6. Junkyu itu penguat juga

574 121 7
                                    

Setelah keadaannya membaik walau belum sepenuhnya Junkyu tidak akan membiarkan sebagian dari waktunya terbuang sia-sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah keadaannya membaik walau belum sepenuhnya Junkyu tidak akan membiarkan sebagian dari waktunya terbuang sia-sia. Ia masih punya banyak waktu untuk bahagia dan kini ia habiskan seorang diri sambil berjalan-jalan sebentar.

Padahal dia tahu pasti akan di larang. Tapi karena rasanya menyia-nyiakan kesempatan tidak baik, Junkyu akan memaafkannya.

Jihoon tidak tahu karena anak itu tidak di ajak bersama, sedangkan Hyunsuk ia sibuk akan pekerjaannya sebab sekarang hanya dia menjadi pengganti sang papa.

Dia tidak sempurna hanya sedang memakasan diri untuk menjadi sedemikian.

Binar miliknya yang indah terus mengedipkan mata itu dengan sangat lucu dan sesekali tersenyum jika bertemu dengan seseorang meskipun ia tidak mengenalinya, Junkyu terlahir untuk menjadi anak yang periang dan ramah namun sosoknya seringkali di kasihani. Junkyu benci jika seseorang hanya menatapnya sebagai manusia yang rapuh padahal mereka juga tidak sama bedanya dengan Junkyu.

Entah kenapa seolah-olah sekian banyaknya orang-orang yang berada di hidupnya. Akan lebih memilih menghakiminya.

Kerapuhan itu adalah titik di mana ia akan di pandang rendah. Hanya karena dia penyakitkan bukan berarti dia tidak punya pertahanan. Junkyu bisa melakukan apa saja, dia masih kuat sebab pertahanannya pun seimbang dengan manusia lainnya. Hanya karena dia sakit saja, pandangan orang-orang kepadanya berbeda.

Junkyu menghentikan langkahnya tepat pada sebuah jembatan yang terbentang luas antara sungai han itu, ia menatap seseorang di dekatnya yang seperti sudah siap untuk terjun ke bawah sana. Dia selayaknya yakin jika jatuh ke bawah sana akan mengakhiri segalanya. Apakah caranya memandang dunia itu berbeda? Sehingga kematian menurutnya sangat menguntungkan.

Aliran yang tenang tidak mungkin menjadi tempat yang menenangkan pula, jatuh ke bawah sana pasti akan segera mati karena cakupan oksigen tidak akan ada sama sekali.

Tidak ada gunanya menjelaskan beberapa hal mengenai kebenaran. Karena mereka akan menganggapmu berbohong, dulu Junkyu pernah ada di posisi itu. Yang menyebabkannya ingin sekali mati. Tapi lama-kelamaan dia berpikir, hidup itu berharga sekali jika di akhiri dengan kematian.

"Dunia ini kejam tapi seenggaknya bertahan sama apa yang sudah di takdirkan. Tapi hari ini aku menemukan seseorang yang ternyata tak mensyukuri kenikmatan hidupnya," ucap Junkyu tatapan matanya mengarah pada seorang pemuda yang kini juga menatapnya balik. Dia mengatakan sesuatu yang menurutnya perlu untuk dikatakan.

Namun, pamuda tersebut hanya diam dan masih duduk di tiang pembatas. Mungkin dia sedang mempertimbangkan, apa seharusnya terjun atau tidak sama sekali.

"Mau terjun sekarang? Yakinkan padaku jika kau tidak langsung mati," ucapnya sekali lagi dengan tersenyum miring.

"Apa pentingnya untukmu jika aku mati? Aku sudah muak dengan hidupku!" sentak pemuda tampan itu, air matanya mengalir deras pada kedua pipinya. Barangkali dia pun sudah menahannya sedari tadi.

Slowmotion[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang