10.FILM HOROR

99 11 0
                                    

ZENAZA
-
Karena kamu,adalah anugerah terindah yang di titipkan Tuhan untukku.❞

°❀•°✮°•❀°
VEEL LEEZPLEZIER
SELAMAT MEMBACA

10.FILM HOROR

Setelah makan siang bersama, sepasang pasutri baru tersebut langsung berpamitan pulang.Didalam mobil Daisy terlihat mengantuk membuat Zen segera menegur istrinya karena hampir sampai di rumah mereka.

"Dai tidurnya nanti dong, hampir sampai nih."Daisy membalasnya dengan gumaman,"Itu di dashboard ada coklat, dimakan gih biar nggak ngantuk."Ujar Zen lagi, cowok itu menoleh kearah Daisy disaat lampu merah menyala.

"Yaampun ... udah tidur aja nih anak."Zen terkekeh ketika mendapati Daisy sudah terlelap sembari memeluk tasnya.

Zen lalu menutup jendela samping Daisy agar gadis itu lebih nyenyak tidurnya, sepertinya gadis itu kelelahan.

Setelah beberapa menit perjalanan,mobil Zen sudah memasuki area rumahnya.Terlihat Bi Surti yang sedang menanam bunga di pekarangan.

Selesai memarkirkan mobilnya dengan benar, Zen mengangkat tubuh Daisy perlahan.Cowok itu menggendong Daisy sampai di kamar.

"Non Daisy kenapa, Den?"tanya Bi Surti disaat Zen turun ke halaman.

"Ketiduran, Bi. Kecapekan kayaknya."Bi Surti mengangguk paham,"Eh Den ini Bibi tanam bunga-bunga sama sayuran disini boleh kan? Soalnya keliatan gersang gitu kalau ndak di kasih tanaman."

"Iya Bi enggak apa-apa, malahan aku sama Daisy seneng. Ngomong-ngomong suami Bibi kemana?"Zen mengedarkan pandangannya mencari supir sekaligus suami Bi Surti, namanya Pak Didin.

"Bapak baru keluar katanya mau liat-liat sekitar, maklum dia baru pertama kali ke Jakarta, Den."Zen ber'oh'ria lalu melanjutkan aktivitasnya, yaitu membersihkan mobilnya yang entah kapan terakhir kalinya ia cuci.

Sedangkan di kamarnya Daisy mengeliat pelan dan bangun dari tidurnya,menyadari ia masih memakai seragam ia langsung menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan berganti baju santai gadis itu mencari-cari keberadaan Zen.Mendengar suara gemericik air dari halaman depan ia langsung menuju kesana.

"Loh kok dicuci, Zen?"tanya Daisy heran.

"Biar glow up, Dai.Buriq banget mobil gue, mau ke tempat pencucian pasti rame banget. Yaudah gue cuci sendiri."Balas Zen.

Bi Surti yang masih menata tanaman langsung mendekat ke arah Daisy,"Non, Den maaf ya, soalnya Bapak malah keluar tadi. Jadi enggak bisa cuci in mobil."Ucapnya.

"Santai Bi, tenang aja Zen kan pinter cuci mobil."Balas Daisy sembari terkekeh melihat sebagian baju Zen yang basah terkena busa.

"Makasih ya, Non.Kalau gitu Bibi masuk dulu ya mau masak, tanamannya besok Bibi lanjut."Daisy mengangguk,"Ini biar aku yang lanjutin Bi."

"Tapi kotor, Non."

"Ngak apa-apa, Bi.Udah sana Bibi masakin kita makanan yang enak ya,"

"Siapp non."

"By the way, Bi Surti orangnya lucu ya. Baik gitu, emang ya kalau orang Jogja itu murah maaf."Ujar Zen yang sedang menghidupkan kran air untuk membilas mobil.

"Murah maaf gimana?"

"Yaa enggak salah aja bilang maaf,"Daisy mengangguk membenarkan,"Jadi pengen liburan ke Jogja, kangen sama suasana sana."Ujarnya lalu beranjak untuk mengambil bibit bunga marigold.

"Liburan semester gas yuk! Ajak anak-anak sekalian."Usul Zen.

"Boleh juga, tapi pasti si kembar juga ikut."

"Yaudah sekalian besok kita ajak."

Hening beberapa saat, mereka sibuk dengan aktivitas mereka. Daisy yang menanam bunga dan Zen yang mengelap mobilnya.

"Dai lo sebenarnya ada masalah apa sih sama si bunga bangkai?"tanya Zen memecah keheningan, cowok itu kini sudah selesai mencuci mobil dan mengelapnya.

Sekarang dia bersandar pada batang pohon mangga yang sepertinya hasil cangkokan karena tingginya hanya setinggi tubuh Zen.

"Maksud lo Padma?"Zen mengangguk.

"Gak tau gue, dia cemburu kali liat gue tadi pagi turun dari mobil lo."Balas Daisy.

"What? Cemburu? Iya sih soalnya tuh orang sering banget deketin gue, tapi jijik gue. Kaya tante-tante gitu,"Zen bergidik mengingat gadis berpenampilan tante girang yang sering menempeli dirinya.

"Gimana kalau tau kita udah nikah ya,"

"Pasti dia berhenti ganggu lo."

"Menurut gue enggak sih, soalnya dia orangnya nekat."

Mereka terus berbincang hingga panggilan dari Bi Surti membuat mereka segera masuk kedalam rumah.

***

Malam ini Zen mengajak Daisy untuk nonton di bioskop. Sebenarnya Daisy sangat malas karena masih banyak tugas yang belum ia kerjakan.

Tapi Zen terus memaksanya dan berjanji akan mentraktirnya coklat sepuasnya. Cewek mana sih yang nggak tergoda kalau sama yang namanya coklat??

Keduanya sudah mendapat tempat duduk yang pas untuk menonton. Zen memilih genre horor padahal cowok itu sebenarnya takut dengan yang namanya makhluk halus.

Daisy nampak sudah menguap berkali-kali sembari menunggu film diputar,"Makan popcorn nya, Dai. Biar enggak ngantuk."Ujar Zen.

"Lo sih, kalau enggak demi coklat mah gue ogah banget. Mending tidur dirumah."Meskipun dengan gerutuan Daisy tetap mencomot popcorn yang disodorkan Zen.

"Gabut tauu dirumah, mana Bi Surti sama Pak Didin juga nge-date. Gue sebagai anak muda iri tau."Daisy terkekeh pelan mengingat pembantu dan sopirnya yang tadi berpamitan untuk jalan-jalan setelah makan malam.

"Kan bisa nonton dirumah,"sahut Daisy.

"Udahlah sekalian jalan-jalan,tenang aja besok beneran gue traktir cok--"

"Shtt diem film nya udah mulai,"tegur seorang remaja seumuran Zen dan Daisy yang duduk didepan mereka.Zen dan Daisy kompak meminta maaf karena sudah berisik.

"Lo sih,"bisik Daisy.

"Udahlah diem, malu gue."

Keduanya lalu menikmati film yang diputar. Meskipun keringat dingin Zen mulai menetes ketika beberapa hantu menampakkan diri, pemuda itu tetap berusaha cool saat beberapa kali Daisy menoleh kearahnya.

"Sialan! Kenapa gue nggak milih film doraemon aja."Rutuk Zen dalam hati, pemuda itu sudah mandi keringat saking takutnya.

"Lo keringetan, Zen. Takut yaaa??"bisik Daisy, Zen menggaruk tengkuknya lalu menggeleng.

Tapi naasnya disaat cowok itu menoleh ke layar bioskop tepat sekali sesosok hantu muncul.

Aaaa!!!

Daisy hampir saja tertawa melihat raut ketakutan Zen setelah berteriak,"Makanya gausah sok berani."Ucapnya lalu menarik tangan Zen keluar dari ruangan.

"Asli, gue nyesel sumpah!"ujar Zen dengan wajah memerah malu,ketakutan bercampur jadi satu.

"Yee kan gue udah bilang, nonton dirumah aja."

"Gak lagi-lagi! Sekarang kita pulang, lo yang nyetir, gue masih trauma."Daisy berdecak lalu terkekeh,"Badan aja gede, taunya takut hantuu."

"Ishh diem, awas ya lo bocorin aib gue sama yang lain.Gue ci-"

"Apa!? Gue beli poster hantu buat dipasang dikamar ya!"

Secara spontan Zen menggeleng cepat,"Jangan dong, Dai!"

"Yaudah gausah ngancam-ngancam."

Seperti anak kecil, Zen membuntuti Daisy sambil mencengkeram erat ujung hoodie yang dipakai Daisy.

Diam-diam Daisy tertawa didalam hati,"Lucu juga suami gue."

WORDT VERVOLGD
BERSAMBUNG
°❀•°✮°•❀°

-ZENAZA-

ZENAZA [ HIATUS ]Where stories live. Discover now