16

51.3K 3K 126
                                    

🦋🦋🦋

Baca cerita ini jam berapa?

Baca cerita ini jam berapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Gio tidak pulang ke apartemen tetapi dia pulang ke rumahnya dengan wajah murung. Tidak ada semangat dalam dirinya setelah meninggalkan rumah Nauval.

"Mamah, Gio pulang," ujar Gio sambil menundukkan kepalanya.

"Tumben sendirian, biasanya sama Nauval." Canda Mamah Anya.

Gio mengangkat kepalanya dengan mata berkaca-kaca. "Mamah," lirihnya.

"Loh loh kamu kenapa? ini Muka juga kenapa?" tanya mamah Anya khawatir dengan kondisi anaknya.

Gio tidak menjawab, dia langsung memeluk mamahnya guna mencari ketenangan sambil terisak pelan. Mamah Anya mengelus punggung Gio lembut.

"Mah ... Nauval mah," ujarnya sambil terisak.

"Nanti kita kerumah Nauval ya," balas mamah Anya sambil mengelus rambut hitam Gio.

"Tapi kalo tetep gabisa gimana mah?" Lirih Gio.

"Gio gamau jauhan sama Nauval mah, Nauval harus tetep milik Gio," tekanya sambil menangis di pundak Mamah Anya.

"Iya Nauval bakal tetep jadi milik kamu," ujat mamah Anya menenangkan Gio yang sedang menangis.

"PAPAH," teriak Mamah Anya untuk memanggil suaminya yang berada dikamar mereka.

Papah Alfa yang mendengar suara istirnya memanggil dirinya langsung bergegas turun. "Kenapa mah?" Tanya papah Alfa kepada istrinya.

"Kita kerumah Nauval sekarang."

Papah Alfa melihat Gio yang sedang menangis dipelukan istrinya langsung mengangguk paham. "Oke."

*****
Tok tok tok

"Halo, apa ada orang dirumah?" ujar mamah Anya sambil mengetuk pintu rumah Nauval.

"Iya bentar," sahut seseorang dari dalam.

Pintu rumah dibuka dan disambut hangat oleh Bunda Rere. "Eh ajeng, kenapa kesini?"

Kebutan Bunda Nauval adalah teman searisannya. "Ini loh jeng, kita semua ingin bertemu suamimu."

"Gio anakmu?"

"Iya, dia anakku."

"Oh iya, mari masuk." Bunda Nauval mempersilakan keluarga Gio untuk memasuki rumahnya.

"Duduk dulu ya, aku mau panggil suamiku dulu bentar." Bunda Rere pergi kehalaman belakang untuk memanggil suaminya.

"Pah," panggil Bunda Rere kepada suaminya.

"Ada apa Bun?"

"Ada yang ingin bertemu dengan Papah," jelasnya kepada suaminya.

Papah Nauval mengkerutkan dahinya. "Siapa?"

"Keluarga Gio."

Papah Nauval menghembuskan napas kasar. "Anak itu!"

"Yasudah, ayo."

Mereka menemui keluarga Gio yang berada diruang tamu.

Orang tua Gio yang melihat papahnya Nauval sontak berdiri. "Halo, kami orangtuanya Gio."

Papah Nauval menganggukkan kepalanya. "Silahkan duduk kembali."

Orang tua Gio duduk kembali ditempatnya.

Papah Nauval duduk disofa single. "Ada perlu apa?" Tanyanya singkat.

"Maksud kami datang kesini ingin meluruskan masalah antara anak kamu dengan anak saya," jelas papah Alfi.

"Panggil Nauval kemari," perintah papah Nauval kepada istrinya.

Bunda Rere bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kearah kamar Nauval. Sesampainya dikamar Nauval dia mengetok ngetok kamar itu sambil memanggil Nauval untuk keluar.

Tok tok tok

"Nauval, ini Bunda. Keluar yu."

"Gamau!" Tolak Nauval, dia tidak ingin keluar setelah insiden itu.

"Sayang ... ada orang tua Gio diluar," ucap Bunda Rere memberitahukan anaknya yang sedang mode tidak ingin diganggu.

Tidak lama kemudian suara pintu terbuka. "Beneran bun? ga bohong kan?" tanya Nauval beruntun kepada bundanya.

Bunda Rere tersenyum untuk meyakinkan anaknya. "Engga sayang, beneran loh."

"Ayo bun! kita temui keluarga Gio sekarang," ucap Nauval dengan tidak sabar.

Mereka turun kebawah menuju ruang tamu. Sesampainya disana Bunda Rere dan Nauval duduk bersebelahan dan berhadapan dengan keluarga Gio.

Karna sudah lengkap pembicaraan mereka yang tadinya tertunda kini berlanjut. Papah Nauval memijat kepalanya pelan. "Saya tadi syok mendengar ucapan anak saya yang menyukai laki laki," ujarnya kepada keluarga Gio.

"Saya sudah tua, tentunya saya berharap mempunyai cucu untuk melanjutkan perusahaan saya nantinya. Kalo Nauval dengan laki laki bagaimana mempunyai keturunan jika tidak menikah dengan perempuan?" Sambungnya.

"Adopsi?" Tanya mamah Anya.

"Tidak, saya tidak ingin anak adopsi."

"Apa Nauval harus menikah dengan perempuan, Pah?" Nauval berucap ragu sambil memandang takut wajah Gio.

Gio yang mendengar ucapan Nauval langsung menatapnya tajam. "Gak ada!"

Papah Nauval mengangkat bahunya acuh. "Cari tahu sendiri, Papah tidak ingin ikut campur."

"Bagaimana kita cari perempuan yang akan kita jadikan penampungan anak kamu Nauval?" usul Mamah Anya.

Nauval terkejut seketika. "A-apa?! Nauval harus berhubungan badan dengan perempuan tanpa adanya status suami istri?" Ujar Nauval sambil melirik ke arah Gio.

Mamah Anya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Iya. Kita kasih penawaran yang menguntungkan bagi perempuan itu, bagaimana?"

Nauval langsung menatap Gio penuh harap. Sedangkan Gio memijat pangkal hidungnya lelah, kenapa semua jadi serumit ini? Dia menghela napas panjang. "Baiklah, kita mencari perempuan yang nantinya akan menampung benih Nauval tanpa adanya pernikahan." Sejujurnya Gio ingin menolak, tetapi itu akan membuat Nauval bersedih. Gio tidak ingin melihat wajah murung milik kekasihnya, ia harus menerima tawaran itu demi membuat Nauval bahagia. Dirinya tidak boleh egois.













Disini ada yang mau nampung anaknya Nauval ga? kalian minta apapun bakalan dikasih sama keluarganya Gio loh><

My Boyfriend [BL] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang