Hujan

21 2 0
                                    


" Hoy, ngapain tuh?'"

Sengaja, gua mengagetkan Sherry yang sedang berdiam diri didepan bulat berwarna silver gelap. Menghabiskan waktu berdua kadang memang menjadi agenda kami di weekend. Apalagi hari sabtu. Tapi kali ini, kami- lebih tepatnya Sherry, menghabiskan waktu untuk mengotak atik laptop dan notebook yang ia bawa. Tak lupa dengan muka semrawut memandang layar laptop.

" Kaget, sialan" seru Sherry tertahan sambil mengelus dadanya pelan. Dia komat kamit menyumpah serapahi gua, yang cuman cengengesan.

" Hehehe, sorry, sengaja" 

" Ni orang, napa juga pake tanya segala lagi ngapain. Udah jelas jelas lagi suntuk suntuknya kerjain tugas" omel Sherry sambil memasang raut masam. Sebelum dia kembali buka mulut untuk ngomel ngomel, cepet cepet gua tawarin dia menu. 

" Udah ah, nih order dulu. Dari tadi belum makan" ujar gua sambil menyodorkan selembar menu ke Sherry. Dia menghela nafas.

" Ga nafsu makan gua"

" Lu mau lambung lu kambuh?"

" Iya iya deh, lu juga order. Mau apa?"

" Cocokin aja sama lu"

Kami berdua memang sedang berada di salah satu tongkrongan andalan kami. Yaitu sebuah resto kecil yang juga menyediakan cemilan rumahan yang cukup sehat untuk disantap diwaktu luang. Resto Regan. Masih berada didalam lingkup area Universitas Bagaskara. 

" Idih, gua ga mau ya sama lu"

" Kalo sama 'dia' mau, hmm???" Goda gua, menaik turunkan alis. Sengaja mengkodenya tentang peristiwa yang telah lalu sekitar beberapa minggu yang lalu. 

" Bacot lu, anjing" tukas Sherry kesal, tapi samar samar, semburat warna merah pudar menyerebak di pipinya. Jiakh. Salting. 

" Oh ya?" 

" Udah ah, Key. Ga konsen nih kalau lu nanya mulu" keluhnya yang buat gua terkikik pelan. 

" Ahahah, iya dehh" balas gua sambil mengalihkan pandangan ke luar resto. Langit ibu kota terlihat lebih kelam daripada biasanya. Angin juga berhembus kencang, meniup tanaman tanaman ringan didepan resto sehingga membentuk sudut 90°. 

" Gelap ya langitnya" Sherry, mengangkat wajahnya. Mengikuti arah pandang gua. 

" Ho'oh. Kayaknya nanti bakalan hujan deras" tambahnya dengan suara pelan. 

" Kayaknya" 

 " By the way, udah belum artikelnya?" pancing gua, mencoba mengalihkan topik. Sherry anaknya cengeng. Kalau gua ganggu mulu kayak tadi, nanti pasti nangis. 

" Belum anjir, masih lumayan yang masih perlu ditambahi"

2 minggu lalu, Sherry ditunjuk buat dijadikan salah satu anggota PKM (Program kreativitas Mahasiswa) alias kompetisi tahunan yang juga selalu diselengarakan universitas Bagaskara. Spesifiknya, dia ditunjuk untuk PKM AI, atau Artikel Ilmiah. Jadi selama dua minggu ini, dia sibuk banget. Sampai susah banget diajak ngobrol. Ya. Sangking sibuknya.

" Artikel ga terlalu susah kok, paling risetnya aja yang buat puyeng"

" Ga terlalu susah dari Hong Kong? lu itu udah terbiasa nulis, jadi bilang ga terlalu susah. Kalo gua mah anak lab. Ga ngerti yang beginian" tukas Sherry sedikit kesal.

" Semangat sayang"

" Geli, ah"

" Halah, tapi kalau Geezan yang bilang pasti sampe kayan- AW!!" Belum sempat gua lanjutin kalimat, Sherry sudah bergerak, lebih gesit, mencubit lengan gua lumayan keras.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Jul 31, 2022 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

GeezanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt