empat

306 57 17
                                    

Ucapan terima kasih yang paling spesial buat Aizuhime yang sudah berbaik hati buatin fanart yang aku jadiin sampul book ini. Kak Izu, Thanks a lot!

"Ini" kata pemuda itu. Tangannya terjulur di udara, menyerahkan sebuah map cokelat yang berisikan tugas beserta diska penyimpanan milik si putri keluarga Seo. "Tuan Seo minta saya menitipkan ini pada anda." Ucapnya pelan.

Mark yang baru saja mendudukkan bokongnya di sebuah sofa empuk mendongak. Sebelah alisnya terangkat tidak paham. Ia datang karena diminta untuk mengantarkan sesuatu pada tuan Seo yang tadi mendadak pulang lebih awal. Kenapa tiba-tiba seorang pemuda dengan pakaian lusuh ini yang malah datang dan menghampirinya?

"Tuan Seo Ten atau Seo Johnny ada?" Alih-alih menerima dokumen tersebut, Jung Mark malah melempar pertanyaan. Cukup kurang familiar dengan pemuda kumal dihadapannya. "Kamu asisten rumah tangga juga disini?"

Haechan mengangguk cepat. Kepalanya sejak tadi ia tundukan.

Mata tajam milik Jung Mark kembali menelisik tubuh dihadapannya. Pemuda itu makin merasa aneh. Bukan, bukan aneh seperti yang kalian pikirkan. Mark hanya aneh melihat penampilan lusuh nan kucal dari orang dihadapannya. Ia bilang, ia salah satu pelayan disini, kan? Kenapa tampilannya kontras sekali dengan para pelayan lain yang tampak jauh lebih rapi dan bersih? Ada noda tepung di ujung hidung si pemuda. Jangan lupakan aroma rempah yang menguar dari tubuh si pemuda. Mark sempat berdecak tidak nyaman melihat penampilan Haechan. 

Cukup lama keduanya terdiam. Tangan kurus Haechan masih menggantung, menunggu pria yang tengah duduk di hadapannya ini menerima dokumen ditangannya. Pemuda itu menghela nafasnya pelan karena Mark tidak kunjung mengambil dokumen yang dititipkan padanya. Jujur saja, lengannya sudah mulai keram.

"Kamu tidak lelah seperti itu?" Tanya Mark heran. Ia kira, pemuda ini akan meletakan dokumen di coffee table sebelahnya kemudian undur diri. Tapi, pemuda lusuh ini malah diam disana dengan posisi yang sama seperti patung yang bodoh. "Letakan saja di sini. Nanti aku bawa." Sambung Mark kemudian. Barulah Haechan bisa bernafas lega karena tidak merasakan pegal.

"Tuan Ten bilang, anda diminta untuk makan siang di rumah. Makan siang sudah siap dihidangkan." Ucap Haechan. Pemuda itu kemudian pamit undur diri sembari berjalan mundur. Meninggalkan Mark dan sejuta keheranannya melihat tingkah laku bocah lusuh yang entah bagaimana perangainya begitu halus.

**

Magang adalah salah satu dari berbagai hal yang tidak pernah seorang Jung Mark pikir akan ia lakukan selepas pendidikannya. Dulu ia sempat berangan jika ia akan melanjutkan mimpinya sebagai seorang pemusik. Sedang adiknya, Jung Jeno, akan mengambil kontrol penuh pada berbagai hal yang diwariskan orang tua mereka. Tapi, sekali lagi satu hal yang harus pemuda Jung itu ingat.

Ia hanya bisa berangan. Seluruh keputusan dan jalan hidupnya sudah ditentukan sejak awal.

Dan disinilah Mark juga Jeno, disebuah rumah indah berdesain modern tropis dengan mengedepankan gaya arsitektur 'Modern Glass House'. Gaya arsitektur ini merupakan perpaduan dari gaya atsitektur modern dengan arsitektur minimalis. Atap bangunan dibuat datar dan rendah, serta dikelilingi kaca-kaca besar yang indah. Dipadukan dengan kondisi sekitar bangunan yang asri dengan berbagai tumbuhan hias menjuntai, menciptakan kesan yang bebas, elegan, mewah, namun hangat. Menyegarkan netra kala memandang.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(Not) A Cinderella StoryWhere stories live. Discover now