Chapter 0.4 | Gelang

181 15 1
                                    

"Dia ... Menurut gue menarik. Walaupun punya kekurangan, dia gak takut buat ngelawan semua hinaan dari orang lain,"

-Zalfa Kinara Allarik

💅💅💅

Raja, laki-laki itu masih nyaman di posisi tidurnya. Tak ada niatan untuk bangun, karena, posisinya sangat nyaman untuk sekedar membuka mata. Tidurnya nyenyak saat selesai menangis dan bangun untuk makan lalu kembali rebahan.

Casia mendatangi kamar anaknya, lalu membuka gorden jendela untuk memberikan matahari celah agar bisa masuk dan menyinari kamar Raja.

"Argh ..." Geram Raja pelan, ketika sinar matahari mulai menusuk matanya.

"Raja, ayo bangun- eh." Casia terperanjat saat melihat penampilan Raja.

Mata Raja terlihat sembab dan kantong matanya sangat terlihat. Casia menghampiri Raja dan mengguncang bahu anaknya pelan.

"Raja ... Kamu kenapa, Nak?" Raja perlahan membuka matanya malas, mendengar suara Casia di dekat telinga sekaligus sinar matahari yang menusuk mata.

"Hm? Aku ga papa, Ma," jawab Raja parau. Suara Raja terdengar berat, khas orang baru bangun.

"Coba bangun dulu." Raja bangun dari posisi tidurnya, duduk di tepi kasur, mulutnya menguap tanda masih mengantuk. Raja mulai mengumpulkan nyawa agar lebih jelas mendengar semua yang di ucapkan oleh Casia.

"Kenapa, Ma?" tanya Raja.

"Mata kamu kenapa sembab? Kamu nangis?"

"Enggak, Ma. Siapa yang nangis?" bohong, Raja berbohong. Siapa yang mengira laki-laki seperti Raja bisa menyembunyikan rasa depresinya di hadapan mamanya sendiri.

Bukan tanpa alasan, dia menyembunyikan itu agar Casia tak terlalu khawatir dengannya. Segala usaha yang dilakukan oleh mama dan papanya sudah lebih dari cukup, mulai dari mengatasi bully an yang terjadi pada dirinya dari SD sampai pindah SMA setiap enam bulan karena ketidak cocokan dirinya berbaur dengan sekitar.

"Terus, kalau gak nangis kenapa matanya sembab?" tanya Casia.

"Daripada Mama nanya, kenapa mata aku sembab, lebih baik Mama siapin sarapan aja. Aku mau mandi dulu, takut terlambat. Aku mandi dulu ya? Aku sayang Mama."

Cup!

Raja mencium pipi Casia lalu berlalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Suara gemericik air yang jatuh ke lantai kamar mandi mulai terdengar, Casia masih terduduk di kasur Raja dan termenung.

'Ada apa dengan Raja sebenarnya? Seperti ada hal yang di sembunyikan,' batin Casia.

Casia menggelengkan kepala untuk menepis segala hal negatif yang terus terbayang di pikirannya. Casia merapikan tempat tidur anaknya sebelum benar-benar keluar dari sana.

"Raja!! Nanti habis siap-siap, langsung keluar untuk sarapan ya? Mama tunggu di ruang makan," seru Casia di depan kamar mandi.

"Iya, Ma!" jawab Raja, dari dalam kamar mandi.

Casia keluar dari kamar Raja dan menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya. Beberapa menit berlalu, Raja sudah selesai dengan ritual mandinya, keluar hanya dengan celana pendek dan telanjang dada. Handuk yang tadi dia bawa sudah tergantung di leher dengan air yang perlahan menetes dari rambut yang basah.

Raja Brawijaya Where stories live. Discover now