15🖤

406 24 2
                                    

Jimin membawa yeongmi ke apotek terdekat lalu membeli perlengkapan obat untuk kulit yeongmi yang melepuh.

"Maaf ya" ucap jimin yang mulai mengobati dada yeongmi

Yeongmi menahan perih nya sembari memegangi bajunya agar sedikit turun sampai dibelahan payudara yeongmi sedikit.

"Terimakasih sudah mau menahan saat aku hampir jatuh tadi" yeongmi

"Aku juga kaget saat memasuki cafe dan wanita itu berteriak" jimin

"Hmm, dia sangat marah padaku" yeongmi

"Apa yang terjadi sampai dia semarah itu?" Jimin

Yeongmi diam menatap jimin, jimin menyadari nya lalu menyelesaikan mengobati luka yeongmi.

"Kau tidak mau menceritakan nya? Baiklah tidak usah diceritakan" jimin

"Maaf sudah merepotkan mu" yeongmi

"Tidak masalah, aku senang bisa bertemu dengan mu lagi" jimin

"Hmm, bagaimana kabar youngmin?" Yeongmi

"Dia baik, sekarang sedang di daycare nya" jimin

"Pasti menyenangkan bagi youngmin memiliki appa yang perhatian seperti mu, aku harap anakku juga laki-laki dan memiliki appa yang perhatian seperti mu juga" yeongmi

"Tunggu, apa kau sedang hamil?" Kaget jimin

"Nee?" Yeongmi ikut kaget

"Kau mengatakannya" jimin

"Benarkah?" Yeongmi

Jimin mengernyitkan dahi nya memberikan ekspresi penuh tanya pada yeongmi.

"Hmmm" yeongmi mengangguk

"Wahhh, yeongmi ssi. Jika kau terjatuh tadi itu sangat bahaya untuk janin mu" jimin

"Aku tau, karena itu aku berterima kasih padamu" yeongmi

"Lalu suami mu apa dia sedang bekerja?" Jimin

"Aku tidak punya suami" yeongmi

"Apa?" Kaget jimin

"Kau tidak punya suami tapi kau hamil?" Jimin

"Apa kekasih mu yang menghamili mu?" Jimin

"Bukan kekasih ku juga" yeongmi

"Bu..bukan kekasihmu? Lalu siapa?" Jimin menatap lekat mata yeongmi

Yeongmi tertunduk karena pertanyaan jimin.

"Maafkan aku, sepertinya aku harus pergi. Terimakasih sudah menolong ku" yeongmi beranjak dari kursi nya

"Kau tidak nyaman dengan pertanyaan ku?" Jimin menggenggam tangan yeongmi

"Tidak, aku hanya harus pergi saja" yeongmi

"Maafkan aku jika banyak bertanya" jimin

"Tidak apa, itu wajar karena kondisi ku seperti ini" yeongmi

"Benar, kau tidak nyaman dengan pertanyaan ku tadi" jimin

"Maafkan aku yeongmi ssi, aku hanya kaget saat tau kau hamil tapi kau tidak seperti sedang hamil" jimin

"Itu karena aku masih di semester pertama dan dia masih sangat kecil didalam sini" yeongmi tersenyum memegang perutnya

"Kau bahagia kau hamil?" Jimin

"Hmm, aku ingin cepat menemui nya setidaknya aku harus melahirkan seorang anak dari rahim ku walaupun tidak punya suami" yeongmi

"Kau sudah memeriksa nya ke dokter?" Jimin

"Belum, aku belum sempat keluar. Ini saja baru hari ini aku keluar rumah" yeongmi

"Kau jarang keluar rumah?" Jimin

"Iya, karena aku seorang pelayan, aku tinggal di mansion majikan ku karena itu aku tidak pernah keluar rumah" yeongmi

"Kau seorang maid?" Jimin

"Kenapa? Kau malu berteman dengan seorang pelayan?" Yeongmi

"Tidak, maid bukan lah pekerjaan yang buruk" jimin

Yeongmi tersenyum mendengar nya.

"Kau? Apa kau tidak bekerja? Kenapa kau sangat santai dijam sibuk seperti ini?" Yeongmi

"Pekerjaanku santai, aku memiliki beberapa usaha cafe seperti cafe tadi" jimin

"Cafe tadi? Kau owner nya?" Yeongmi

"Iya, dan beberapa cafe di lokasi lain nya" jimin

"Aahhh begitu" yeongmi

"Setelah ini kau mau kemana?" Jimin

MY FUCKING LORDWhere stories live. Discover now