𝙱𝚒𝚐 𝙴𝚊𝚝𝚎𝚛

20 5 1
                                    

Pukul delapan malam dan Suha barusan selesai menyantap habis satu cup mi instan yang jadi makan malamnya hari ini. Yahh, oleh sebab semua hidangan dan bahan makanan telah habis oleh sosok Junie, Suha jadi terpaksa mengambil jalan pintas. Choi Subin yang super duper protektif akan kesehatan dan pola makan pasti marah besar jika tahu hal ini.

Suha buru-buru berlari ke kamarnya setelah makan. Memastikan kalau makhluk polos pikunan yang tiba-tiba menumpang di kamarnya itu masih ada di sana, dan bukan hanya khayalannya belaka.

Ya kali, sudah ditampung dan diberi makan serta perlindungan level dewa, makhluk itu malah main kabur tanpa kata. Setidaknya, Suha ingin pemikiran "minta bayaran/imbalan" cukup untuk jadi alasan logisnya tak ingin Junie pergi. Suha hanya tak ingin merasa terlalu egois.

Mengapa rasanya lega melihat Junie masih tidur di sana?

Bukankah sosok itu sudah cukup merepotkannya?

Suha menghembuskan napas panjang. Duduk di sisi ranjang dan terus memandang teduh lelaki itu. Mengapa dia sampai bisa menyasar ke sini? Sebenarnya asalnya darimana? Apa makhluk macam ini memang nyata? Dan bukan mitos?

Apakah telinga kucing di atas kepalanya itu asli, dan bukannya bando?

Ceklek!

"Suha! Kau sudah makan malam?" Seruan Choi Subin menggema dari pintu depan, Suha refleks beranjak panik. Buru-buru dia menyelimuti Junie sampai leher dan keluar hati-hati berusaha tak menimbulkan lebih banyak keributan.

Dia langsung lari dari kamar dan menutup pintunya dari luar. Membelakangi kamarnya dan menatap waswas kakaknya yang sudah masuk ke tengah rumah.

"Kau kenapa?" tanya Subin keheranan dengan wajah panik Suha.

Suha menggeleng agak agresif. "T-ti-tidak apa-apa! K-kakak tadi bilang apa?"

"Aku tanya, kau sudah makan belum? Aku beli sesuatu di luar, biar kita makan bersama saja."

"Aku sudah makan," balas Suha cepat. "Kakak makan sendiri saja, hehe, daah, aku langsung masuk kamar ya? Mau langsung tidur."

Subin masih memandang Suha penuh tanya. Tentu saja sikap adiknya itu terasa begitu ganjil, terlebih dengan suasana kelabu Choi Suha beberapa hari belakangan. "Kau sakit ya? Masih belum move on dari kucingmu?"

"Aku baik kok! Jangan cemaskan aku!" bantah Suha langsung, dia lalu mulai membuka kunci pintu dan memutar engsel. "Kakak jangan mendatangi kamarku ya! Aku akan sangat marah kalau kakak melakukannya!"

"O-oke. Tapi kenapa kau aneh begini?"

"Aneh apanya? Aku biasa saja kok! Kakak nikmatilah makan malamnya!"

Suha langsung melesatkan diri masuk kamar, mengunci dari dalam agar aman. Menghembuskan napas lega, dia pun lantas menatap Junie lagi agar memastikan lelaki itu tak terganggu.

"Oh, syukurlah, dia masih tidur."

Suha maju. Menaiki ranjang big sizenya dan terbaring tepat di samping Junie.

Lagi-lagi dia menatap makhluk itu penuh kagum, sekaligus tidak percaya, sekaligus merasa sinting.

Sosok ini masih ada. Apakah tetap akan ada besok pagi?

"Semoga kamu masih akan menatapku saat bangun besok pun," gumam Suha sambil tersenyum tipis, mulai memejamkan mata.

Tak lama sampai Subin memekik dari arah meja makan di dapur. Syok dengan kekosongan isi kulkas dan keranjang buah juga stok makanan di lemari.

"CHOI SUHA! APAKAH KAU SEBEGITU DEPRESINYA SAMPAI MENGHABISKAN SEMUA MAKANAN?!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝙆𝙞𝙩𝙩𝙮 𝙅𝙪𝙣 | yeonjunWhere stories live. Discover now