Bab 12

180 30 1
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya...

Maaf, typo bertebaran..

Happy reading....

---

Sheila, gadis itu saat ini sedang duduk di sebuah kafe untuk menunggu Angkasa. Tadi pria itu mengirimkan pesan kepadanya, dan Angkasa bilang ingin bertemu dengan dirinya. Tentu saja Sheila sangat bahagia menerima pesan tersebut.

Bahkan saking bahagianya, Sheila menyempatkan diri untuk berbelanja barang-barang baru dulu sebelum bertemu dengan Angkasa. Jarang-jarang cowok itu mau bertemu dengannya, dan bahkan ini di hari libur.

"Gue deg-degan banget," gumam Sheila sambil memperbaiki penampilannya.

Saat sedang asik dengan penampilan, Sheila mendengar kursi yang ditarik. Mungkin itu adalah Angkasa, tadi dia sangat malu. Takutnya riasannya terlalu norak bagi Angkasa.

"Hai," sapa Sheila sambil tersenyum lebar, tapi hanya sebentar. Karena yang duduk dihadapannya bukan Angkasa, melainkan Reno.

"Kok kamu di sini?" tanya Sheila yang menatap sekeliling, kenapa Angkasa datang bersama Reno? tapi di mana cowok itu? pikir Sheila.

"Lo nyari Angkasa?" tanya Reno menatap Sheila dengan tatapan tak terbaca.

"Eh, nggak kok," jawab Sheila berusaha untuk tersenyum.

"Gue yang ngirim lo pesan pake hp Angkasa," kata Reno yang sukses membuat Sheila kaget.

"Jadi sekarang lo udah nggak suka lagi sama gue? tapi lo cinta sama Angkasa? karena itu lo dandan secantik ini buat ketemu dia?" tanya Reno yang mendapatkan tatapan tidak suka dari gadis itu.

"Kamu apa-apaan sih? kenapa harus ngirim pesan pake hp Angkasa?" tanya Sheila marah.

"Karena kalau gue yang hubungi lo, lo nggak akan mau angkat," jawab Reno menatap Sheila.

"Sekarang jawab pertanyaan gue tadi, apa lo udah nggak cinta lagi sama gue?" tanya Reno serius.

"Iya, gue udah nggak ada rasa lagi sama lo," jawab Sheila yang menunjukkan sifat aslinya dihadapan Reno.

"Bagus," celetuk Reno sambil berlalu dari sana meninggalkan Sheila sendirian.

Sheila, gadis itu hanya menatap punggung Reno kesal. Kalau tau akan bertemu dengan pria itu mengapa dia harus berdandan serapi ini. Sheila heran kenapa ia bisa menangis kepada sang ayah untuk meminta Reno menjadi tunangannya.

°°°°°

Di sisi lain, Reno saat ini sedang berdiri didepan rumah Hasna. Rumah gadis itu memang tidak terlalu jauh dari kafe tadi. Jadi setelah mendengar jawaban dari Sheila, Reno langsung saja pergi menemui Hasna.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Hasna yang sedang duduk di teras rumahnya.

"Lo mau kemana?" tanya Reno saat melihat penampilan Hasna yang begitu rapi.

"Bukan urusan lo," jawab Hasna cuek sambil memainkan ponselnya.

"Na, gue ada kabar gembira, Sheila udah nggak suka lagi sama gue. Jadi kita bisa mengulang semuanya dari awal lagi," kata Reno sambil berlutut di hadapan Hasna.

Maaf, aku membenci kalian!Where stories live. Discover now