Bab 5

170 27 3
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya..

Maaf, typo bertebaran..

Happy reading..

🌼🌼

Bel pulang sekolah sudah menggema di seluruh penjuru SMA Pelita. Semua murid menyambut bunyi tersebut dengan suka cita, akhirnya mereka bisa terbebas dari yang namanya belajar. Ya walaupun masih ada tugas setidaknya tidak perlu melihat wajah guru yang menyebalkan bagi mereka.

Begitupun dengan Hasna, gadis cantik itu saat ini sedang membereskan buku-buku miliknya. Hari ini dia tidak ada niatan untuk bekerja, karena nanti malam dia akan bernyanyi di cafe. Ya pekerjaan Hasna adalah sebagai pelayan di sebuah cafe dan dia juga akan bernyanyi di cafe yang ingin dirinya tampil.

"Mau kemana lo?" tanya Angkasa saat melihat teman sebangkunya itu akan pergi.

"Ya pulang lah dongo, lo pikir gue mau nongkrong di lampu merah dulu," jawab perempuan cantik itu ngegas.

"Ck! lo ikut gue," ujar pria tampan itu menarik pergelangan tangan Hasna meninggalkan kelas. Melihat hal itu banyak dari murid XI IPA 2 yang meledek keduanya. Memang sebelumnya banyak yang menjodohkan si jutek Hasna, dengan si humoris Angkasa.

"Yuk pulang," ucap Restu yang berhasil menyadarkan Sheila dari lamunannya, gadis cantik itu hanya mengangguk pelan. Tapi dia tetap mengikuti langkah saudaranya untuk meninggalkan kelas.

"Sabar," ucap Denta menepuk pundak Reno pelan. Pria itu memahami perasaan sahabatnya ini, tapi Denta tidak bisa menyalahkan Angkasa. Karena Angkasa tidak mengetahui masa lalu antara Hasna dan juga Reno, karena cowok itu bersahabat dengan mereka saat masuk SMA.

"Mmm," gumam Reno sambil berjalan keluar kelas diikuti oleh Denta dari belakang.

Di sisi lain, Hasna dan juga Angkasa sedang berada diparkir. Mereka akan pergi ke suatu tempat tapi ada satu hal yang membuat Angkasa mendengus kesal. Cewek cantik yang sayangnya jutek ini tidak kunjung menaiki motor miliknya.

"Buruan Na," ajak Angkasa untuk kesekian kalinya.

"Kemana dulu?" tanya perempuan cantik itu juga untuk kesekian kalinya.

"Nanti lo juga tau sendiri," jawab cowok tampan itu. Karena sudah malas untuk berdebat akhirnya perempuan cantik itu menaiki motor metik milik Angkasa.

"Nah gitu dong," celetuk pria tampan itu saat melihat wajah kesal Hasna dari kaca spion, untung saja tadi ia membawa helm dua. Setelah itu motor metik itu berlalu meninggalkan perkarangan sekolah dengan kecepatan sedang.

"Lo kenapa milih motor metik disaat cowok-cowok lain lebih milih motor sport? bukannya gimana ya, kan biasanya anak-anak orang kaya kek gitu," tanya Hasna penasaran.

"Gue malas pake motor sport, makanya gue bawa motor Mommy gue," jawab Angkasa, karena motor hanya melaju dengan kecepatan sedang jadi mereka tidak perlu berteriak untuk berkomunikasi.

"Ooooo," gadis cantik itu hanya ber oh ria saat mendapatkan jawaban sepele dari Angkasa.

"Lo bisa ngendarain motor?" tanya pria tampan itu memperlambat laju motornya.

"Kagak, dulu waktu di Malang aja gue jatuh ke sawah mulu bawa sepeda," jawab cewek cantik itu dengan kesal diakhir kalimatnya.

"Hahaha kirain gue bisa," tawa Angkasa meledek, sedangkan yang diledek hanya diam saja tidak mempedulikan cowok stress itu. Setelahnya tidak ada lagi suara diantara mereka, hanya ada keheningan.

Maaf, aku membenci kalian!Where stories live. Discover now