Asya memasuki kelasnya yang dimana sudah ada Adel dan Manda yang terlihat antusias ketika melihat kehadiran Asya.
"Akhirnya lo dateng juga," ucap Manda, "Iya gue kira lo ga masuk." disusul oleh Adel.
"Eh Sya, gimana soal adik angkat lo?" tanya Manda.
"Hari ini dia datang ke rumah gue, gue ga sabar banget!" ucap Asya yang sangat bersemangat, mengingat adik angkatnya itu akan datang kerumahnya hari ini.
"Wah seriusan?!" ucap Manda tak kalah heboh.
"Iya anjir! Umurnya juga sama kayak gue, cuma tua gue berapa bulan kata Bunda" ucap Asya.
"Enak kalo seumuran gitu, jadi ga terlalu canggung kalau seandainya kita temenan" ucap Manda.
"Iya bener, rencananya juga gue mau suruh Ayah buat nyekolahin dia disini juga" ucap Asya.
"Nah ide bagus tuh!" disetujui oleh Manda.
Ketika Asya dan Manda menyudahi obrolan mereka, Asya beralih menatap Adel yang sedari tadi hanya diam memperhatikan Asya, dan Asya yang diperhatikan seperti itu menjadi bingung.
"Lo kenapa ngeliatin gue gitu banget?" tanya Asya, masalahnya dia tidak mungkin memakai makeup terlalu tebal, jangankan untuk ber-makeup tebal, memakai bedak saja dia sering lupa.
"Ga kenapa-kenapa sih, gue cuma bingung sama lo Sya" jawab Adel yang masih memperhatikan Asya.
"Bingung kenapa?" tanya Asya heran.
"Lo kan cantik, body lo juga oke tuh, kenapa lo ga nyoba open BO?" tanya Adel disertai wajahnya yang lugu.
Manda langsung terbahak mendengar ucapan Adel.
"Del, otak lo kan ga ada gunanya, kenapa lo ga nyoba loncat dari gedung sekolah ini aja dari pada lo hidup cuma buat nambahin dosa orang karena emosi aja kan?" ucap Asya, meniru ucapan Adel tadi.
"Gila lo!" ucap Adel tak santai karena sadar dengan ucapan Asya yang mengatainya.
Respon Manda? Jangan ditanya. Wanita itu sudah terbahak-bahak bahkan sampai mengeluarkan air matanya karena terlalu lama tertawa.
•••
Asya, Manda, dan Adel sudah berada di kantin, mereka duduk tepat disebelah meja Rasyah, Rafa, dan Farrel.
Ini semua atas kehendak Adel, katanya agar dia bisa memantau Farrel, takut kalau pacarnya akan di goda cabe-cabean spek pasar ikan.
"Mau pesen apa?" tanya Adel yang ingin memesan makanan.
"Samain aja biar ga lama, eneg gue disini lama-lama karena mencium aroma BANGKAI" ucap Asya sedikit kuat dan menekan kata akhir agar di dengar oleh meja sebelahnya.
Rasyah, Rafa, dan Farrel yang mendengar itu langsung menoleh ke arah meja Asya.
Asya yang sadar kalau Rafa sedang menatapnya tajam langsung menatap matanya balik, tak kalah tajam.
"Eh makanannya nanti diantar Pak Yanto, gue males nunggu karena takut lama, mana sempit banget lagi" ucap Adel yang langsung duduk di depan Asya.
Kontak mata tajam Asya dan Rafa langsung terputus ketika makanan yang dipesan tiga lekaki itu datang.
Asya langsung teringat perihal akun instagram nya semalam, tentang dia yang saling follow dengan akun instagram nya Rafa.

YOU ARE READING
ASYA [ ON GOING ]
Teen FictionTidak ada yang lebih menyakitkan ketika aku yang menjadi pemeran utama, harus tersingkirkan oleh peran yang tak di haruskan ada. Benar, penyesalan selalu datang pada bagian akhir.