6.PERJODOHAN

5.2K 600 67
                                    


"Gua dijodohin sama papa"

"Wahhh mantep tuh boss,jan lupa kenalin kita ma calon istri lu" celetuk Zio saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Angkasa.

"Terima aja lah,siapa tau cantik ye kan" celetuk ziel yang masih terus fokus pada gamenya.

"Kalo lu gak mau buat gua aja boss, nanti gua jebol langsung" celetuk Zio dengan menaikkan satu alisnya.

Plak

"Kalo ngomong jangan suka sembarangan" omel Dareen kepada Zio.

"Anj, sakit bang, pelan kek kalo mukul" protes zio pada dareen karena belum siap untuk menerima pukulan yang di berikan dareen.

Sedari tadi angkasa hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun setelah mengatakan kalau dia di jodohkan. Dia sedang berfikir apakah dia harus menerima perjodohan tersebut atau tidak.

Angkasa masih larut dalam pikirannya sendiri. Brian yang melihat itu mengambil teh yang berada di dapur, dia menghampiri angkasa lalu menaruh teh di meja yang ada di depan Angkasa. Brian duduk di samping angkasa lalu menepuk pelan bahu Angkasa, agar sang empu tersadar dari lamunannya.

Lamunan Angaksa seketika buyar setelah brian menepuk bahunya. Angkasa lalu menoleh ke arah brian dengan raut wajah yang bertanya tanya.

"Minum aja dulu, tuh tehnya" ujar Brian sambil menunjuk teh yang ada di atas meja dengan dagunya.

Angkasa yang mendengar ucapan brian hanya menganggukkan kepalanya, lalu mengambil teh yang berada di meja dan meminumnya agar bisa sedikit rileks.

"Masih mikir soal perjodohan? Keputusan semua ada di tangan lu,gua cuma bisa kasih dukungan terbaik buat lu" tutur Brian pada Angaksa. Brian melihat Angkasa cukup kacau hari ini.

"Hm,makasih"

-----------

Flora saat ini sudah ada di parkiran sekolah. Setelah memarkirkan motornya, dia langsung berjalan menuju kelasnya yang ada di lantai 2. Selama Flora menuju kelasnya banyak orang yang memperhatikannya entah karena dia cantik atau apa tapi yang jelas semua orang fokus pada dirinya. Saat akan memasuki kelas Flora di sambut oleh para sahabatnya.

"Selamat pagii Flora yang cantik!!" teriak Friska sambil berlari ke arah Flora.

"Bisa kagak sih lu kagak usah teriak,suara lu kek toa masjid tau gak" omel Flora pada Friska. Telinganya cukup sakit mendengar teriak dari Friska.

Friska yang mendapat omelan dari Flora hanya bisa tersenyum seperti tidak punya dosa, sedangkan 2 sahabatnya yang lain hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan dari Friska.

Jam pelajaran pertama di mulai. Pelajaran sejarah adalah pelajaran paling membosankan untuk Flora. Selama pelajaran sejarah Flora hanya melamun sambil memikirkan perkataan dari sang papa, dia masih bingung harus menjawab apa. Mungkin nanti dia tanyakan saja kepada para sahabatnya siapa tau mereka bisa memberikan saran untuk Flora. Lamunan Flora buyar saat mendengar suara tinggi dari sang guru.

"Hei kamu! Kenapa tidak memperhatikan saya dari tadi? Malah melamun" Omel guru tersebut pada Flora.

Flora yang mendapatkan omelan hanya bisa diam dan akhirnya dia memutuskan untuk keluar kelas agar tidak terjadi keributan dengan guru tersebut. Sang guru yang melihat hal itu sedikit kesal pada Flora.

"Hei kamu gak sopan ya! Saya lagi ngasih tau kamu malah pergi"

Brukk

Flora menutup pintu kelas sedikit kencang membuat sang guru dan teman sekelasnya kaget. Fikirannya saat ini sedang kacau, mungkin karena itu juga ia menjadi sedikit sensitif. Jadi lebih baik dia keluar kelas daripada membuat keributan di kelas tersebut.

Friska,Hela,dan Ira saling menatap satu sama lain. Mereka mengetahui bahwa sepertinya Flora sedang ada masalah. Mereka akan menemui Flora saat jam istirahat tiba untuk saat ini mereka membiarkan Flora untuk menenangkan fikirannya terlebih dahulu.

Kring kring

Bel berbunyi pertanda bahwa jam istirahat telah tiba. Semua siswa siswi berhamburan keluar dari kelasnya menuju kantin sekolah. Friska dan 2 sahabatnya sedang menuju taman belakang sekolah untuk menemui Flora. Tempat favorit Flora di sekolah adalah  taman belakang sekolah.

Sesampainya di belakang sekolah, mereka melihat Flora yang duduk di bangku taman sembari menatap langit. Mereka berjalan mendekati Flora dan duduk di samping Flora. Flora yang menyadari bahwa itu adalah para sahabatnya, hanya bisa tersenyum sembari menatap mereka.

"Kalo punya masalah cerita,jangan di pendem sendiri, kita selalu ada buat lu" ujar Friska, sambil mengelus punggung Flora.

"Gua di jodohin sama papa gua"

"WHATT?!" teriak Friska,Hela,Ira secara bersamaan. Flora yang mendengar teriakan tersebut langsung menatap tajam ke arah mereka. Merasa teriakannya tadi mengganggu Flora, mereka meminta maaf kepada Flora.

"Maaf, papa lu jodohin lu sama siapa?" Tanya Hela penasaran.

"Gua gak tau,papa gua cuma bilang kalo gua di jodohin sama anak dari Sahabatnya" balas Flora sambil menghela nafas panjang.

"Kalo emang perjodohan itu menuju hal yang lebih baik buat lu,gak ada salahnya kalo lu nerima perjodohan tersebut, memang sulit untuk mencintai orang gak sama sekali kita kenal, tapi kalo lu berusaha untuk bisa mencintai dia, pasti itu bisa terjadi, selama lu berusaha" jelas Friska dan mendapat anggukan dari Hela dan Ira.

"Papa gua bilang, gua di jodohin karena papa gua pingin ada yang jangain gua selain dia, apakah papa gua udah gak sayang lagi sama gua?" Tanya Flora sembari menatap para sahabatnya.

"Bukan mereka gak sayang sama lu, mereka sayang banget sama lu, mereka cuma pingin ada yang jagain mereka selain lu, mereka juga pasti milih calon suami buat lu yang terbaik, mereka milih orang yang memang bisa jaga lu,sayang sama lu,dan selalu ada buat lu" tutur Friska sambil menatap manik coklat Flora.

Flora masih mencoba mencerna satu persatu kata yang di ucapkan oleh Friska. Tidak ada yang salah jika di pikir pikir, mungkin papa dan mamanya ingin Flora lebih mandiri dan bahagia. Tidak masalah jika dia menerima perjodohan tersebut, mungkin dari situ dia bisa belajar apa yang belum pernah dia pelajari menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga, tidak ada salahnya mencoba.

"Gua bakal terima perjodohan itu"

"Syukurlah" seru Friska, Hela, dab Ira secara bersamaan

----------

Angkasa masih bergelut dengan pikirannya sendiri. Dia masih bingung harus menjawab apa. Brian sedari tadi masih setia duduk di sampingnya sembari membaca salah satu novel yang ada di ruang tersebut.

"Boss,nih buat lu,di makan" ucap Zio sembari menyodorkan kresek berisi Makanan di dalam. Angkasa menerima makanan tersebut lalu menaruhnya di atas meja

"Thanks"

"Sama sama" balasz zio sembari duduk lesehan di depan Tv.

"Gua harus merima perjodohan itu atau enggak ya?" Tanya Angkasa secara tiba-tiba. Membuat semua yang ada di ruang tengah menatap ke arahnya.

"Kalo emang dia buat lu jadi lebih baik, mending lu terima perjodohan itu" ujar Ziel sembari menatap Angaksa.

Angkasa mencoba untuk berfikir sekali lagi. Dia sebenarnya tidak mau menerima perjodohan ini, tapi melihat sang mama, membuatnya mau tidak mau sepertinya harus menerima perjodohan ini.

"Gua bakal terima perjodohan ini,..............."

Selamat malam semua,kita berjumpa lagi yaa, sebenernya mau ngelanjutin besok tapi karena kalian pada minta next jadi aku turuti

Maaf kalo ada yang typp:)

Panggil aku
'Buna Nata'

Jadi jangan manggil aku dengan sebutan author,min,dll, cukup panggil aku dengan nama itu
.
.
.
Jangan lupa follow ig utama kita
@Pcyfiadragon.wp

Terimakasih, sampai jumpa Minggu depan/besok ?

ANGKASA CANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang