Bab I - Dia Datang

128 19 0
                                    


Langkah ragu-ragu itu akan selalu menjadi pusat perhatian, dimana pun lorong sekolah yang pemuda itu jejaki. Mata-mata penuh tanya bagai anak panah menghujam tubuhnya, membuat setiap gerakan yang ia buat tak luput menjadi bahan perbincangan.

Rasanya pantas saja pemuda itu menjadi sangat terkenal, karena hampir satu bulan lamanya ia tidak menunjukkan batang hidungnya di sekolah. Kedatangannya membuka kembali tabir itu, membangkitkan berita naas yang terjadi tiga puluh hari yang lalu, dan masih menyisakan kepedihan bagi segelintir orang. Bahkan, kertas berita kematiannya terlihat seperti baru dipasang di papan pengumuman sekolah.

Gisella Pramudya.

Kabar kematian gadis itu adalah duka paling menyakitkan yang terdengar di seluruh anterio sekolah. Upacara pelepasannya dilakukan dengan hikmad, serta diiringi tangis kehilangan yang menyesakkan. Sahabat, teman, guru dan bahkan siswa-siswi yang tidak terlalu mengenalnya saling bersatu, berkabung akan kehilangan gadis sebaik Gisella.

Si baik hati dan periang. Gisella layaknya matahari yang keberadaannya selalu membawa kehangatan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Pribadi gadis itu yang rendah hati dan apa adanya, membuat ia mudah berbaur dengan semua orang. Senyum yang selalu menghiasi wajahnya seakan menularkan semangat kepada orang lain. Tidak mengherankan jika gadis itu begitu mendapat banyak cinta dari seluruh sekolah.

Termasuk dicintai oleh Nathan, kekasihnya. Sepeninggal Gisella, pemuda itu hidup terlunta-lunta bagai mayat hidup ketimbang manusia. Langkahnya lunglai tanpa tujuan, seperti hidupnya sudah kehilangan arah. Wajah Nathan yang dulu bersahabat dan selalu dihiasi senyuman khas, matanya selalu menyipit saat tersenyum, kini tergantikan oleh topeng ketakutan dan tatapan kosong.

Tidak ada yang menyangka jika akan sejauh ini Nathan mengalami kehilangan. Menyaksikan kematian tragis kekasihnya sendiri di depan mata bukanlah sesuatu yang mudah dihapuskan dari kepalanya. Dan dia pula yang menjadi satu-satunya saksi mata pada malam mengerikan itu.

Mungkin akhir hidup Gisella yang tergeletak tak bernyawa setelah jatuh dari lantai lima sebuah gedung tua akan selalu terpatri diingatan Nathan. Bagai belati yang merusak segala kenangan indah bersama kekasihnya yang telah mereka buat. Genangan darah merah di aspal yang bersumber dari tubuh Gisella enggan menghilang dari kepala Nathan, membasahi memori di kepalanya agar makin tenggelam dalam kesedihan yang mendalam.

"Nathan!!"

Langkah pemuda itu berhenti. Telinganya yang masih berfungsi mendengar suara familiar yang memanggil namanya dari kejauhan. Terpantul dari bola mata Nathan yang kosong, ada pergerakan tiga bayangan yang berlari ke arahnya.

"Kita seneng banget akhirnya kamu berangkat sekolah lagi!" Ucap salah satu dari mereka antusias.

Sayang, kehangatan senyum ketiganya tidak bisa menembus lorong gelap di hati Nathan yang masih diselimuti kesedihan. Kepedihan merenggut kebahagian Nathan, mati bersama sang kekasih yang pergi meninggalkannya ke surga. Bahkan harapan-harapan Nathan di masa depan ikut terkubur bersama tubuh Gisella yang telah menyatu dengan bumi. Sehingga tidak ada alasan bagi Nathan untuk tetap berjalan di dunia.

Ketiga manusia di hadapan Nathan mengerti jika yang mereka lakukan tidak akan berguna. Tetapi rasanya akan sangat menyakitkan jika mereka ikut terpuruk dalam duka. Lagi pula senyum mereka juga tidak begitu tulus. Karin, Samudra dan Yeremia juga merasakan kehilangan yang sama seperti Nathan rasakan. Gisella adalah sahabat mereka, termasuk pula Nathan di dalamnya.

Mereka bertiga pun sebenarnya tak punya cukup kekuatan untuk segera bangkit menghadapi kenyataan bahwa dua orang dari mereka telah pergi. Pertama, kehilangan Gisella yang kini di suatu tempat menuju keabadian. Kedua, kematian setengah dari jiwa Nathan yang ikut bersama kepergian Gisella, sumber kebahagian Nathan. Tapi hidup harus terus berjalan, Karin, Yeremia dan Samudra memaksakan diri untuk bangkit, menerima kenyataan jika sahabat mereka telah hidup di dunia yang berbeda.

Satan's Slave (00 Line)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora