Asya - Part 3

53 36 9
                                        

Malam ini menunjukkan pukul 19.20. Keluarga Rialdi sedang melakukan makan malam, mereka makan dalam keadaan diam dan tenang.

Ketika semuanya sudah selesai makan, Ayahnya membuka suara "Asya?" panggil Rafly, "Ya ayah?" jawab Asya sambil menaruh gelas yang berisi sisa air yang baru saja dia minum, "Ayah denger dari Bunda kalau kamu mau adik angkat, itu bener?" tanya Ayah.

"Hah? adik angkat?" beo Rasyah bingung.

"Hmm iya Ayah, maaf ya Ayah bukannya Asya bermaksud buat permintaan yang aneh-aneh, soalnya Asya ngerasa kesepian banget kalau di rumah, Asya mau ada temen ngobrol, temen main, temen semua hal deh kalo bisa." jawab Asya.

"Iya gapapa, Ayah setuju kalau Bunda setuju, tapi Ayah ga mau kalau kita ngadopsi dari Panti Asuhan." ucap Ayah, "Jadi kita adopsi dari mana Ayah?" tanya Asya.

"Tadi Ayah sudah menelfon teman rekan kerja Ayah yang memiliki anak angkat, dia mau memberikan anak angkatnya ke Ayah karena Istrinya tidak suka dengan anak angkatnya itu, dia mengadopsi anak itu hanya untuk memancing kehamilan yang disarankan oleh orang tuanya ketika Istrinya dulu belum hamil, dan sekarang mereka sudah mempunyai anak, mereka mau fokus mengurus anak kandung mereka saja." jelas Ayah.

"Yaudah terserah Ayah aja, Asya ngikut aja yang perting Ayah udah ngizinin Asya punya adik angkat." ucap Asya.

"Tenang aja, Ayah pasti akan selalu mengizinkan permintaan kamu jika Ayah mampu. Dan Ayah akan memberikan teman yang terbaik buat kamu." ucap Ayah, "Terima kasih Ayah, Asya sayang Ayah" jawab Asya.

Bunda yang sedari tadi hanya diam pun membuka suara, "Jadi cuma sayang sama Ayah aja nih?"

"Engga dong sama Bunda jugaa" jawab Asya manja.

Rasyah hanya diam menyimak cerita mereka. Apa yang dimaksud oleh Ayah, Bunda, dan Asya? Adik angkat? Asya mau meminta adik angkat?

Gila, ini benar benar gila! Mengurus satu adik yang seperti Asya saja rasanya sudah sangat memuakkan, apalagi ditambah satu lagi? dan lebih sialnya jika sifatnya sama persis dengan Asya? "Enggak! Bisa mati berdiri gue." ucap Rasyah pelan lalu menggeleng ketika membayangkan adik angkatnya bersifat seperti Asya.

Sesudah membicarakan tentang masalah Asya yang meminta adik angkat, semuanya langsung meninggalkan meja makan.

Ayah dan Bunda masuk ke kamar mereka, Asya masuk ke kamarnya, sedangkan Rasyah menuju kulkas di dapur untuk mengambil minuman soda dingin berserta snack yang akan dia bawa ke kamar.

Tiba tiba dia teringat tentang pembahasan di meja makan, "Ini beneran Asya mau minta adik angkat?" monolognya, "Wah sakit nih anak, harus gue tanyain nih." monolognya selagi lagi, lalu berjalan menaiki tangga dan tujuannya sekarang adalah masuk ke kamar Asya.

Tok tok tok...

Rasyah mengetuk pintu kamar berwarna putih yang memiliki tulisan "Asya Cantik" di depan pintu kamar itu. "Sya, gue masuk ya" izin Rasyah.

"Iya masuk aja pintinya ga gue kunci!" jawab Asya sedikit berteriak, takut Rasyah tidak mendengar ucapannya karena dia berada di dalam kamar.

Ceklek.

Suara pintu terbuka. "Kenapa bang? tumben." tanya Asya yang sedang menonton film di depan laptopnya di atas tempat tidur.

"Ada yang mau gue tanya sama lo." ucap Rasyah sambil berjalan mengarah ke arah tempat tidur Asya sambil menenteng snack dan minuman soda yang dia ambil dari kulkas tadi.

"Nanya apa? Oh gue tau pasti tentang gue yang minta adik angkat kan? Kenapa?" tanya Asya.

"Lo beneran mau minta adik angkat? Ga sakit kan lo?" tanya Asya sambil memegang wajah Asya dengan tangan kanannya.

ASYA [ ON GOING ]Where stories live. Discover now