𝙿𝚛𝚘𝚕𝚘𝚐 - 1

31 8 0
                                    

Gadis ini tak pernah tahu rasanya punya teman.

Ya, Choi Suha namanya. Remaja perempuan yang selalu gagal dalam hal pertemanan.

Mungkin, kata "teman sekelas" sudah cukup sebagai identitas berbatas. Suha tak pernah benar-benar punya teman dekat untuk berkeluh kesah pun sekadar menceritakan hari.

Pikir saja. Bagaimana bisa mendapat teman saat dia harus pindah sekolah tiap satu atau dua tahun sekali dan terus membuat adaptasi baru.

Sekolah tidak semenyenangkan yang orang pikir. Bagi Suha tugasnya hanya belajar tanpa perlu repot membuat hubungan juga kenangan.

Satu hal sederhana yang cukup bagus: Suha memiliki satu hewan piaraan, sobat sejati satu-satunya-dia namakan Healing yang dalam Bahasa Inggris artinya "penyembuh".

Benar. Dengan bercerita pada kucing kesayangan, Suha merasa hari beratnya meringan, bebannya berkurang, dan sekeping rasa nyaman dapat hinggap di sudut hatinya. Bersama Healing sungguh menenangkan. Suha tak butuh apapun lagi ketika telah memiliki Healing.

Namun naas, suatu kali saat naik ke kelas 3 SMA, Healing mati, meninggalkannya.

Begitu saja. Tanpa perpisahan.

Suha terpukul. Dia bahkan tak sanggup menerima pelajaran sekolah di hari berikutnya dengan baik.

Meski tetap memaksa diri tetap melangkah, berbekal kenangan tawa dan pelukan lembut kucing berbulu oranye lebat yang telah berpulang, Suha memandangi makam Healing dengan hati teriris.

"Akhirnya kita berpisah juga...." gumamnya.

"Rupanya kau pun sama saja dengan mereka-mereka yang tak pernah abadi dalam hidupku," tambahnya, dengan bulir air mata jatuh mengalir.

Mungkin orang lain mengira bahwa ini agak berlebihan. Menangisi seekor hewan bagaikan orang. Namun bagaimana? Bagi Suha, sosok kucing yang sudah menemani hidupnya selama 13 tahun belakangan itu sangatlah berarti.

Should I look for a new Healing?

𝙆𝙞𝙩𝙩𝙮 𝙅𝙪𝙣 | yeonjunWhere stories live. Discover now