3

1.4K 235 23
                                    

HAPPY READING!!!

3. QUEEN NYA EL.

Deg deg deg...

Bunyi detak jantung berasal dari seorang bocah laki laki yang saat ini tengah duduk di pinggir danau dengan tangan yang memegangi bibirnya dan tangan mungil yang satunya lagi memegang dada kirinya.

Oke, Gavin benar benar gila. Hanya dengan sekali kecupan, dan BOOM! Tubuhnya mendadak seperti jelly dengan semburat merah menghiasi wajahnya.

Yang menjadi pertanyaannya kenapa Zeya bisa mempunyai ide mencium bibirnya?! Kebanyakan bocil kan di pipi!

Sedangkan Zeya yang berada di sampingnya hanya menatap bingung anak laki laki itu yang sedang menekuk lutut dan bergumam tak jelas sembari senyum senyum persis seperti orang gila.

"hey, camu wayas?" tanya Zeya dengan wajah lempengnya.

Gavin tersadar akan tingkahnya, dengan cepat berdehem pelan. Apakah tingkahnya membuat Zeya illfel padanya? No! Jangan sampai!

"ekhm, gak!" tegasnya menatap ke arah Zeya ragu ragu. Wajahnya masih sangat panas.

Zeya mengangkat tangan mungilnya, memegangi pipi gembul Gavin, "camu cakit?" tanyanya saat melihat wajah Gavin yang merah padam. Ah ya, dari saat bertemu dengannya wajah itu sudah merah tanpa dia ketahui.

Gavin mematung, tangan Zeya yang memegangi wajahnya sungguh sangat tak aman bagi jantungnya yang hampir copot.

Dalam pikiran Gavin, dia tengah berperang dengan segala pikirannya.

Apa gue pedofil?

Gue udah umur 44 tahun, dan suka sama bocah yang bahkan masih balita! Astaga, gue bener bener gila.

setelah patah hati langsung lari ke bocil, gue gila.

Tapi gapapa dong? Kan gue juga udah jadi bocil?

Gapapa kan suka sama bocil juga?

TAPI INI TERLALU BOCIL GUBLUK!

Tapi dia udah nyuri frist kiss gue, jadi...

Gapapa! Gue bocil jodohnya harus sama bocil! Oke, gue udah bertekad buat si bocil Zeya buat jadi milik gue. harus!

Gavin mengangkat tangannya yang mengepal sembari bergumam, "Bisa! Kali ini harus yang terakhir Gavin!" tekadnya.

Zeya memandang Gavin aneh, "camu gak gila can?" tanya Zeya yang mulai was was.

Gavin menoleh dan tersenyum semanis mungkin, "iya, gila karena kamu" celetuknya dengan tampang orang bodoh.

Zeya memilih diam, otaknya masih tak sampai. Memandangi langit sore, ah hari sudah sore saja. Apakah kakaknya sudah selesai berpesta? Ia ingin melaksanakan ibadahnya. Apakah dia menumpang dulu di rumah dia? Eh ngomong ngomong anak laki laki di pinggirnya ini siapa?

Gavin merasa suasanya menjadi canggung, dia menggaruk tenguknya yang tak gatal.

Zeya memandang anak laki laki yang belum ia ketahui namanya, "nama camu ciapa?" tanyanya.

Gavin dengan cepat menjabat tangan Zeya, "Kamu gak inget? Aku yang pas kamu nangis di belakang pohon loh. Aku Gavin, Imanuel Gavindra Dirgantara"jelas Gavin. Ada rasa kecewa karena Zeya nya tak mengingatnya.

Zeya tak pikir panjang langsung menggeleng, "gak" singkat, tapi hati gapin sangat tersakiti permirsahhh.

Gavin tersenyum paksa, "yaudah gapapa, kamu mau manggil aku apa?" tanya Gavin penasaran. Ia ingin mendengar nama panggilan khusus.

My Cold BOCILWhere stories live. Discover now