Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
=== PROTECT THE BOSS S2 ===
***
Xiao Zhan terbangun sambil memegangi bokongnya. Ia berusaha berjalan ke kamar mandi dengan langkah yang tertatih. Dua ronde yang Yibo janjikan berakhir dengan gempuran semalaman yang membuat lubang sempit di sana seolah melebar akibat ulah singa mesum yang kelaparan itu.
"Sial kau Wang Yibo! Sudah memiliki seorang anak pun masih tak memiliki belas kasihan padaku," rutuk Xiao Zhan sambil menatap pada tersangka yang justru masih pulas tertidur di ranjang dengan wajah yang tampak bahagia.
Selesai dari kamar mandi, Xiao Zhan menarik selimut Yibo agar suami pemalasnya itu segera bangun. "Ayo bangun pemalas! Kita jemput A Xian di kamar Gege."
Yibo tak merespon, ia justru terdengar mendengkur menandakan tidurnya yang sangat nyenyak. Xiao Zhan yang kesal hendak melayangkan pukulan namun tubuhnya langsung ditarik dan jatuh dalam dekapan Yibo begitu saja.
Aroma tubuh Zhan langsung tercium oleh indra penciuman Yibo, ia menghidu lekukan leher sang istri, tak memedulikan rontaan Xiao Zhan yang berusaha melepaskan diri dari kukungan suaminya itu.
"Biarkan seperti ini, sayang. Kita sudah lama tidak memiliki waktu istimewa berdua. Aku sangat merindukanmu."
Xiao Zhan terdiam, akhir-akhir ini memang hubungan keduanya sempat menjauh karena beberapa kesalahpahaman.
Yibo tersenyum lalu mengecup pucuk kepala Xiao Zhan. "Hm, tentu. Kau istri yang sangat istimewa pakai telur tiga." Canda Yibo yang sukses membuat Xiao Zhan mencubit dada sixpack sang suami.
"Aw! Sakit, sayang."
"Semakin hari kau semakin berani membuatku malu." Xiao Zhan menenggelamkan wajahnya yang merah di dada bidang Yibo.
Gombalan seperti ini jarang sekali ia dengar dari mulut Yibo ketika mereka belum menikah. Seolah ada sekat yang membatasi keduanya saat itu. Tapi kini semua batas seolah hilang, Yibo
menjadi sosok yang lebih terbuka tentu saja setelah memiliki A-Xian.
"Zhan, aku mencintaimu."
"Aku tahu."
Tok
Tok
"Zhan, ini aku, Yixing. Ayo kita berangkat ke sekolah A-Xian."
Xiao Zhan membulatkan matanya kaget. Dia ingat, hari ini adalah jadwal pendaftaran untuk sekolah A-Xian.
Di sana, ada tempat penitipan anak yang memiliki para tenaga kerja dengan kualifikasi yang bagus. Xiao Zhan berniat menitipkan A-Xian ke sekolah itu saat ia rapat dan bekerja. Lagi pula, A-Xian juga harus mulai belajar mengenal nama benda dan banyak hal. Jika semua harus ditangani Zhan sendiri, rasanya ia juga tidak sanggup.
