46 | Akhir dari kebencian

12K 1.6K 158
                                    

"A-Ayah?!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"A-Ayah?!"

Nampak wajah Serenity yang sedikit syok saat melihat Dewa Agung muncul dihadapannya. Dewa Agung tersenyum melihat putri bungsunya setelah sekian lama ia hanya memantaunya saja.

"Kenapa ayah bisa ada disini?!"

"Tempat ini adalah ruang kekosongan. Tempat dimana tidak ada kehidupan dan kematian, ruang ini juga tidak terikat oleh waktu. Sehingga berapa lama kau disini, waktu terakhir dirimu di dunia nyata tetaplah sama."

"Jadi... Maksud ayah?"

Dewa Agung hanya tersenyum. Tepat beberapa detik setelahnya, Eilaria membuka matanya lalu terbelalak melihat Dewa Agung dihadapannya.

"Ah? Putriku yang tertua juga sudah sadar, sudah lama sekali aku tidak melihatmu."

"Untuk apa anda disini?! Bukankah anda telah membuang saya!?"

Eilaria, sangat membenci ayahnya. Karena selama hidupnya, dia selalu merasa bahwa Dewa Agung selalu bersikap tak adil padanya, dan selalu berpihak pada Serenity. Sejak awal, dia ingin sekali memutuskan hubungan dengan ayah dan adiknya itu. Hanya saja, hatinya belum puas bila tidak menghancurkan Serenity.

"Aku berada disini, karena aku ingin berbicara dengan kalian berdua. Bukan sebagai seorang Dewa Agung, namun sebagai seorang ayah," ucap Dewa Agung.

"Bicara?! Tidak ada yang perlu anda bicarakan! Anda sudah membuang saya dan tidak pernah menganggap saya sebagai putri anda!" balas Eilaria.

Serenity menggertak giginya saat ia mendengar perkataan Eilaria.

"Apa maksudmu?! Justru ayah adalah orang yang paling peduli denganmu!"

Dewa Agung pun melerai perdebatan kedua putrinya, dia mengetahui apa yang diperdebatkan oleh kedua putrinya selama ini. Dan kedatangan dirinya kali ini adalah untuk menjadi kunci terakhir keduanya untuk berbaikan.

Dewa Agung menarik keluar seluruh energi Cerrus di dalam diri Eilaria, lalu memperbaiki sebagian jiwa Eilaria yang telah rusak dan hilang. Eilaria yang sebelumnya sangat marah, kini menjadi lebih tenang.

"Aku tidak pernah membuangmu Eilaria, bukankah kamu sendiri yang membuangku dan adikmu?"

Dewa Agung menggumpalkan energi milik Cerrus lalu dia membisikan sesuatu pada energi itu.

Terima kasih atas kekacauannya, Cerrus.

Selama ini Cerrus menaruh energi gelapnya pada celah kecil yang terdalam di hati Eilaria, membuat Eilaria menjadi tak terkendali baik dari segi emosi ataupun sikapnya.

Eilaria terperangah melihat energi gelap milik Cerrus yang dikeluarkan dari tubuhnya, tiba-tiba dia merasakan rasa malu yang luar biasa dari dalam dirinya.

"Tidak, aku tidak pernah! Anda duluan yang melakukannya!" seru Eilaria.

"Omong-kosong gila apa yang kau katakan Eilaria?! Jangan bersikap tak sopan pada ayah!" balas Serenity

When an Antagonist becomes HeroineWhere stories live. Discover now