47

366 82 23
                                    

"Ahjussi?"

Sebuah teguran Jennie lontarkan pada sosok dosennya yang entah mengapa sejak tadi menatapnya tanpa berkedip.

Ia menghela nafas, saat pria berumur 32 tahun itu lagi-lagi mengabaikan panggilannya.

CK! Apa dia berubah jadi patung ya? ujarnya.

Kemudian satu detik selanjutnya ia mendapat ide cemerlang, yaitu mengeluarkan jurus andalannya.

"Hei! Bujang lapuk!" pekik Jennie menendang tulang kering dosennya.

Sukses karena hal itu, Victory keluar dari taman bunga khayalan otaknya. Pria itu mendesis, kesakitan akibat ulah Jennie yang sedikit kurang ajar.

"Hei, apa yang kau lakukan? Berani-beraninya menendang ku seperti itu," omel Victory.

Sementara gadis itu hanya menjulurkan lidahnya, berniat meledek sang dosen. "Mampus. Rasakan itu! Salah siapa dipanggil  daritadi diam terus!"

"Yakk! Ahjussi, kenapa diam saja sejak tadi? Apa ada masalah? Dan mengapa melihatku terus? Apa ada yang aneh di wajahku?"

Astaga, kenapa juga harus ditanya? Apa dia benar-benar tidak peka kalau aku itu sedang mengaguminya?

Victory mendengus, ia baru ingat dengan siapa ia berbicara sekarang. Seorang Jennie Kim yang notabenenya gadis kelewat polos,  nan cerewet itu tidak mungkin menyadari betapa banyaknya kupu-kupu yang menghinggapi perutnya akibat dirinya yang mencuri sebuah kecupan singkat di bibir.

"Apa kau tidak sadar sedari tadi wajahmu itu terlihat aneh? Lihatlah, riasan alismu miring sebelah dan yang sebelah kiri terlihat seperti ulat bulu," kata Victory yang membuat gadis Kim itu melotot, kaget tak percaya sebab sejauh ini hasil riasannya sendiri tidak pernah mengecewakan.

"Apa? Ahjussi jangan bohong? Aku ini jago merias wajah. Apa sejarahnya kalau aku membuat alis ini miring. Itu tidak mungkin. Sudah aku ukur dari berbagai sudut perspektif."

Jennie yang merasa tak percaya dengan omongan dosennya langsung mengambil cermin kecil yang senantiasa berada di sakunya.

Tidak bisa dibiarkan. Penampilan itu harus nomor satu, prinsipnya.

"Mana? Alisku tidak seperti ulat bulu kok. Alisku bagus, wajahku juga cantik manis," ujar Jennie setelah mendeklarasikan tidak ada yang aneh di wajahnya.

Memutar bola matanya malas. "Eoh? tidak percaya, lihat saja sendiri. Aku yakin cerminnya rusak."

"Mana ada? Alisku tidak seperti ulat bulu kok!" geram Jennie. Lama-lama dirinya kesal ketika dosennya terus mengejeknya.

"Serius mirip ulat bulu," ucap Victory berniat meledeknya.

"Iihh ahjussiii alisku tidak mirip dengan ulat bulu. Alisku ini cantik!"

Kekehan kecil  Victory keluarkan tanpa sengaja. Entahlah sepertinya semenjak dekat dengan Jennie, ia jadi susah mengontrol ekspresi wajahnya. Terlebih ketika gadis itu merengek sambil menghentakkan kaki seperti tadi.

Terlihat menggemaskan dimatanya sampai-sampai ia ingin lagi dan lagi untuk menjahili gadis dengan gummy smile itu.

"No. No. No. Alismu itu mirip ulat bulu. Lihat saja, sebentar lagi alismu akan berubah jadi kepompong."

"Yakk! Kau menjelek-jelekkanku?! Kalau begitu Ahjussi bercerminlah, dan lihat kalau hidungmu itu seperti jambu air!" tukas Jennie tak terima jika hanya dirinya yang dihina.

Bola mata Victory membola, sungguh seumur hidup baru kali ini ada yang menyebutnya dengan sebutan jambu air. Hanya Jennie seorang yang berani melakukan itu.

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang