21. || Snake In The Grass

2K 155 70
                                    

Alis tebal milik Heeseung saling bertaut kala melihat eksistensi seseorang yang kini tengah duduk di sofa ruang kerjanya. Seseorang yang bahkan tidak datang saat proses mediasi sidang percerain mereka dua hari yang lalu.

"Oh.. kau sudah datang" Katrina bangkit dari duduknya, menghampiri Heeseung yang masih berdiam diri diambang pintu.

Wanita itu menyunggingkan senyuman manisnya, lalu menggapai tubuh jangkung Heeseung dan memberikan kecupan dikedua pipinya. Heeseung sendiri hanya diam, memandangi Katrina dengan pandangan datar miliknya. Dalam hati ia bertanya-tanya, ada apa gerangan yang membawa wanita itu kesini.

"Ada perlu apa kau kemari?" Tanya Heeseung tanpa berbasa-basi. Tak ada keramahan dalam nada bicaranya yang membuat senyuman diwajah ayu itu seketika memudar.

"Ada hal penting yang ingin aku beritahukan padamu" Katrina menarik nafasnya dalam sebelum melanjutkan kalimatnya "Aku akan mengajukan hak perwalian agar Sunoo bisa tinggal bersamaku"

Wajah Heeseung yang semula datar kini mengeras, rahangnya mengetat, dengan mata yang memerah pertanda betapa dirinya kini dikuasai emosi.

Apakah wanita ini sudah kehilangan akal sehatnya?

Selama ini bahkan ia tak pernah peduli apakah Sunoo dalam keadaan sehat atau sakit, bahkan ia tak pernah menganggap Sunoo ada. Tapi sekarang apa yang ia katakan benar-benar membuat Heeseung murka.

"Apa kau sudah gila?!"

Katrina mendengus, lantas kembali mendudukkan diri ditempatnya semula.

"Gila apa? Aku ini ibunya jika kau lupa" ucapnya santai seraya menyilang kaki.

"Ibu? Ibu seperti apa yang kau maksud? Jika yang kau maksud adalah seorang wanita yang hanya melahirkan seorang anak, tanpa berusaha membesarkan dan memberikan kasih sayangnya pada anak yang dilahirkannya adalah yang kau maksud, itu bukanlah sesuatu yang pantas untuk disandang olehmu" balas Heeseung sarkatis.

Gigi Katrina bergemeletuk, yang dikatakan Heeseung tidaklah salah, malah sepenuhnya benar, selama ini ia tak pernah menganggap keberadaan Sunoo karena terlalu sibuk dalam mengurus karirnya. Dilihat dari sisi manapun Katrina pasti akan kalah telak jika berdebat dengan Heeseung masalah hak asuh anak. Ia tau ini pasti tak akan berakhir dengan mudah.

"Terserah! hasil sidang belum diputuskan, aku yakin hak asuh akan jatuh ketanganku, bagaimana pun anak dibawah umur hak perwaliannya akan jatuh ketangan ibu"

Heeseung berdecih, jengah melihat wanita yang sebentar lagi akan benar-benar menjadi orang lain dalam hidupnya.

"Yakin sekali, kau fikir pengadilan akan semudah itu mengambil keputusan tanpa pertimbangan. Mana mungkin mereka akan menyerahkan seorang anak pada ibu yang bahkan terlibat hubungan gelap dengan laki-laki lain"

Senyum miring tersungging dari bibir Heeseung, seharusnya Katrina berfikir seribu kali jika ingin terlibat masalah dengannya. Bagaimana ia bisa berfikir untuk merampas Sunoo darinya setelah apa yang telah ia perbuat selama ini.

Katrina kembali bangkit dari duduknya, berjalan pelan kearah Heeseung dengan tatapan dan senyum iblis diwajahnya. Berdiri sejajar hingga kini saling berhadapan.

"Tidakkah kau bercermin Heeseung-ssi?" Kau juga bermain api dibelakangku" ada jeda sebelum Karina melanjutkan ucapannya "kau berselingkuh dengan seorang wanita yang kini menjadi adik iparmu sendiri" sambungnya dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya. 

Bagai petir menyambar disiang bolong, Heeseung mematung ditempatnya, suaranya tercekat seolah ada benda yang tersangkut ditenggorokannya. Bagaimana mungkin Katrina..

DESTINY | JAKE Where stories live. Discover now