DT : chap 7

1.7K 293 18
                                    

*bugh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*bugh!

Satu tinjuan melayang tepat di wajah tampan Rendra, Rendra tersungkur di lantai kasar lapangan voli sekolah mereka.

Saat Rendra tengah bermain voli, Devan tiba-tiba datang dan menyerang Rendra membabi buta hingga mereka menjadi tontonan siswa-siswa lain.

"BRENGSEK LO ANJING!" teriak Devan, memukul wajah Rendra tanpa ampun dan membuat Rendra sendiri kelimpungan menghindar pukulan yang bertubi-tubi. Yang lain sudah mencoba membantu tapi sepertinya Devan tengah di rasuki iblis dari neraka jahanam.

Dengan sekuat tenaga Rendra mendorong tubuh Devan hingga berhasil. "LO APA-APAAN SIH DEV?!" teriak Rendra, menatap aneh dengan sikap kasar Devan.

Devan berdiri. "LO YANG APA-APAAN! SEHARUSNYA LO TAU KALAU ANESKA ITU PUNYA GUE! KENAPA MASIH LO DEKETIN ANJING!" balas Devan, terlihat urat leher yang ketarik dengan wajah merah padam penuh amarah.

Devan kembali mendorong tubuh Rendra dan ingin memukulnya namun sudah lebih dulu Rendra tahan. "Gue tau Aneska punya lo! gue tau tanpa lo perjelas! gue sama dia cuma teman dan waktu itu gue yang ngajak dia buat nemenin gue jalan!" nada Rendra sedikit menurun karena kini mereka dalam jarak yang dekat.

"Seharusnya gue yang ngehajar lo sekarang Devan! asal lo tau! tanpa sadar lo udah nyakitin Aneska dengan ngataiin dia murahan! MASIH PANTAS LO DI BILANG COWOK DIA HUH?! NAJIS!" Rendra langsung mendorong tubuh Devan hingga terpental.

Rendra mendekat ke arah Devan, menunjuk wajah Devan. "Lo jaga sikap lo sama Aneska, gue bisa rebut dia kapan aja dan gue pastiin gue bisa gantiin posisi lo sekarang. Satu lagi, lo bakal nyesal seumur hidup kalau lo tau yang sebenarnya." ucap Rendra.

Tangan Devan terkepal, Rendra meninggalkan dirinya di lapangan voli dengan seragam yanga sudah berantakan.

"ARGH!!" teriak Devan, seolah pertunjukan telah selesai, para siswa bubar dan mulai beraktivitas seperti biasa tapi itu tidak membuat mereka menjadikan kejadian tadi sebagai buah bibir di pagi hari ini.

Seperti sekarang, Arisha di buat bingung karena dirinya kini tengah di tatap aneh oleh para siswa sekolah. "Mereka kenapa natap aku kayak gitu ya?" tanya Arisha pada Gianna.

Gianna mengangkat bahunya bertanda ia juga tidak tau.

"Udah gak usah di ladenin, btw nanti acara pensi lo mau nunjukin bakat apa?" tanya Gianna mengalihkan perhatian Arisha.

Arisha terlihat berpikir, memang sekitar dua hari lagi ada pentas seni di sekolah mereka. Sekolahan ini memang selalu mengadakan pentas seni untuk memperlihatkan bakat serta minat yang dimiliki seluruh siswinya, entah itu bernyanyi atau menari.

"Gak tau deh, masih belum kepikiran sih." ucap Arisha.

*dugh

Arisha termundur saat ada yang menabraknya. "Ck! ketabrak sasimo ni guys." sindir siswa tidak di kenal tersebut lalu berlalu begitu saja.

Dangerous Twins | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang