14 | karena dia sudah yakin

617 102 1
                                    

Barangkali yang menjadi keputusan Junkyu merupakan kesalahan yang tidak harus dilakukan olehnya, ia sudah berada di dekat sungai han menyaksikan senja dengan sebuah pelangi yang berwarna-warni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barangkali yang menjadi keputusan Junkyu merupakan kesalahan yang tidak harus dilakukan olehnya, ia sudah berada di dekat sungai han menyaksikan senja dengan sebuah pelangi yang berwarna-warni. Gerimis memang sempat singgah sebentar namun justru menambah kesan yang menakjubkan Junkyu bahkan tersenyum menatapnya.

Meskipun keluhan terdengar seperti kelemahan, setidaknya keluhan tidak merugikan. Seseorang mengeluh itu wajar, sebab selalu memilih diam lebih menyakitkan untuknya pula.

Ini bukan hal yang salah juga untuknya pikirkan karena hidupnya adalah menjadi diri sendiri. Sejauh ini sampai rasa sakitnya begitu terasa Junkyu belum bisa membahagiakan jiwanya yang tertekan, akhirnya ia mampu untuk melakukannya seorang diri sesuai yang sekiranya ia inginkan.

Kabur dari rumah sakit dan membuat semua orang yang mengasihinya khawatir terutama sang mama itu sudah sangat pasti. Junkyu membawa ponselnya tetapi ia sengaja mematikan nada dering ponsel tersebut agar tak mendengar berbagai panggilan. Hari yang bersahabat harus dinikmati oleh dirinya sendiri pasti sudah sangat lama ia tak bahagia dengan khendaknya.

Rintikan hujan yang membasahi baju rumah sakit yang ia kenakan tidak mampu membuat Junkyu pergi dari sana, hanya rintikan hujan ia tidak mungkin mati di buatnya. Ternyata air hujan juga terasa menyegarkan, Junkyu baru tahu air hujan rupanya senikmat ini juga.

"Hari yang cantik," lirih Junkyu dibalik bibirnya yang pucat pasi itu.

Kemudian ia merogoh saku celananya untuk mengambil minuman cola yang ia beli di sebuah minimarket terdekat, larangan yang tidak akan Junkyu patuhi lagi.

Apakah orang sakit akan terus mendapatkan larangan padahal ia juga menginginkannya? Dulu ia memang bisa namun sekarang rasanya sangat tersiksa. Mencintai saja tidak boleh apalagi berbagi rasa, Junkyu yang malang dan memutuskan untuk apa kehidupannya bisa terjalani di hari ini.

Nanti juga semesta tak lagi bercanda lagi, itu tandanya semesta paham akan lukanya. Junkyu segera merebahkan tubuhnya di atas rerumputan yang sedikit basah, tersenyum bangga karena akhirnya dia bisa menikmati cuaca sebagus ini dalam dunianya. Junkyu sudah terlalu banyak di larang, kini semestinya dia hidup dalam kebebasannya tersendiri.

Karena telah berada di titik lelahnya, seseorang pasti berhenti. Apa gunanya menahan jika rasa sakitnya tak kunjung menghilang, Junkyu yang merasakannya saja lama-kelamaan tidak sanggup lagi.

Sementara itu mereka yang menyayangi Junkyu apalagi sangat menghargai kehidupannya, sedang mengkhawatirkan anak itu. Demi apapun, mereka di buat panik sekarang. Junkyu tidak berada di kamar rawatnya, dia pergi entah kemana. Yang menjadikan mereka semua kebingungan untuk mencarinya.

"Cari Junkyu, kak. Mama gak tenang nih," ucap Jennie yang raut wajahnya memperlihatkan kecemasan berlebih.

Kai juga sama cemasnya ia berniat untuk mencari Junkyu namun Jennie memintanya agar tetap di sini, hanya Hyunsuk yang dapat diandalkan mungkin saja Junkyu sedang merasa kesal kepada keduanya.

Slowmotion[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang