu kini dibelakang kelas. Dia kembali ke tempat duduknya. Lalu menyandarkan tangannya diatas meja. Sekarang dia mulai overthinking. Bahkan dia tak tau siapa wanita yang menyukai Adit. Baginya cewek yang menyukai Adit itu pasti lebih dari dirinya.

"Rel... "Ada orang yang menggoyangkan bangkunya dari belakang.

"Hmm ..."

"Bagus ga Rel ...?" Arel langsung menoleh kebelakang.

"Eh iyaa Dit ..?"

"Bagus ga gue mainnya ?" Tanyanya.

"Bagus kok bagus ..." Jawab Arel berusaha tenang.

Lo yang kayak begini Dit yang buat gue bertahan. Gue bingung Dit, apa gue harus ngasih tau mereka atau tidak. Yang gue tau, mereka juga ga bakal bisa apa-apa Dit. Lo temen gue. Gue ga bisa bayangin gimana awkward nya kita ketika lo tau gue udah ada rasa. Lo menjauh adalah hal yang paling gue takutin Dit. Gue orang yang terlalu kaku, terlalu penakut. Biarin gue dengan bagian gue suka sama lo diem-diem. 

Your Secret Admirer DiaryWhere stories live. Discover now