part 1

294 22 4
                                    

" Arigatou" berujar

" Arigatou" membatin

"Arigatou" tulisan sasuke

>

>

>

>

>

>

Byurrr

Lagi dan lagi sasuke dibangunkan dengan guyuran air, tatapan sinis dan hardikan sudah menjadi makanan sehari hari bagi dirinya.

Tidak ada lagi, suara lemah lembut serta goncangan pelan ditubuhnya, semuanya lenyap tak berbekas sedikitpun, seolah perhatian dan kasih sayang yang pernah sasuke dapatkan hanya sekedar mimpi yang singgah.

" Bangun kau anak tidak tau diuntung" lihat, ibunya pun berucap seolah ucapannya tidak akan menyakiti batin sasuke.

" Ibu untuk apa ibu bangunkan anak cacat itu, ibu hanya buang buang waktu saja, aku hampir telat dan aku belum sarapan." keluh itachi memandang benci adik yang dulu sangat ia sayangi.

" Kau benar itachi, maafkan ibu ya sayang" jika sasuke menerima tatapan kebencian lain halnya dengan itachi yang ditatap penuh kasih sayang.

Sasuke terus memandangi kepergian sang ibu dan kakaknya dengan pandangan miris, hingga keduanya tak terlihat lagi barulah sasuke mengalihkan pandangannya.

Andai kejadian itu tak terjadi.

Andai dirinya tak bisu.

Andai dirinya dapat menjelaskan kejadian itu.

Andai dirinya.....

Ah, hanya kata andai saja tak dapat merubah semuanya kan? daripada berandai andai dengan tak jelas, sasuke memilih bersiap untuk pergi kesekolahnya, walau nanti yang menyambut harinya bukanlah kesenangan... namun bullyan? ...ntahlah.

****

Baru saja sasuke melawati gerbang masuk, sudah banyak yang memandangi sinis dan jijik kearahnya. Lebih parah lagi saat sasuke menginjakkan kakinya dikoridor kelas, kiri kanan nya sudah bagaikan pasar malam.

"lihat deh, dia ngga tau malu banget, masih aja berani dateng kesekolah"

"cih anak menjijikan seperti dirinya kenapa ngga mati aja si"

"kau benar, bahkan keluarganya aja udah ngga menganggap dirinya"

" dasar pelacur"

"bitch..."

"nama sekolah ini pasti akan tercemar olehnya"

"udah cacat, ngga tau malu lagi"

" huss kau ini, kalau terdengar olehnya bagaimana"

Itu yang mereka sebut dengan berbisik? anak kecil saja tau yang mana berbisik dan berucap keras. Beginilah keseharian sasuke, dilempari oleh kata kata menyakitkan, bahkan ada yang sampai melempari dirinya dengan sampah atau tomat busuk, ntah dari mana para siswa itu mendapatkannya.

" terkadang aku berharap untuk tuli juga" batin sasuke berujar lirih.

tak ingin telinganya semakin panas dan batinnya semakin tergores luka, sasuke mempercepat jalannya. Tapi sepertinya hari ini hari kesialan bagi sasuke, ia tak sengaja menabrak orang didepannya.

" KAU BUTA!"

"ah bodohnya kau sasu" sasuke merutuki dirinya yang benar benar ceroboh, kenapa ia melamun coba.

" JAWAB KALAU ORANG BERBICARA BODOH"

"ck, kau lupa kalau dia bisu huh" ujar neji dari samping kanan, memperhatikan sasuke dengan tatapan menjijikan.

Tanpa aba aba orang yang ditabrak sasuke menarik rambut panjang berwarna navy milik sasuke.

"ummmm.."

" berucap dengan jelas bisu, aku tak akan mengerti dengan gumaman bodohmu" perkataan orang itu menuai gelak tawa disepanjang koridor.

Tanpa belas kasih sedikit pun orang itu mendorong sasuke hingga menabrak dinding, tarikan dirambut sasuke pun terlepas dan meninggalkan beberapa helai warna navy ditangan pemuda itu.

" kurasa kau harus men-sucikan tanganmu itu" ujar sai seperti melihat najis.

" kau keterlaluan sai" neji berujar sedih namun suara dan raut wajahnya berbanding terbalik.

Tidak ada yang berniat membantu sasuke yang masih tertunduk lemas memegangi kepala dan punggungnya yang terasa begitu sakit.

"Neee, kenapa kau harus bernafas sih, kenapa tidak lenyap saja...... ho aku ingat kau harus tetap bernafas supaya merasakan penderitaan yang sama seperti DIA"

"UZUMAKI NARUTO" panggilan penuh penekanan pun menghentikan tindakan pemuda itu untuk kembali menarik rambut sasuke.

yap pemuda itu, Uzumaki Naruto, sahabat sekaligus orang yang sasuke cintai. Sahabat yang selalu ada disamping sasuke, itu dulu sebelum kejadian itu terjadi. Menyedikan ..

" Ck kau menganggu saja ketua osis" dengan santainya Naruto menatap orang yang menghentikan kesenanganya.

" kau keterlaluan Naruto, kau tau bahwa pembuliyan itu dila__"

" stop, jangan sok mengguruiku garaa, ini masih pagi dan telingaku tak mau mendengar ceramah membosankan mu" ujar Naruto santai

" kau berlebihan sekali garaa, padahalkan kita hanya bercanda"

" berlebihan kau bilang!" tak memberikan neji kesempatan melanjutkan perkataannya garaa kembali berucap " rambut yang rontok, kepala yang tergores, punggung yang memar. itu yang kau bilang bercanda, kau juga seorang gadis neji tapi kau malah membuli gadis lainnya!" tutur garaa membuat neji berdecih dan memandang sasuke semakin benci.

Sebelum kembali memanas, sasuke menarik pelan celana garaa, membuat perhatian garaa teralih sepenuhnya pada sasuke. Sebelum ia berjongkok didepan sasuke, garaa menyuruh Naruto, sai, neji serta murid yang sedari tadi menonton pembulian itu untuk bubar.

Dan itu sukses membuat tangan Naruto terkepal kuat sebelum berbalik pergi dan yang lainnya hanya menatap menjijikan pada sasuke terkusus neji yang tak terima akan perilaku sang kekasih pada gadis cacat itu.

" kau tak apa sasuke?" pertanyaan bernada datar pun mengalun dengan lembut dari garaa, tanpa menunggu lama sasuke langsung mengambil buku ditasnya dan menulis dengan tergesa.

"aku baik baik saja, terimakasih sabaku-san" garaa hanya tersenyum tipis membaca tulisan rapi sasuke.

" baguslah kalau begitu,masuklah , bel akan segera berbunyi." ujar garaa singkat sambil membantu sasuke berdiri. Sekali lagi sasuke berterimakasih dengan sedikit membungkukkan badannya.

_______

the wound --NarufemsasuWhere stories live. Discover now