11

4.3K 256 0
                                    

"ahh Jung–fuck"

Jungkook menghentikan kegiatannya saat mendengar dering dari ponselnya. Dirinya menoleh ke arah ponsel yang berada di atas nakas. Ia mendecak lalu terpaksa bangkit dari posisi menindih wanita itu.

Matanya menatap layar ponsel, tertera dengan jelas nama Aerin di sana. Jungkook memutar bola matanya malas lalu menggeser tombol hijau di ponselnya untuk menyambungkan teleponnya.

"ada apa?"

"Tuan" ucap Aerin lirih di seberang sana.

"ada apa, Aerin? Aku tidak ada waktu banyak. Cepat katakan!"

"bisakah kita bertemu?"

"aku sedang sibuk"

"tapi ini penting, Tuan"

Jungkook mendecak, entah mengapa ia begitu benci ketika mendengar suara Aerin.

"aku tidak ada waktu. Jangan hubungi aku"

Jungkook memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Tanpa pikir panjang, ia mengatakan hal itu pada Aerin. Tentu saja Jungkook masih membutuhkan Aerin. Tentu rasa cintanya akan lebih besar dari rasa kecewanya pada Aerin.

Kecewa? Ya, Jungkook kecewa karena Aerin tidak datang saat ia sedang butuh. Terdengar sangat sepele, tapi bagi seorang Jungkook yang suka bermain dengan wanita itu menjadi masalah berat. Kebutuhan biologis yang tak terpenuhi menjadi masalah besar baginya.

"siapa, Jung?"

"tidak penting"

•••

Satu bulan berlalu Jungkook belum juga menghubungi Aerin. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Tidak munafik, ia merindukan Aerin. Beberapa kali ia memutar video dirinya dan Aerin yang sedang saling memuaskan.

Hari ini Jungkook sangat jenuh dengan pekerjaan yang tak ada habisnya. Ia memutuskan untuk menghubungi Aerin, untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.

"datang ke kantor"

"tidak bis–"

"sekarang!"

Aerin memutuskan sambungan teleponnya. Jungkook menatap layar ponsel yang mati, seketika senyumnya merekah. Sudah lama dirinya tidak bertemu gadis itu. Gadis yang belakangan ini selalu menghantui pikirannya.

Aerin tiba dengan dress pendek yang ia kenakan. Matanya menatap netra Jungkook yang tengah menatapnya.

"hey, aku sangat merindukanmu gadis kecil. Kemari!"

Aerin berjalan mendekat ke arah Jungkook. Tanpa perintah ia mendudukkan dirinya di atas pangkuan lelaki itu. Jungkook yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa pasrah.

"aku merindukanmu" ucap Jungkook seraya menarik dagu Aerin untuk mencium gadis itu, tapi Aerin menghindar.

"tidak merindukanku, hm?"

Aerin hanya diam sambil terus menatap lelaki di depannya. Jungkook berusaha untuk menciumnya lagi, tapi ia kembali menghindar.

"ada apa, sayang?"

"ashhh" desah Jungkook saat Aerin dengan sengaja menggoyangkan pinggulnya menimbulkan pergesekan di bawah sana.

Aerin menatap Jungkook yang tengah menutup matanya sambil menggigit bibir bawahnya. Jemari Aerin bergerak mengelus dada bidang Jungkook lalu beralih membuka dasi dan kancing kemeja Jungkook.

"euhh sayang, aku merindukanmu" Jungkook memajukan wajahnya, dirinya masih berusaha mencium bibir Aerin yang terlihat menggoda di depannya. Aerin kembali menghindar kemudian menambah kecepatan gerakan di bawah sana.

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang