5

118 15 6
                                    

Pagi ini Semesta dan Syna tengah berada di dalam mobil karena Syna sudah diperbolehkan pulang. Di dalam mobil mereka banyak berbincang hingga tak sadar telah sampai di rumah.

"Untung Syna gak jadi beban" ucap Syna

"Maksud?"

"Iya Syna gak bawa apa-apa makanya langsung masuk rumah" ucap Syna

"Emang gak bawa apa-apa makanya baju kamu belum ganti"

"Tau ahh aku mau mandi" ucap Syna

"Yaudah sana lagian kamu udah bau banget"

"Dih? abang juga bau kali" sebal Syna

"Sorry enggak ye"

"Bodo ahh" kesal Syna

"Yahh ngambekk"

Syna pergi begitu saja meninggalkan Semesta di ruang tengah sedangkan Semesta hanya menggelengkan kepalanya karena kelakuan Syna.

"Bagus keluyuran kemana aja kamu?" tanya Jhon yang muncul tiba-tiba

"Bukan urusan papa"

"Berani kamu lawan saya?!?" kesal Jhon

"Semesta gak pernah takut sama papa"

"Anak kurang ajar! ini pasti gara-gara kamu!! Syna pasti kaya gini karena kamu!!!" marah Jhon

"Iya salahin aja Semesta pa! semuanya kan salah aku! salahin aja aku! aku udah terbiasa sama itu!"

"Iya! semua ini emang salah kamu! bagus kalo kamu sadar!"" ucap Jhon

"Papa yang seharusnya sadar!"

"Apa maksud dari omongan kamu hah?!?" ucap Jhon

"Menurut papa?"

"Anak sialan! berani nya ngelawan orang tua!!" geram Jhon

bugh

tranggg

bughhh

bughh

Karena sudah terlanjur emosi Jhon memukul Semesta tanpa ampun. Barang-barang di sekitar mereka pun ikut berserakan di atas lantai. Semesta ingin melawan papa nya namun kekuatan sang papa tak sebanding dengan nya.

"Jauhin Syna!! jangan pernah jadi malapetaka!" peringat Jhon

"Syna adek Semesta!!"

"Lo tuli hah?!? sekalinya gua bilang jauhin ya jauhin!!" kesal Jhon

"Semesta gak mau!"

"ANJING!! TERIMA INI BANGSAT!!" marah Jhon mencekik leher Semesta

"Semes..sta...ga.gkk..tak..khut"

"LO BISA GAK SIH NURUT SAMA GUA HAH?!? LO ITU CUMAN BEBAN ANJING!! UDAH NGASIH APA LO SAMA GUA HAH?!? BELUM BISA KAN?!! GAK USAH SOK KERAS ANJING!!" marah Jhon

Jhon memperkuat cengkraman nya yang membuat leher Semesta mengeluarkan darah serta bekas kebiru-biruan. Setelah puas membuat putra nya tak berdaya ia melepaskan cengkeramannya dan berdiri.

"Dengerin kata papa atau kamu papa usir lagi dari rumah!!" ancam Jhon

dukkk

Jhon menendang perut Semesta dengan kuat lalu pergi setelah nya. Semesta berusaha bangkit walaupun sekujur tubuhnya sangat ngilu dan sakit.

"Sialan! ukhh ssakit"

"Orang itu benar-benar kaya kerasukan setan!"

Sepanjang jalan menuju kamarnya Semesta terus mengeluh sakit dan beberapa kali hilang keseimbangan karena tubuhnya benar-benar lemas.

"Semesta" panggil Beatrice

Semesta menghentikan langkahnya di depan pintu kamarnya dan membalikkan badannya mengharapkan Beatrice.

"Kamu emang se bodoh itu ya? gara-gara kamu mama sama papa bertengkar!! kamu ini anak yang palingan tua! seharusnya tau aturan dan jadi panutan!! apa-apaan kamu hah?!? ngajak Syna keluar malem dan baru pulang sekarang?!? ngajarin Syna jadi jalang kamu?!? kamu seneng kalo Syna di pandang buruk?! iya kan!! karena kamu iri sama Syna!!!" ucap Beatrice

"Semesta sayang sama Syna bahkan sedikitpun gak pernah iri sama Syna"

"Kamu itu pembohong!! orang yang paling gak bisa dipercaya!! lain di hati lain di mulut!! kamu itu harusnya bisa lebih baik!! ngalah sama Syna!! bisa-bisanya anak kaya kamu lahir dari rahim mama!! bikin malu aja kerjaannya!! kamu tau? mama nyesell se nyesel nya lahirin kamu!!" ucap Beatrice

"........"

"Dan ya! mama rugi bangeet udah besarin anak gak tau di untung kaya kamu!! kamu pikir besarin kamu itu gak butuh biaya apa?! dari kamu kecil sampe segede ini gak pake duit?! kalo aja uang nya di kumpulin dan bukan untuk kamu pasti tabungan mama banyak!!" ucap Beatrice

Semesta tak bergeming sama sekali, ia menatap Beatrice dengan pandangannya kosong dan tak mampu berkata apapun sangking terkejut nya Beatrice mengatakan hal seperti itu.

"Kalo kamu gak bisa balikin uang mama yang habis sia-sia untuk ngebesarin kamu dari kamu lahir sampe sekarang se enggak nya buat kami bangga jangan buat papa sama mama marah terus, kamu tau sendiri papa kamu kaya apa kalo udah marah jadi gunain otak kamu sedikit aja, itupun kalo kamu bisa oke otak kamu" ucap Beatrice

"Maa...kenapa rasanya kata-kata mama jauh lebih menyakitkan dari pukulan yang papa kasih tadi? apa Semesta berhutang sama mama dan papa karena Semesta ada disini bersama kalian?"

"Lebih baik mama pukul Semesta kaya biasanya daripada mama ngomong kaya tadi...hati Semesta sakit banget ma denger mama ngomong kaya gitu ke Semesta"

"Ma? kemana Semesta harus lari? Semesta mau lari ke mama tapi mama pasti gak akan biarin Semesta bersandar ke mama. Maafin Semesta ya ma? maaf karena udah ada di dunia yang bukan untuk Semesta. Maafin Semesta ma" batin Semesta

Semesta berdiri membeku di depan pintu kamar beberapa saat lalu masuk ke dalam kamar setelah kepergian Beatrice. Ia masih terkejut kata-kata yang seharusnya tidak di katakan Beatrice justru dikatakan bahkan ia sendiri mendengar nya secara langsung.

Semesta menangis daru balik pintu, ia menangis bukan karena rasa sakit dari pukulan Jhon namun karena perkataan Beatrice tadi mampu meruntuhkan pertahanan Semesta bahkan sekarang ia tak merasakan sakit akibat ulah Jhon tadi yang ia rasa hanya dada nya sangat sakit dan ngilu terlebih hatinya hancur berkeping. Ia merasa jika waktu berhenti untuknya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
TBC

Ramesta (RAHASIA SEMESTA) |REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang