Epilog

2.7K 472 71
                                    

"Cermin, kau jiwa benda mati, 'kan?" tanya Ratuku di sela kegiatan memerintah kerajaan. Ia duduk di depanku bagai gadis yang sedang mengobrol dengan saudara perempuannya.

"Ya, Ratuku."

"Kalau jiwamu kupindahkan ke wadah makhluk hidup, bagaimana?"

Aku menggeleng. Tersenyum getir karena tahu kenyataan yang akan terjadi nanti. "Tidak bisa Ratuku. Jiwa benda mati harus terus berada di bendanya sampai benda itu rusak. Kami tidak boleh pergi."

"Kenapa?"

"Karena, jika jiwa kami keluar dari bendanya. Maka kami akan mati secepatnya."

"Maksudmu, kalau kau keluar sekarang kau akan mati, begitu?"

"Ya Ratuku."

"Sebaiknya kau jadi cermin saja." Ratuku tampak khawatir. Haha, dia peduli padaku ternyata.

"Tapi," aku menambahkan, "aku siap keluar dari dalam wadahku jika itu untuk melindungimu. Kumohon, berjanjilah Ratuku." karena kuyakin hari itu pasti akan datang. "Jika keselamatanmu terancam biarkan aku menyelematkanmu. Kau harus menuruti setiap perkataanku."

"Kau pikir aku lemah? Aku bisa melindungi diri sendiri, tahu!"

"Ya, aku tahu itu Ratuku." Aku menoleh ke samping. Melihat ke sebuah kaca jendela di salah satu rumah penduduk yang sunyi. Ada ribuan manusia yang berkumpul di sana. Semua membawa senjata tajam. Aku tahu, mereka akan menyerang istana ini sesegera mungkin.

Hari penghakimanmu sudah dekat. Inilah hukumanmu atas dosa yang selama ini kau lakukan.


-TAMAT-

Mirror Mirror on the Wall [TAMAT]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu