#Part 32, Calista Pregnat.

914 108 48
                                    

Bismillah, Kuy baca lagi. Em, masih ada typo yang bertebaran

Happy Readings.

Story on.

Tiga hari setelah acara kelulusan.

"Huek.. huek!" Calista terus saja bolak-balik kedalam kamar mandi, membuat Sandrinna, prihatin dengan kondisi adik iparnya itu dan ia pun berinisiatif untuk membuatkan Calista, teh hangat berharap dapat sedikit meredakan rasa mualnya.

Ya, sejak acara kelulusan tiga hari yang lalu. Calista, memutuskan untuk menginap dirumah Sandrinna, bukan tanpa alasan, selain ia malas pulang, ia juga tidak ingin berdebat dengan ibu tirinya.

"Calista, ini buat kamu" ucap Sandrinna, sembari memberikan teh hangat.

"Makasih ya San" ucap Calista, sembari meminum teh hangatnya.

"Kamu beneran nggak papa Calista? Aku khawatir lihat kamu begini, kita kerumah sakit aja ya?" Ajak Sandrinna.

"Enggak perlu San, aku cuma masuk angin doang kok. Mungkin istirahat sebentar udah mendingan" ucap Calista menolak.

"Tapi kalau kamu masuk angin harusnya udah reda apalagi kamu juga udah minum obat, kita ke dokter aja ya Calista, biar kita tahu kamu sakit apa?" Bujuk Sandrinna.

"Udah gue bilang! Gue nggak kenapa-napa Sandrinna. Gue nggak perlu kerumah sakit, ngerti nggak sih lo?" Bentak Calista, lalu pergi ke kamarnya.

"Calista?" Panggil Sandrinna, sembari mengetuk pintun kamar Calista.

"Sayang, aku pulang!" Pekik Rey, sembari membawa sekantong belanjaannya.

"Gawat Rey, udah pulang. Duh gimana dong, gue takut Rey, akan marah sama Calista. Kalau dia tahu, Calista bentak gue" gumam Sandrinna, takut.

Sandrinna, buru-buru menghampiri Rey, yang berada di dapur agar ia tidak curiga.

"Kenapa?" Tanya Rey, sembari meletakkan belanjaannya di atas meja, lalu memeluk Sandrinna, erat yang tengah tersenyum menatapnya.

"San, Kiss me please?" Pinta Rey, lalu mendekatkan wajahnya.

Sandrinna, langsung mendorong wajah Rey, pelan dan melepaskan pelukkan Rey. Rey, hanya berdecak pelan saat keinginannya tidak tercapai.

"Ihh, kamu kok tahu sih Rey, kalau aku mau mangga" girang Sandrinna, saat membuka kantong belanjaan yang dibawa Rey.

"Ya tahulah, kan aku suami yang siaga dan peka. emangnya kamu!" Sindir Rey, sembari duduk di kursi meja makan.

"Maaf! Tapi aku nggak enak, kan ada Calista, takutnya dia lihat kita pas lagi ciuman" nyengir Sandrinna, beralasan.

"Hmm.. ialah tuh" jengah Rey.

"Rey, kamu kok beli buah semua sih? Inikan buah nanas? Emang bagus buat orang hamil?" Tanya Sandrinna.

"Itu buat Calista, dia tadi yang pesan sama aku. Ya udah, aku mau mandi dulu ya? Gerah nih habis dari cafe terus ke pasar beliin kamu buah" ucap Rey.

"Oo.. gitu!" Angguk Sandrinna.

"Ia" jawab Rey, singkat lalu pergi ke kamar.

"Rey?" Panggil Sandrinna.

"Ada apa hm?" Tanya Rey, sembari menoleh.

"Ikut!" Manja Sandrinna, dengan puppy eyesnya.

"Ayo!" Ucap Rey, sembari menggendong Sandrinna, ke kamar.

===
"Gue iri banget lihat elo sama kak Rey, San. Andai Rassya, juga seperti itu" gumam Calista, yang kini keluar diam-diam.

Sedangkan di sebuah cafe.

Kau Di Takdirkan Untukku [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang