epilog

645 101 2
                                    

Tatapan mata Jihoon yang kosong pada sorot senja yang ia saksikan hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tatapan mata Jihoon yang kosong pada sorot senja yang ia saksikan hari ini. Junkyu sudah pergi ia pasti bahagia sebab telah memutuskan apa yang selayaknya di dapatkan. Ini juga sebuah keadilan, Junkyu tidak boleh terlalu sering merasa sakit.

Namun, bagi Park Jihoon yang ditinggalkan sebelum sempat membahagiakannya. Perasaan bersalah dan penuh akan penyesalan membuat Jihoon marah pada dirinya sendiri. Dia benar-benar banyak kehilangan kesempatan terbaik dalam hidupnya, tapi setidaknya di detik-detik terakhir Kim Junkyu. Dia masih bisa berada di dekatnya kala itu.

Air matanya berlinang membasahi pipinya yang mulus, seseorang duduk di dekatnya sambil menunjuk ke arah senja. Yang sudah pasti mengingatkannya akan seseorang yang sangat menyukai senja tersebut.

"Senja itu cantik aku pikir senja memang indah, jadi kangen sama kak Junkyu," ucapnya tersenyum saat memperhatikan senja di atas sana.

"Sedangkan aku merindukan Kim Junkyu."

"Kalian kenapa memikirkan dia yang sudah tiada?" Tanya Jihoon pada dua orang yang berada di sisi kanan dan kirinya. "Aku ingin sekali melupakannya.

Kedua orang tersebut saling menatap satu sama lain kemudian tersenyum sembari menatap senja lagi. Tidak layak jika sosoknya harus terlupakan, dia orang baik maka sekalipun dia tiada kehidupannya masih sempat terasakan kehadirannya.

"Kak Junkyu, aku merindukanmu!"

Jihoon langsung menepuk pundak oknum yang berujar demikian. "Kenapa kau berteriak Haruto?

"Karena aku memang ingin melakukannya," balas Haruto dengan santai sekali seakan-akan tidaknya tidak salah barusan.

"Park Jihoon, aku Yoshinori."

Pemuda Yang sedari tadi memperhatikannya ternyata Yoshinori. Tapi, untuk apa juga ia melakukan hal tersebut? Mereka bahkan tak saling mengenal dekat atau malah Yoshinori saja yang lebih mengenalnya.

Setahu Jihoon dia itu kakaknya Haruto yang sudah koma tiga tahun. Tapi dia tidak mengenalinya sama sekali, tak akan pernah dan kemungkinan ini keanehan yang dia temui hari ini.

"Kau kenal namaku dari mana? Haruto yang memberitahunya?"

"Nggak kok," sahut Haruto mengeluarkan camera nya untuk mempotret pemandangan di sore hari.

Berbeda dengan Yoshinori atau lebih sering di panggil Yoshi itu segera duduk berhadapan dengan Jihoon. Senyumannya manis sekali Jihoon rasa seperti ada jiwa yang masih hidup kali ini.

"Aku ingat Junkyu pernah bilang kalo kau itu seumuran denganku. Jihoon, ayolah jadi temanku."

Permintaan yang begitu aneh untuk didengar oleh runggu Park Jihoon, ia sebelumnya tak mengenali Yoshinori namun dengan mudahnya pemuda itu memperkenalkan diri dan mengajaknya berteman. Sejak mengenal Junkyu, Jihoon akui ia jarang bergaul dengan siapapun lagi mungkin itu yang menjadi penyebab kenapa ia tak bisa dekat dengan siapapun.

Namun, harapan Junkyu sebelum ia mati ia ingin sekali melihat orang-orang yang ditinggalkannya tidak merasa kesepian. Jika mereka bersedih itu hal yang logis tak ada yang berbahagia bila orang terkasihnya meninggal dunia. Dalam artian ia bukan lagi miliknya semesta.

Maka ini merupakan kemauan terakhir Junkyu yang belum terselesaikan ia meminta Yoshi untuk memenuhinya. Dan sekarang Yoshi sedang melakukan itu sebagai memenuhi permintaan dari Kim Junkyu.

"Kau nggak boleh melupakan kenanganmu bersama Junkyu tapi kita harus membuat kenangan baru tanpanya," lirih Yoshi merangkul bahu Jihoon dan memberikan banyak kekuatan untuknya.

"Sulit untuk melupakannya tapi aku akan berusaha."

Semakin mengingat dia─telah tiada maka akan ada kesesakan sebab ditinggalkan. Namun mereka semua harus menjalani kehidupan yang ada, perjalanannya masih panjang dan semua yang dijalani harus dengan ukiran senyuman tanpa kebohongan.

"Jihoon, kita teman?"

Anggukan yang Jihoon ciptakan membuat Yoshi tersenyum bangga tiba-tiba hatinya merasa lega sekali. Barangkali ini merupakan misi yang sudah terlaksanakan, ia merindukan Kim Junkyu dan semoga pemuda tangguh itu mengetahuinya.

Haruto ikut tersenyum bangga namun ia sedikit merasa iba karena Junkyu mati setelah ia menyakinkan padanya agar tidak mengakhiri kehidupan. Tapi tak mengapa setidaknya Junkyu tidak mati bunuh diri.

Akhirnya yang diharapkan oleh sosok itu sudah terlaksanakan jennie juga sudah bersama Kai, Hyunsuk yang mendapatkan kasih sayang lebih dari keduanya. Dan dia sudah sangat dia jaga, meskipun sedari dulu sudah dijaga dengan baik. Jennie selalu berjanji Hyunsuk tidak merasa sakit seperti yang dirasakan oleh anak terhebatnya itu.

Tidak apa pula yang terpenting Junkyu tetap terkenang mereka akan menjaga Junkyu dalam setiap ingatan.

Setiap orang-orang di muka bumi ini punya caranya kuat masing-masing. Namun, dengan tujuan yang sama yaitu untuk bertahan hidup.

 Namun, dengan tujuan yang sama yaitu untuk bertahan hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tbc
Ini beneran gak nyangka aku tuh bisa end kan work nya. Dan makasih karena udah mampir makasih juga buat seseorang yang udah meminta untuk mempublikasikan cerita Junkyu tuk pertamakalinya di akun Wattpad ku.

 Dan makasih karena udah mampir makasih juga buat seseorang yang udah meminta untuk mempublikasikan cerita Junkyu tuk pertamakalinya di akun Wattpad ku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Slowmotion[✓]Where stories live. Discover now