Man From The Past

105 28 4
                                    

Jika waktu bisa diputar Chaeyoung akan memilih kembali berada di bus yang sama dengan Minkyu dan menolak ajakannya untuk membantu menyiapkan pesta rumah baru sekalipun dia harus merelakan kesempatannya untuk memamerkan resep baru. Namun, apa boleh dikata dia tak berada dalam film avenger yang ada mesin waktu, jadi mau tak mau dia harus menghadapi situasi seperti ini. Duduk di antara keluarga Minkyu yang keramahannya melebihi customer service.

Jika kalian bertanya kemana para pegawai yang diundang Minkyu? Maka jawabannya mereka tak datang dengan berbagai alasan yang sering digunakan dalam menolak ajakan bos. Hal itu tentu membuat Chaeyoung merasa dikhianati meskipun pada kenyataannya ini adalah ide dari si pak bos yang duduk di sebelah Chaeyoung menikmati bagaimana raut panik-panik lucu Chaeyoung.

"Chaeyoung-ah, jangan tegang mereka bukan harimau yang akan memakanmu," bisik Minkyu.

"Aku tidak tegang," bisik Chaeyoung, tapi Minkyi malah tertawa kecil dan berkata, "Tapi kau terlihat seperti kucing diantara para anjing. Sangat menggemaskan." Digoda seperti itu membuat Chaeyoung mencubit perut kotak milik Minkyu hingga sang pemilik mengaduh kesakitan.

"Ada apa?" tanya Ibu Minkyu.

"Tidak apa-apa, Chaeyoung hanya memarahiku karena pilih-pilih makanan." Semua tertawa dengan ucapan asal dari Minkyu.

"Benar, kau harus memarahinya. Anak itu menang sulit makan. Dulu aku bahkan mengancam akan memukulnya jika dia tak makan sayur." Nenek Minkyu ikut mendukung Chaeyoung memukul Minkyu sepertinya saat ini mereka lrbih berpihak pada Chaeyoung dibandingkan pada anak atau cucu meteka sendiri.

"Halmonie? Apa aku benar cucumu?" protes Minkyu.

"Chaeyoung ah, masakanmu sungguh lezat." Nenek Minkyu tak mengindahkan ucapan cucunya dan lebih tertarik untuk memuji Chaeyoung.

"Benar. Jika kau menjual ini aku akan membelinya nonna." Tak ada hal yang lebih menggembirakan bagi seorang koki selain dipuji tentang masakanya.

"Kalo begitu datang ke restoranku dan makan di sana. Jangan lupa bayar." Jeno mencebik pada perkataan kakaknya yang perhitungan.

"Jika aku ke restoranmu kau pasti tak akan mengijinkanku bertemu Chaeyoung noona. Jadi, bagaimana jika kita undang Chaeyoung noona ke rumah eomma?" tanya Jeno berniat menggoda sang kakak.

"Ya! Aku membeli rumah ini agar dekat dengan rumahnya dan kau malah mengajaknya ke rumah? Dasar adik kurang ajar." Sampai saat ini Chaeyoung tak tahu apakah ini sejenis candaan bagi keluarga Kim atau ini benar-benar serius.

Namun, Chaeyoung tak punya waktu untuk berpikir karena pintu rumah baru Minkyu sudah terketuk memberi distraksi pada setiap orang di sana. "Oh itu pasti Rowoon. Cepat buka pintunya."

Minkyu menghela napas, dia lupa bahwa Rowoon masih sepupunya dan nenek mereka pasti dengan sadar memberitahu alamat rumahnya pada Rowoon. Sungguh sebuah persaingan yang sangat tidak adil.

"Biar aku saja," kata Chaeyoung mengajukan diri karena Minkyu tak kunjung beranjak dari duduknya.

"Tidak, kau duduk saja. Aku saja." Minkyu menarik Chaeyoung untuk kembali duduk sementara dia mulai beranjak menuju pintu.

"Kau datang?" Minkyu hanya membuka pintu sedikit agar Rowoon tak bisa melihat ke dalam.

"Apa Chaeyoung ada?"

"Sudah pulang. Dia harus bertemu Eunha," katanya asal.

"Ah, kalo begitu biarkan aku masuk." Sekalipun kadang Rowoon bodoh dalam menilai orang, tapi dia yakin bahwa sepupunya ingin menghalanginya bertemu dengan Chaeyoung karena Minkyu tak ingin pegawainya menjadi guru les Rowoon.

De Javu (Sequel 11:11)Where stories live. Discover now