CHAPTER 16

38.5K 3.7K 240
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!

VOTE + KOMEN!

--TYPO BERTEBARAN--

HAPPY READING
_

Sudah satu jam lamanya Dara di kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sungguh sial sekali dirinya hari ini. Tidak, bukan cuman hari ini tapi setiap hari dirinya merasa sial, sejak pertemuannya dengan Vano si bajingan itu.

Cklek

Dara membuka knop pintu kamar mandi, berjalan tertatih-tatih karena kakinya masih sangat-sangat sakit. Namun, Dara harus menahannya dan memaksakan dirinya untuk tetap berjalan ke arah ranjang, tidak mungkin dirinya terus berdiam diri di kamar mandi.

Saat sudah mendekati ranjang, Dara melihat bahwa selimut dan sprai ranjang itu telah digantikan dengan yang baru. Mungkin bi Ratih yang melakukannya.

Dara mendaratkan bokongnya di ranjang, lalu mengambil ponselnya dari atas nakas.

Cklek.

Baru saja tangan Dara memegang ponsel itu, namun seseorang membuka pintu kamar membuat antensi Dara teralihkan. Saat melihat siapa orang itu, tangan Dara kembali meletakkan ponsel itu di tempat semula.

Vano datang dengan membawa nampan berisi satu piring makanan serta segelas susu. Vano berjalan mendekati Dara, lalu menyimpan nampan itu di atas pangkuan Dara.

"Sarapan. Habis sarapan kita mulai," ucap Vano. Lalu lelaki itu mendudukkan dirinya disamping Dara.

"Mulai apaan?!" tanya Dara.

"Makan dulu, nanti gua kasih tau"

"Ck," Dara berdecak. Lalu dirinya mulai memakan sepering nasi goreng di hadapannya. Sedangkan Vano? Dirinya lebih memilih fokus dengan ponselnya.

"Kaki gua sakit" ucap Dara disela-sela kunyahannya.

Pandangan Vano langsung teralihkan kearah kaki Dara. "Nanti habis makan, gua obatin lagi. Siapa suruh lo mandi, pasti kebasahan tuh"

"Lo yang salah, nyalahin gua" ucap Dara sambil mendelik.

Vano hanya acuh, lalu dirinya kembali fokus kelayar ponselnya.

Elvio
Online

Izinin gua sama si Dara hari ini

Kenapa?

Dia gak bisa jalan

Kok bisa?

Vano tidak membalas pesan Elvio, dirinya hanya membacanya saja. Setelahnya Vano mematikan ponselnya lalu memasukkannya ke dalam saku celananya.

Vano menatap gerak-gerik Dara yang sedang makan dengan santainya. Seolah tidak peduli jika dia sedang duduk bersama seseorang yang bisa saja menghabisi nyawanya kapanpun ia mau.

Dara selesai dengan sarapannya. Lalu menyimpan nampannya di atas nakas. Kini dia menoleh ke samping menatap Vano yang sedang menatapnya sedari tadi.

"Apa lo liat-liat?!" sewot Dara.

"Ambil tuh kotak P3k-nya, biar gua obatin dulu" ujar Vano sambil menunjuk kotak P3k yang kemarin malam dirinya simpan diatas nakas.

Dara menoleh ke arah yang tunjuk Vano. Sebelah tangannya ia rentangkan. "Gak nyampe, bawa sendiri, gih" ucap Dara dengan santainya.

"Tinggal maju dikit" balas Vano. Dara hanya cukup menggeserkan sedikit badannya untuk meraih kotak itu.

"Males,"

VAWhere stories live. Discover now