🌏 |17.| Renungan Bersama 🌏

106 43 67
                                    

🎼 Ku Mau Dia - Andmesh Kamaleng 🎼

🎼 Ku Mau Dia - Andmesh Kamaleng 🎼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌏 °°° 🌏

Aku Alterio, salah satu makhluk Tuhan yang pernah menorehkan luka untukmu. Maaf, belum sempat menyapamu dengan sopan. Aku pun yakin semesta kembali bersekongkol dengan waktu tak ingin bermurah hati mempertemukan kita.

Alkena! Itu panggilanmu, tapi aku lebih suka panggil Eswa. Aneh ya? Cukup sudah basa-basinya. Aku pamit, ya? Tugasku sudah selesai untuk sekedar menjadi tempat singgah berakhir duka. Saat itu aku pikir meninggalkanmu adalah sebuah keputusan yang tepat ternyata aku salah. Nyatanya melepaskanmu itu mustahil, karena tanpa sadar kita saling mengikat diam-diam.

Kata mereka, perpisahan tak akan menyakiti kenangan.

Kata mereka, masa lalu tak akan merusak masa depan.

Tolong jelaskan kepadaku sekarang!

Bagaimana bisa aku melihat senyum palsu mu? Bagaimana bisa aku melihatmu pura-pura kuat seolah baik-baik saja?
Jika keadaan tak menuntut kita berpisah aku ingin menjadi alasanmu bahagia apakah boleh?

Sayangnya kisah kita sudah selesai Alkena. Kita masing-masing ya? Aku sadar aku tak begitu layak untukmu. Jangan tanyakan kabarku saat kita bertemu nanti, karena aku pasti sedang ada di fase tidak baik-baik saja.

Tapi peluklah aku!

Peluk serat-eratnya sebelum ragaku lebur menyatu pada tanah.
Peluk selama-lamanya sebelum nafas terakhirku lolos sia-sia.
Peluk dengan iringan tangis bahagia sebelum suaraku habis oleh ajal.

Karena ada masa tanah menjadi pembaringanku, cacing menjadi temanku serta munkar nakir sebagai penyambut ku. Kematian itu nyata Alkena.

Salam hangat menyambut perpisahan kita. Kamu adalah ketidaksengajaan yang justru selalu aku semogakan. Tentang pertemuan singkat berujung menyakitkan ini. Ingatlah, Alterio akan tetap mencintai Alkena. Untuk itu sampai jumpa di masa yang akan datang mengikis jarak menjemput ajal bersamaan.

Rentetan pesan panjang sengaja Gibraltar bacakan meski dengan intonasi sedang. Raut wajah Alkena berubah 180°. Kepedihan tak bisa lagi ia sembunyikan. Kenapa disaat ia berhasil lepas dari jeratan masa lalu lantas ada orang yang secara gamblang membicarakan masa lalunya.

"Puas bacanya?"

"Maksud kamu apa Tar? Kenapa kamu kaya gini sama aku? Aku ada salah sama kamu?" Alkena maju memukul dada Gibraltar tanpa henti.

Rustic Jam 2Where stories live. Discover now