part 3

207 11 2
                                    

" Arigatou" berujar

" Arigatou" membatin

"Arigatou" tulisan sasuke

>

>

>

>

>

>

" Bisakah kau berhenti mondar-mandir kiba"

Nada malas pun terdengar dari bibir tipis Shikamaru, menatap malas sang ketua komite kedisiplinan yang sedari tadi cosplay menjadi setrika, mondar-mandir tak menentu.

" Bagaimana aku tak khawatir Shika, kamu tau kan dia..." Kiba tak sanggup untuk berucap, ia takut apa yang ia pikirkan malah akan terjadi.

Shikamaru hanya memutar malas matanya, ia tau apa yang dipikirkan Kiba. Dirinya juga khawatir bukan hanya Kiba yang begitu mencemaskan keadaan Sasuke, namun ia berusaha tetap tenang karena hanya itu yang dapat mereka lakukan.

" Mendokusai na, aku tau kau khawatir tapi kau tidak seharusnya berjalan kesana kemari. Yang ada kau yang tumbang karena pusing. "

Mendengar lontaran panjang dari pacar cantiknya, Kiba tersenyum teduh, baru kali ini pacarnya itu berbicara panjang lebar meski nada malas masih begitu kentara dari ucapannya.

" Kenapa kau senyum senyum ha! Kerasukan" Seketika wajah Kiba kembali datar mendapat ujaran sinis.

"haaa kemana perginya pacar manisku tadi" Batin Kiba merana.

Lama dengan adu mulut tak jelas, pintu putih yang sedari tadi tertutup terbuka perlahan menampakan sosok dokter yang mereka tunggu. " Bagaimana dok. "

Melihat raut wajah kedua orang didepan nya sang dokter menghela nafas pendek. " Keluarga Uchiha Sasuke? "

" Keluarganya dalam perjalanan dokter"

"Ba bagaimana keadaan teman kami? Dia baik baik saja kan dok, dia tidak apa apa kan? " Pertanyaan panjang Kiba mendapat pukulan gratis.

" Saya akan bicarakan kalau keluarga pasien telah datang. " Putus dokter pergi dari hadapan mereka, namun langkah dokter terhenti ketika Shikamaru berdiri menghadang.

" Kami harus tau bagaimana keadaannya!, kami teman dan keluarganya! " Tekan Shikamaru serius.

"Tidak bisa_"

"Tentu saja bisa, kami adalah orang terdekat nya bagaimana mungkin kami tidak boleh mengetahui apa yang terjadi pada adik kami, kau tidak menyembunyikan sesuatu kan dokter." Ujar Kiba tajam dan datar.

" Baiklah, ayo keruangan saya"

Tak lama setelah kepergian mereka seseorang muncul, masuk kedalam ruang inap Sasuke. Menatap teduh wajah cantik kurus yang dulunya tembam.

Mengelus pelan rambut reven yang menjuntai disamping kepala Sasuke. Namun sejurus kemudian mata yang begitu lembut berubah tajam, seakan akan akan melenyapkan siapa pun dengan tatapan itu.

Merasa waktunya berkunjung terlalu lama, ia segera bangkit meninggalkan Sasuke yang masih tidak sadarkan diri. Dicium lembut kening halus itu, sambil meremas halus tangan Sasuke.

" Cepatlah sadar, karena kau belum boleh mati. "

.
.
.
.
.
.
.
.

Saat ini Kiba dan Shikamaru mematung, menatap tak percaya dengan apa yang dikatakan Dokter. Mereka merasa telinga mereka bermasalah, namun mau berapa kalipun mereka bertanya penjelasan dokter tetap sama.

Dengan pelan Shikamaru mendudukkan diri disamping ranjang Sasuke, mengusap pelan tangan yang dipasangi infus itu.

" Hey, ayo bangun" Ucap Shikamaru pelan.

Nada yang biasanya terdengar malas itu sekarang terasa bergetar menyedihkan. " Sa Sasu ayo bangun... "

Hening tak ada tanggapan dari Sasuke yang masih betah tertidur. " Ayo bangun.... Hiks... Hiks..... Sa.. Sasuuuu... "

Airmata yang sedari tadi ditahan pun luruh tanpa pertahanan, Shikamaru terisak perih menggenggam tangan pucat itu semakin erat.

" Hiks... Bangun... " Tak kuasa melihat kekasih hati menangis, Kiba menarik pelan tubuh rapuh di hadapannya itu. Membiarkan Shikamaru menagis di pelukannya tak peduli meski bajunya basah pun.

Lima belas menit terlewat dengan suara isakan Shikamaru." Hey Shika, sudah jangan menangis lagi, kau tak kasian melihat Sasuke bersedih melihatmu yang sedih hm" Ujar Kiba menenangkan

" Kau.. Kau dengarkan kata dokter.. A apa yang harus kita lakukan Kiba. Aku tak ingin kehilangannya hiks... "

" Yang harus kita lakukan adalah tetap disamping Sasuke, memberinya semangat dan menunggunya sadar. Percayalah pada Sasuke oke, dia pasti sadar, pasti. " Dengan pelan Kiba menghapus air mata di pipi halus itu, meski ia sendiri tak yakin dengan ucapannya tapi yang penting Shikamaru tenang terlebih dahulu.

Sebenarnya Kiba juga ingin menumpahkan kesedihan nya karena perkataan dokter tadi, tapi ia tak bisa membiarkan Shikamaru dan Sasuke melihatnya ikut sedih, ia yakin Sasuke akan baik baik saja. Iya baik baik saja. Iya kan?

"Kau akan baik baik saja kan Sasu, iyakan? "

___________________________




















Maaf ya kalau aku upnya lama dicerita ini.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the wound --NarufemsasuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang