; let's fix it

9K 1.2K 182
                                    

Seumur hidup Tita, gak pernah dia bayangin satu kalipun dia bakal ketemu sama Gellar, sahabat baiknya dulu dalam keadaan canggung. Kayak, apa yang lebih buruk dibanding ketemu sama mantan pacar sekaligus mantan teman baik di tempat yang sama pas kalian lagi bawa play date masing-masing? The hell, Tita yakin ini juga bukan sesuatu yang menyenangkan bagi Gellar.

Bertemu Tita setelah kurang lebih tiga bulan dia enggak pernah saling lihat, saling sapa, dan saling-saling yang lainnya, tentu aja Gellar ngerasa jadi sinting detik ini.

Pertama kali mendapati sosok perempuan yang jadi pengisi hatinya itu duduk di salah satu meja dengan Sadam di sampingnya, Gellar langsung fokus dengan rambut Tita. Cowok itu gak segan buat mengernyitkan dahi dalam-dalam sebagai bentuk kebingungannya karena perempuan itu memotong rambut. Dia tahu Tita paling benci rambut pendek. Gellar gak lupa Tita pernah bilang kalau seumur hidup, dia gak bakal pakai rambut pendek karena trauma dulu jadinya gak cocok banget di muka dia—padahal sebenarnya cocok, kok. Lihat aja sekarang. Melihat Tita dengan rambut pendek melewati sedikit pundaknya membuat wajah Tita terlihat lebih segar dan mature.

Tapi bukan itu poinnya. Melainkan, untuk apa perempuan itu memotong rambut? Apa cewek itu ingin buang sial sekaligus ingin melupakannya? Apa Tita benar-benar ingin membuang Gellar dalam hidupnya?

Gellar meneduhkan pandangan ketika akhirnya dia sudah sampai di samping meja dengan Lia yang sibuk bertukar kabar dengan Sadam. Pandangan Gellar malah terpaku pada Tita yang langsung mengalihkan wajah darinya. Terlihat canggung dan tak siap.

Tidak tahukah perempuan itu kalau dia sedang sangat rindu?

Sebanyak apapun perempuan yang berusaha ia jadikan pengganti Tita, gak bakal ada yang bisa menempati tahta yang sama dengan cewek itu. Cuman Tita yang bisa tinggal disana, yang lain cuman numpang lewat. Tita adalah pusat rindu dan kacaunya dunia Gellar.

"Ayo."

Gellar noleh bingung ketika tiba-tiba Lia mengajaknya berbicara.

"Apa?"

"Ini, duduk sini."

Gellar menggosok hidungnya, kemudian menoleh ke Sadam yang mengulas senyum sopan ke arahnya.

"Join sini aja. Gak ada kursi lagi kayaknya." kata Sadam.

Gak berniat merespon, Gellar menoleh ke Tita yang masih gak mau ngelihat ke arahnya. Gellar menghela nafas, akhirnya duduk di samping Lia. Berhadapan dengan Tita.

"Ta, kenalin. Ini Natalia. Temenku."

Tita mendengarkan Sadam sambil mengulas senyum ke perempuan cantik yang dibawa Gellar itu. Dia mengulurkan tangan, memperkenalkan diri. "Halo. Gue Tita."

Kalau disuruh buat ngasih first impression, Tita bisa bilang Natalia ini cantiknya beda. Cantiknya cewek kalem. Adem dilihat. Diam-diam dia mendengus. Ya pantes si Gellar demen. Selama ini, selama dia kenal Gellar, Tita tahu Gellar gak pernah sama yang kalem. Semuana hampir cabe-cabean atau bar-bar girl. Dari sekali lihatpun, Tita tahu Raya beda dari yang lain, dari yang kemarin-kemarin, beda 180 derajat juga sama Tita. Apa lagi kalau gak salah denger, tadi Sadam bilang kalau Natalia ini seorang dokter muda.

Gimana jadi Tita? Di pertemuan pertama sama mantan setelah sekian lama, dia malah harus insecure karena jadi membanding-bandingkan diri sendiri sama gandengan Gellar yang sekarang.

Beda sama Tita yang menyimpan banyak tanya karena selama ini dia gak pernah denger kabar kalau Gellar punya cewek, Gellar sendiri gak terlalu kaget. Dia jelas udah memperkirakan kalau Tita masih sama Sadam karena cewek itu masih kerap kemana-mana bareng Sadam, begitu pula isi instastory akun Instagram perempuan itu.

kiss me more.Where stories live. Discover now