23. Ketegangan Berlanjut

1.7K 145 5
                                    


Selamat siang..

Selamat ulang tahun, bagi yang sedang  berulang tahun hari ini.

Semoga kita semua senantiasa dalam kesehatan, kelapangan, serta kemudahan dan perlindungan Yang Maha Kuasa, Amien..

Selamat membaca lanjutannya, ya?

❌❌❌

Devi menghentikan mobilnya di dekat pintu masuk UGD sebuah rumah sakit. Setelah itu, ia keluar untuk memanggil perawat yang bertugas di sana.

"Suster, suster, tolong saya!" panggilnya dengan suara keras.

"Iya Bu, ada yang bisa di bantu?"

"Ada pasien kecelakaan, dua orang. Tolong bantu saya bawa mereka masuk, sus!"

"Baik, bu. Kawan-kawan, pasien darurat!" seru perawat tersebut.

Bersama empat orang perawat yang membawa dua brankar, Devi mencoba membawa dua orang yang baru saja ia tolong.

Dengan bantuan para perawat itu,  wanita dan anak kecil itu telah berada di atas brankar. Dan kini tengah di dorong masuk menuju ruang UGD. Devi dengan setia mengekor di belakang para perawat tersebut.

"Ibu bisa tunggu sebentar di sini, ya? Biar kami tangani pasien dulu" ucap seorang perawat perempuan.

"Baik sus, silakan"

Suster kembali masuk dan menutup pintu ruangan UGD, sementara Devi mendudukkan diri di kursi tunggu sembari menetralkan nafasnya yang masih terengah-engah.

Tak lama ponsel yang ada di dompet si mbak, berbunyi. Devi membiarkan, karena merasa itu bukan ranahnya, sampai panggilan itu berhenti dengan sendirinya. Tetapi, tak lama kemudian berbunyi lagi. Di deringan yang ketiga kalinya, Devi baru memberanikan diri mengangkat telepon tersebut.

"Assalamualaikum, ma? Mama di mana?" suara seorang lelaki di seberang.

"Waalaikum salam, maaf, saya bukan istri mas nya" jawab Devi.

"Lah, terus anda siapa? Kenapa ponsel istri saya ada di tangan anda?" cecar seseorang di seberang sana, yang ternyata adalah suami si korban.

"Maaf mas, ini istri anda ada di rumah sakit, baru saja saya bawa ke UGD. Beberapa menit yang lalu baru saja terserempet mobil" terang Devi.

"Ya Allah. Di rumah sakit mana ya, mbak?"

"Di rumah sakit Mutiara Medika, mas"

"Baik mbak, saya segera ke sana. Terima kasih, assalamu'alaikum"

"Waalaikum salam"

Sambungan telepon pun terputus, Devi kembali memasukkan ponsel si wanita tersebut ke dalam dompetnya seperti semula. Bersama dengan itu, pintu ruangan UGD terbuka dari dalam.

"Keluarga pasien?" panggil seorang dokter berkacamata, Devi segera mendekat.

"Maaf dok, keluarganya masih di perjalanan. Kebetulan, saya yang membawa ke sini. Ada apa ya, dok?"

"Pasien baik-baik saja, Bu. Hanya saja, ada beberapa luka yang harus di jahit. Tapi, perlu di rawat inap untuk observasi lagi. Mengingat ada luka di kepala yang di khawatirkan terjadi sesuatu di bagian dalam. Si ibu juga sedang mengandung, jadi perlu pemeriksaan lebih lanjut" terang si dokter panjang lebar.

"Baik, dok. Saya mewakili keluarga, tolong bawa pasien ke ruangan VIP.
Biar saya selesaikan administrasinya dulu" ucap Devi.

Setelah berucap demikian, Devi segera berjalan ke meja resepsionis untuk menyelesaikan administrasi awal.

Andai Kau Tahu Sakitnya Melepaskan (Terbit)Where stories live. Discover now