#16 gitar

1.4K 179 38
                                    

em gimana ye, ini si Sultan agak lebay gitu.
jadi sedikit gue revisi characternya kali ya.

•••

Sultan menatap Raja kesal "kalo lo gak mau dibebankan pekerjaan gak usah ngurusin kita berdua" tukas Sultan, "lo cuma mau nge gangguin bukannya kerja!" lalu meraih tangan Kaisar dan mengajak cowok itu pergi dari sana meninggalkan Raja.

Raja berdiam diri di tempatnya, melihat kedua remaja itu berjalan beriringan dengan tinggi badan mereka yang terlihat sedikit beda.

cowok itu memegang senternya erat, menatap kearah langit, sekumpulan bintang entah kemana hanya ada beberapa, berkelap kelip membentang di angkasa.

malam ini cerah,

bintang sangat cantik, tanpa Raja sadari bahwa dia juga terpikat dengan pemandangan di langit.

bintang menjadi objek fokusnya saat ini, cahaya kecil itu seolah bisa menjadi pusatnya.

lalu Raja menghela nafas, dia harus segera turun, dan kembali berpatroli, terlihat dari atas sini, tenda tenda yang terpasang rapi.

tiba tiba cowok itu bergumam sangat lirih, entah apa maksudnya, Raja sendiri yang mengucapkannya pun tidak tau sambil mengeratkan jaketnya.

"dingin. . . . gue gak tau kemana mentari sembunyi selama ini."

ekor mata Raja merasa cahaya berkilau yang membuat atensinya beralih, osidian kelam itu menangkap moment tidak terduga, sebuah bintang terlihat jatuh melesat begitu saja.

Raja meneggakan tubuhnya, bintang jatuh?

yang Raja ketahui, orang orang mempercayai hal semacam itu, memohon pada bintang agar apa yang di inginkan terkabul.

tiba tiba saja hati Raja tergerak, cowok itu mengatupkan kedua tangannya dan memejamkan mata.

"semesta, kembalikan matahari cerah di setiap paginya, jangan biarkan awan mendung menyelimuti, jikalau hati ini punya rasa berbeda tolong di tetapkan, jangan membuat bimbang dan menyakiti seseorang" ujarnya pelan, Raja membuka matanya.

cowok itu memukul kepalanya sendiri lalu terkekeh, apa barusan dia melakukan hal yang ingin di lakukan oleh Kaisar dan Sultan.

cowok itu berdecih, kelakuan konyol itu, membuatnya terlihat seperti idiot sekarang.

"goblok, gua ngapain sih" gumamnya,

Raja memutuskan untuk turun sekarang, Raja merutuki kelakuannya, sambil mengusap rambutnya kasar beberapa kali.

•••

Setelah semua peserta kemah menyelesaikan acara bersih bersih mereka, setelah mengikuti kegiatan menyelesaikan misi tanya jawab di lapangan.

mereka mengistirahatkan diri, membiarkan para peserta memakan jajanan yang di bawa dari rumah masing masing.

"panas ya, nih. . ." Sultan mendongak, melihat sapu tangan di tangan Kaisar, cowok itu menyerahkannya, Sultan tersenyum tipis dan menerima sapu tangan milik Kaisar yang harum.

Sultan mengusap peluhnya yang bercucuran dengan sapu tangan Kaisar, beruntung dia tidak pingsan, matahari siang ini begitu menyengat.

"harum banget sapu tangannya" ujar Sultan, menghirup aroma pewangi pakaian yang melekat di sapu tangan Kaisar.

Kaisar tersenyum tipis, "nyokap gue yang nyuci, makanya jadi seharum itu" Sultan mengangguk, harumnya begitu lembut. dan dia menyukainya, sepertinya pewangi ini tercium sangat familiar seperti pewangi khusus untuk pakaian bayi.

di lain tempat, Raja sedang sibuk dengan persiapan-persiapan kegiatan lain, seperti apel penutup nanti.

"yang serius, bentar lagi kelar, jangan kebanyakan gaya tapi gak ada bukti!" tegas Raja, suara baritonnya menggema menatap rekan rekannya yang kini mulai bergerak setelah mendapat gertakan.

padahal Raja tidak pernah mengikuti orginasasi, tetapi banyak sekali teman teman yang melimpahkan tugas kepempinan kepadanya, sehingga sekarang cowok itu begitu sibuk.

sekali kali mencari pengalaman, tidak buruk juga.

lagi pula, Raja tidak memiliki kesibukan yang terlalu padat dengan kehidupan pribadinya, sehingga mengatur waktu dengan persiapan acara dan pekerjaan di luar kegiatan sekolah bisa diatur.

•••

S

ultan mengambil tempat duduk yang masih tersisa, untuk menantikan pentas seni yang akan di tampilkan dari sangganya, mereka sudah memiliki sesuatu untuk di pertontonkan, percaya jika penampilan mereka akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

"cek.. cek.."

senyuman Sultan merekah, Kaisar muncul dengan sebuah gitar, pria itu mengetuk ngetuk pelan mic di hadapannya, mengecek ke aktifan microphonenya.

"cek.." Kaisar berdeham, maniknya bergerak mencari cari seseorang yang sedari tadi tidak dia temukan, Sultan yang memperhatikan dari belakang sini, paham ketika Kaisar celingukan.

Remaja pria itu mengangkat tangannya, melambai pada Kaisar, menotis orang yang dia cari, lelaki tampan itu memetik senarnya, lalu mulai bermain gitar yang dia pegang,

bernyanyi dengan suara lembut, senada dengan alat musik yang tengah dimainkan, permainan gitar Kaisar benar benar memukau, para Purna pun terkesiap melihat adik kelasnya terlihat begitu keren di depan sana, tak sedikit para purna memotret Kaisar untuk mengabadikan fotonya.

"ngapain?"

Sultan, menoleh.

Raja berdiri beberapa jarak darinya, cowok itu menatapnya sambil bersidekap dada, pandangan Raja mengikuti arah dari tatapan Sultan tadi, cowok itu mengamati. seseorang yang tengah bernyanyi sembari memetik gitarnya yang mengeluarkan alunan indah.

seperti yang di lihat semua orang terpukau, kecuali Raja. ia tidak terlalu menikmati pentas seni malam ini, Raja hanya ingin mencari ketenangan untuk sesaat sebelum melaksanakan tugasnya lagi.

dan kini pria itu, berada di barisan paling belakang, dimana kini ia dapati sosok Sultan yang tampak bahagia, mendengarkan alunan melodi dan nyanyian Kaisar.

"Sangga, lo maju? dia sendiri aja. tumben ga bareng bareng" ujar Raja.

Sultan menggeleng "gue gak bisa nyanyi, kalau nanti gue disana buat apa? biarin Kaisar aja, suara Kaisar bagus dia juga bisa main gitar."

Raja tertawa geli,

"lo kira cuma anak itu yang bisa nyanyi sama main gitar"

Sultan mengerutkan dahinya "maksudnya?" tanyanya tidak mengerti.

"lo ngomong kayak gitu, seakan dia yang paling bisa segala hal."

"ya terus, apa masalahnya?" aneh, Sultan tidak mengerti isi kepala dalam pemikiran Raja.

"gua juga bisa,

-nyanyi sambil main gitar, bukan cuman dia, gua juga bisa gitarin lu."

mata Sultan mengerjap, menatap Raja yang begitu lugas mengatakannya, benarkah ini Raja?

apa yang salah dari cowok itu.

•••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raja, Sultan dan Jajaranya [NoMark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang