38 | Pergolakan dua kubu

8.4K 1.3K 70
                                    

Terdengar dentuman yang sangat keras saat aku hendak mengambil kuda milikku. Jarak antara kandang kuda dan rumah utama memang cukup jauh, sehingga aku tidak tahu apa yang sedang terjadi di bagian depan. Dengan cepat aku menarik Morgan keluar dari dalam kandang, namun tiba-tiba muncul seorang assassin menahanku.

"Siapa lagi kau?! Minggir, jangan halangi aku!" ucapku kesal.

"Justru kau tidak boleh menyingkirkanku."

"Hah? Bicara apa kau?"

"Kuda yang kau pegang itu, adalah kuda milikku."

Aku menatap pria itu dengan tajam, namun pria itu masih bergeming tak menyingkir dari pandanganku.

"Aku tidak punya waktu untuk meladenimu."

"Aku tidak bohong, bila anda tidak percaya, anda bisa lihat simbol yang ada di bokong dan kalungnya. Itu adalah simbol khusus milikku."

Aku memeriksanya dan benar saja, terdapat simbol aneh di bokongnya Morgan. "Kau, kau siapa?" tanyaku dengan waspada.

"Aku? Aku pemilik kuda itu, namaku Felix. Jadi bagaimana nona? Apa kau bisa serahkan kuda itu padaku? Sepertinya di tempat ini akan terjadi masalah, aku ingin membawa kudaku pergi atau dia akan mati."

Felix Calder?!

Saat aku membutuhkanmu, kau menghilang bagaikan nyamuk... Saat aku tidak membutuhkanmu lagi, kenapa kau malah muncul sekarang sih?!

Saat ini aku sudah tidak butuh kehadiranmu tahu!

"Tapi aku membutuhkannya!"

Aku tidak ingin membuang waktuku untuk meladeni Felix, namun kuda hitam ini adalah miliknya, aku juga tidak bisa berbuat apapun selain memohon padanya.

Felix menatap Ailyn yang terlihat bersungguh-sungguh, ia pun akhirnya hanya bisa merelakan kuda kesayangannya pada Ailyn. "Baiklah akan kupinjamkan kudaku, namun aku ikut memantaumu!" ucap Felix.

Aku pun mengangguk lalu dengan cepat menaiki Morgan. Aku memacu Morgan menuju jalur tersembunyi di labirin mawar milikku, kebetulan sekali keadaan disana cukup sepi sehingga lebih mudah bagiku untuk menerobos keluar.

"Memangnya kau mau pergi kemana? Bukankah situasi sekarang sedang berbahaya? Lihatlah rumahmu sampai terbakar seperti itu." Meski dengan kecepatan penuh, Felix masih mampu mengejar kecepatan milik Morgan. Bahkan ia masih sempat mengajakku mengobrol sambil melompati pohon.

"Aku hendak pergi menuju pusat kota! Aku ingin menyelamatkan tuan putri! Dan lagi, rumah bisa di bangun kembali!" balasku.

Aku terus memacu Morgan, mengambil jalan pintas dari hutan sihir menuju area festival. Bahkan dari kejauhan, sudah terdengar suara musik yang sangat besar, menandakan bahwa festival telah dimulai. Jalanan kota menjadi sangat ramai dan penuh cahaya, dan tanpa membuang waktu lagi, aku langsung bergegas pergi ke panggung utama festival

 Jalanan kota menjadi sangat ramai dan penuh cahaya, dan tanpa membuang waktu lagi, aku langsung bergegas pergi ke panggung utama festival

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
When an Antagonist becomes HeroineWhere stories live. Discover now