26. Thatch

484 66 4
                                    

Tak butuh waktu yang lama untuk Anne dan Marco tiba kembali di kastil kerajaan Clover. Setelah menelusuri lorong-lorong kastil, akhirnya mereka tiba di depan pintu sebuah ruangan yang Marco yakini sebagai tempat Thatch berada.

Klik! Sret...

Berbeda dengan ruangan yang sebelumnya mereka datangi. Ruangan kali ini hanya memerlukan kartu identitas untuk membukanya, semua itu untuk memudahkan perawatan pasien namun juga mencegah orang tak berkepentingan masuk. Bagaimanapun ruangan di depannya ini adalah ruangan yang harus tetap steril.

Dan jika di ruang sebelumnya mereka langsung dihadapkan oleh ruang utama, ruangan kali ini mereka dihadapkan dengan ruangan kosong serba putih.

"Ruangan apa ini, yoi?!" Tanya Marco. Sesaat setelah itu angin kencang  memenuhi ruangan itu.

"Karena kita akan memasuki ruangan bersih yang bebas dari kontaminasi, di ruangan ini semua debu dan partikel dari luar akan dilenyapkan." Jelas Anne, setelahnya angin itu pun berhenti.

"Berikutnya kita memasuki tahap sterilisasi, agar semua virus dan kuman juga tidak ikut masuk ke dalam ruangan." Lampu di ruangan itu seketika padam tergantikan dengan lampu biru yang redup selama kurang lebih satu menit. Dan begitu proses itu selesai, lampu pun kembali menyala dan pintu ruangan di sisi yang lainpun terbuka.

Dapat Marco lihat kembali ruangan serba putih tepat di hadapannya. Yang membedakannya dengan ruangan sebelumnya adalah ruangan itu dipenuhi oleh berbagai alat medis yang canggih serba putih yang dapat Marco yakini merupakan alat medis ciptaan mereka. Dan nampak ada seorang pria baya berambut silver yang tengah melakukan sesuatu di tengah ruangan itu.

"Bisa kau pakai ini dulu, Marco? Meski sudah disteril, kita tetap harus waspada..." Ucap Anne yang memberikan sebuah jas panjang berwarna putih, masker, dan juga sarung tangan yang tentu saja diterima oleh Marco.

Setelah mereka mengenakan perlengkapan itu, barulah Anne dan Marco berjalan mendekati pria di tengah ruangan yang sedang mencatat sesuatu sembari melihat ke arah kapsul besar yang bisa Marco tebak berisi seseorang.

"Hime-sama..." Sapa orang tersebut sembari membungkuk untuk menghormati ratunya itu.

"Owen-sensei, bagaimana kondisinya?" Tanya Anne menatap seseorang yang berada di dalam kapsul. 

Sedangkan di lain sisi Marco membatu, menatap orang yang berada di dalam kapsul. Ya, orang tersebut adalah salah satu saudaranya, Komandan devisi keempat bajak laut Shirohige, Thatch.

"Seperti biasa, Hime... Semua kondisinya stabil, hanya saja ia masih belum sadarkan diri." Jawab Owen. Pria yang sudah cukup berumur itu merupakan salah satu dokter di kerajaan clover. Anne hanya mengangguk sebagai jawaban, dan setelah itu sang dokter pun pamit meninggalkan ruangan karena mengetahui bahwa orang yang datang bersama Anne merupakan kerabat pasiennya dan ia tak ingin mengganggu mereka.

"Teach mencoba membunuhnya dengan menikamnya dari belakang. Beruntung karna sepertinya tikaman itu meleset dan tak mengenai jantungnya. Namun meski begitu Thatch kehilangan ginjal sebelah kirinya yang terkena tikaman itu." Anne mulai menjelaskan tentang kondisi Thatch begitu Owen-sensei sudah tak nampak di ruangan. Mengabaikan kondisi Marco yang masih membatu, menatap tubuh Thatch yang telanjang dada yang berada di dalam kapsul. Meski begitu Anne yakin Marco dapat mendengar apa yang ia ucapkan dengan jelas.

"Setelah menjalani operasi dan melewati masa kritisnya, Thatch dinyatakan koma. Kondisinya berangsur membaik dari waktu ke waktu, namun meski begitu dia tak kunjung sadar." Ucap Anne, kali ini dia ikut menatap tubuh Thatch. Ingatannya kembali mengingat berbagai usaha yang sudah dilakukannya 2 tahun belakangan ini.

"Awalnya ku kira itu merupakan efek dari ginjalnya. Mungkin kondisinya yang hanya memiliki satu ginjal membuat pemulihannya tak benar-benar sempurna hingga ia tak bisa sadarkan diri. Maka dari itu 6 bulan setelah kejadian itu aku berusaha mencarikannya ginjal yang sesuai. Tak sulit untuk menemukannya mengingat aku terjun ke dunia bawah dan mengenal salah satu penjual organ manusia. Setelah memastikan ginjal untuk Thatch sesuai dan mencari tahu tentang siapa pemiliknya yang beruntung adalah orang biasa korban peperangan yang tak memiliki riwayat penyakit apapun, operasipun kembali dilakukan dan berjalan lancar tanpa adanya kendala." 

"Tapi meski operasi itu telah dilakukan dan tak ada masalah apapun yang terjadi pada ginjal barunya, Thatch masih tak kunjung sadar. Setahun yang lalu karena khawatir kondisi ruangan ikut mempengaruhi kesembuhannya, aku memutuskan untuk membuat ruang ini dan memindahkannya kemari. Dan karena khawatir syaraf-syarafnya banyak yang tak berjalan yang bisa mengakibatkannya lumpuh sementara, aku memutuskan untuk memasukkannya kedalam kapsul. Selain mempermudah pemeriksaan, dengan berada di dalam kapsul seluruh organ dan syaraf milik Thatch akan tetap bekerja, sehingga tak akan ada keluhan apapun yang diterimanya nanti." Kali ini Anne menghela nafas seolah merasa frustasi.

"Tapi setelah semua usaha itu dia masih tetap dalam kondisi komanya. Satu-satunya yang bisa aku katakan adalah mungkin dia butuh seseorang untuk meyakinkannya bahwa tak masalah jika dia sadar setelah berbagai masalah yang kalian hadapi. Mungkin yang Thatch butuhkan sekarang memang hanya semangat untuk tetap hidup." Ucap Anne, setelahnya iapun menepuk bahu Marco pelan.

"Bicaralah dengannya dan yakinkan dia. Aku akan menunggu di luar." Setelah mengatakan hal itu Anne pun melangkah menjauhi Marco. Membiarkan kekasihnya untuk meyakinkan Thatch agar ia sadar tanpa memperdulikan respon Marco setelahnya.

Begitu Anne meninggalkan ruangan, Marcopun melangkah satu langkah lebih dekat ke arah kapsul tempat Thatch berada.

"Kau benar-benar tak terlihat berbeda dari terakhir kali aku melihatmu, yoi!" Ucap Marco.

"Aku sedikit merasa lega melihatnya, itu berarti kekasihku benar-benar hebat bukan?" Tangan Marco perlahan terulur menyentuh kaca yang membatasinya dengan Thatch.

"Oi, Thatch! Setelah ketiadaanmu banyak sekali masalah yang terjadi di kapal, yoi. Dimulai dengan kami yang terkejud menemukan jasadmu yang rupanya hanya tiruan. Ace yang keras kepala ingin mengejar Teach meski Oyaji melarangnya. Hah... Ace benar-benar marah saat itu hingga mengabaikan larangan Oyaji dan tetap mengejar Teach. Dan pengejaran itu malah berakhir dengan tertangkapnya Ace dan eksekusi terbuka yang akan dilakukan padanya." Tangan Marco yang lain kini terangkat ke arah wajahnya sendiri. Pria poenix itu berusaha untuk menahan air matanya kala mengingat semua yang terjadi di perang besar Marineford dua tahun yang lalu.

"Dan pada akhirnya kamipun menyatakan perang untuk menyalamatkan Ace. Jika kau saat itu bersama kami, kau juga pasti akan sangat mendukung perang itu, yoi. mengingat kaulah yang paling dekat dengan Ace diantara kru lainnya." Pada akhirnya Marco tak mampu membendung air matanya dan menangis dengan tangan yang menutupi matanya. Seolah enggan membiarkan Thatch melihatnya menangis.

"Dalam perang itu tentu saja banyak kru lain yang gugur untuk menyelamatkan Ace. Namun, akhirnya kami berhasil memenangkan perang itu berkat adanya adik Ace dan Saudara kembarnya. Haha, kau ingatkan bagaimana bangganya Ace setiap kali menceritakan soal adiknya? Saat kejadian itu aku sedikit mengerti kenapa dia bisa sebangga itu pada adiknya, yoi."

"Adik Ace... Dia benar-benar bocah yang tangguh. Haha, dia bahkan sempat menantang Oyaji saat di perang itu. Benar-benar tak jauh berbeda dengan kepercayaan diri Ace saat kita pertama bertemunya, yoi. Kau masih ingat bukan bagaimana pertemuan kita dengan Ace?" Tanya Marco, meski dirinya tau tak akan mendapat jawaban apapun dari nakamanya yang masih terbaring koma. Kali ini dirinya kembali mengingat kejadian empat tahun yang lalu, saat dimana mereka pertama kali bertemu dengan Ace di sebuah pulau yang berada di bawah perlindungan mereka karena Ace yang menantang Oyaji.

"Saat itu Ace benar-benar menantang Oyaji walau akhirnya ia kalah dan Oyaji membiarkannya berada di kapal. Setelah itu Ace tak pernah berhenti menantang Oyaji. Dan setelah beberapa pertarungan, kau justru diminta Oyaji untuk melatih Ace. Haah... aku tau meski kau senang melatih Ace, kau juga tak suka melihat Oyaji memaksakan diri. Tapi kau juga tau bukan bahwa Oyaji itu sangat keras kepala? Bahkan aku sendiripun tak bisa memaksanya berhenti meminum Sake hingga sekarang. Namun pada akhirnya kekeras kepalaan Oyaji berakhir seperti yang ia harapkan, yaitu bergabungnya Ace setelah pertarungan mereka yang ke seratus kali." Setelah mengelap sisa air matanya, Marcopun menurunkan kembali tangannya untuk menatap ke arah Thatch.

"Maka dari itu, Thatch... Tak masalah jika kau kembali kepada kami. Kau sudah bosan bukan tertidur selama dua tahun ini? Maka dari itu sadarlah... Tak akan ada yang menyalahkanmu atas semua yang telah terjadi selama ini. Kami menantikan kehadiranmu kembali, yoi"

To Be Continue

Belum sempat di revisi dan karena males langsung ku Up... Anyway ada yang mau aku ajak diskusi tentang book ini gak? I mean aku lagi diposisi butuh pikiran dan pendapat orang...

Gol D. Anne : One PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang