4

171 28 17
                                    


Haiii
Maaf lama:) soalnya lagi sibuk banget. Kalian lupa sama jalan ceritanya ga sih?
Sekali lagi maaf yah...🙏

*
*
*
🤗







Hari pernikahan ayah mereka tiba. Kini Shandy, Ricky, Fenly, Fiki. Sudah rapi dengan pakaianya.

"Gua ga siap anying" ucap Shandy

"lu kira gua siap?" Ricky menanggapi

"siap ga siap bang, siap aja" Kini Fenly ikut menimbrung

Tiba tiba datang Nindy yang juga sudah rapi dengan pakaianya
"Shan... Gimana?"

"gitu deh yank, ya gimana, pokoknya gitu, pasrah aja dah"

"tenang aja yah, ada aku kok disini, kalo kamu butuh sandaran,  datang aja ke aku" Nindy memeluk Shandy dengan penuh cinta dan kasih sayang

"sandaran gua siapa coba?" Ricky memanyunkan bibirnya

"cari pacar makanya" balas Fenly

"lu juga cari pacar"

"ga mau, gua nyaman sendiri, males gua pacaran"

"kenapa?"

"yah, gatau"

"Bang, kalo Fiki boleh punya pacar?" tanya Fiki dengan penuh hati hati

"Pacaran aja ma tiang bendera" ucap Shandy dengan nada yang cukup tinggi

"kalo Fiki gaboleh kok bang Shandy boleh?"

"kita beda Fik, lu masih kecil, belajar dulu oke?" ucap Fenly, sedangkan Fiki hanya mengangguk khidmat.


Sementara itu dilain tempat....

"Ga sabar gua" ucap Farhan sembari merapikan dasi kupu kupu pada kerah kemejanya

"sama gua juga" Gilang merapikan lengan bajunya

"heum kira kira, rasanya jadi orang kaya gimana ya?" Zwietson ikut nimbrung

"yang pasti bahagia, dan tidak akan kekurangan bestie" balas Fajri.
Mereka tertawa, membayangkan apa yang akan terjadi kedepanya

Skip...

Pernikahan berlangsung lancar, dan itu adalah hal yang paling ditakutkan Shandy. Sekarang tak ada lagi usaha memisahkan, atau menggagalkan. Semua sudah terjadi, dan shandy juga ketiga saudaranya mau tak mau menerima semua ini.

"Farhan, kamar kamu sama gilang di lantai dua disebelah kamar Ricky sama Shandy yah"

"iya yah" ucap Farhan dan Gilang bebarengan lalu pergi ke kamar mereka

"nah, Zwietson, Fajri, kamar kalian disebelah kamar Fiki sama Fenly di lantai 3"

Zwietson dan Fajri mengangguk lalu berjalan menuju kamar mereka.

Sementara Shandy, Ricky, Fenly, Fiki, sudah berada dikamarnya masing masing

Kamar shandy

"Nin... Masak 2 curut itu tinggal dikamar Fenly sama Fiki" rengek Shandy pada Nindy, yang tentunya berada dilayar laptopnya

"lah, terus Fenly sama Fiki?"

"tidur dikamar atas"

"pindah gitu?"

"iyaaa ngeselin banget anjing si papa, kan aku jadi ga deket adik adikku lagi"

Nindy tersenyum
"gapapa, yang penting masih serumah kan?"

"iya sih.. Tapi kan... "

"eh Shan, besok ke pantai yuk, aku butuh healing nih" Nindy memotong pembicaraan
Shandy, berusaha mengalihkan pembicaraan

"hahh, kamu kenapa, kok butuh healing?"

"hehhe, aku capek aja, belajarrrr teruss, kalo ga belajar, ngurus bisnis online" Nindy mengerucutkan bibirnya

"oke, gass besok"

"ehh iya kamu kerja ya?"

"nggak papa, khusus besok, biar Reno yang ngurus perusahaan" ucap Shandy

"oke" ucap Nindy tersenyum senang.
Sebenarnya saat ini Nindy sedang tidak butuh healing, tapi dia tahu, Shandy lah yang butuh healing, dia tau, kalo ga dengan cara ini, mana peka shandy sama dirinya sendiri, dia itu ga pernah sadar dia butuh istirahat.
Oh iya, perusahaaan Shandy, adalah perusahaan yang ia bangun sendiri dari nol, dan tentunya atas namanya, bukan atas nama papanya.

"tidur gihh ganteng" Nindy memasang puppy eye nya yang membuat Shandy menjerit dalam hati

"okee, bye cantiknya Shandy"
"bye juga gantengnya Nindy"

Keesokan paginya

Semua orang sudah berkumpul diruang makan, termasuk Sinta dan 4 anaknya tentu saja.

"Hari ini kalian libur kan?" tanya Arga pada 3 anaknya

"nggak, aku ada acara photography di kampus" balas Ricky

"Kalo aku masih  maba pa, jadi ga libur" Fenly ikut membalas

"Fiki?"

"libur pa? Kenapa?"

"nanti temenin abang abang baru kamu ya, kenalan, biar kalian makin deket"
Fiki tak menjawab, ia lebih memilih fokus pada makananya

"Fik? Kamu denger papa kan?"

"denger kok"

Sang Ayah hanya menghela nafas dan pamit untuk pergi ke kantor

"Papa pergi ya, oh ya, Farhan mulai hari ini kamu bisa kerja dikantor Papa" ucapnya lalu berdiri yang diikuti Farhan serta Shandy.

"Shandy juga berngkat Pa" shandy menyalimi ayahnya namun segera pergi seperti tak menganggap keberadaan ibunya

"SHANDY!! SALAMAN DULU SAMA MAMA" teriak ayahnya

"MALAS" ucap shandy yang sudah sampai di depan pintu rumah

"Maafin anakku ya Sin"

"gapapa kok mas, namanya juga anak anak" Sinta mengeluarkan jurus senyum lebarnya.

"Idih najis, paling juga akting tu" suara hati Ricky berbunyi.

Arga, keluar dengan Farhan dibelakangnya, tak lupa Sinta memgikutinya untuk memastikan suaminya benar benar pergi.

"Abang berangkat ya Fik, kamu hati hati" ucap Ricky seraya mengacak rambut adiknya

"Abang juga, nanti gua bakal pulang cepet kok, tenang aja" sela Fenly. Sedangkan Fiki hanya mengangguk mengeluarkan senyum polosnya.

Setelah itu Ricky dan Fenly meninggalkan rumah, tak lama gilang juga ikut meninggalkan rumah entah kemana dia pergi, Fiki hanya mengamatinya dari sofa
.
"FIKI!!!" bentak Sinta yang tentunya mengagetkan Fiki

"Beres beres rumah sana, gua ga mau ya tangan gua kotor gegara bersihin rumah"

"tapi kan ada bibi"

"gaada bibi, mulai sekarang beres beres rumah itu tugas kamu! Cepet nyapu"

"tapi Fiki ga pernah nyapu"

"lu tu ya, dibilangin baik baik, minta dikasarin" Sinta menarik tangan Fiki kasar lalu membawanya kekamar mandi.

Sinta mengidupkan shower dan menyiram Fiki menggunakan air dingin

"Tante, tante maaf, iya, aku nyapu sekarang" ucapnya dengan nada lesu

"nah gitu dong! Habis itu ngepel ya" ucapnya yang diangguki Fiki membuatnya tersenyum penuh kemenangan.






Bersambung...
Hehe pendek banget ya?
Makasih udah mau nunggu😁
Jangan lupa vote & comment ya😗

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 02, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VS ||un1tyWhere stories live. Discover now