X - Is she jealous?

1.7K 139 0
                                    

Hope page 10








"Shani?"






















Mulut shani melengkung membentuk sebuah senyuman. Gadis itu langsung menarik tubuh shani kepelukannya, "Aku kangen banget sama kamu shan" Dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku juga vin" Gracia cukup kaget mendengar pernyataan shani baru saja, karena ia hampir sama sekali tak pernah berdialog dengan orang lain menggunakan aku kamuan kecuali dengan dirinya.

Flashback 4 years ago.

"DEK BISA BARIS YANG BENER GAK!?"

"WOY BERDIRI YANG TEGAK!"

"SEGITU DOANG UDAH KEPANASAN, LEBAY LO PADA"

"YANG NGELUH MAJU KEDEPAN!"

"YANG GAK LENGKAP ATRIBUTNYA SAYA SERET KESINI"

Begitulah teriakan-teriakan yang menggema saat MOS SMA 48 hari ini, jujur shani pusing dihari pertama menginjakkan kaki di jenjang pendidikan barunya. Apalagi saat mendengar teriakan kakak kelas belagu, rasanya ingin sekali shani menjejali cabe rawit ke mulut mereka. Kini ia hanya bisa diam dan menuruti perintah panitia MOS, namun disisi lain ia sangat khawatir dengan keadaan gracia. Karena barisannya dengan gracia terpisah, ia tak dapat memantau keadaan gadis kesayangan nya itu.

Shani celingak-celinguk mencari keberadaan gracia, namun nihil hasilnya. Shani menyadari sesuatu bahwa gracia memiliki tubuh yang mungil sehingga kemungkinan besar sulit untuk dicari pada kondisi kerumunan saat ini.

"Heh lo yang gabisa diem, maju sini!" Perintah salah satu panitia menunjuk shani. Shani menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi penuh tanya untuk memastikan perintah dari seniornya. "IYA ELO, SIAPA LAGI!?" Sewot panitia yang lain.

Mau tidak mau shani maju kedepan, berhadapan dengan teman kelompoknya yang belum keseluruhan ia kenal. "Squat jump dua puluh kali" Shani membesarkan matanya, saat baru saja ia ingin membuka mulutnya "Jika mengeluh ditambah tiga kali lipat!"

"Senior bwajingand" Umpat shani dalam hati.




"Huftt cape bat gila, huh" Shani melepaskan seluruh atribut konyol dari tubuhnya. "Kakel belagu, sirna kek orang bentukan kaya lo" Keluh shani sambil mengelap keringat diwajahnya.

"Nih dek minum dulu" Seseorang menyodorkan sebotol air mineral pada shani.




***




"Kamu gimana kabarnya?" Tanya vienny seraya merapikan anak rambut shani. Shani tersenyum dan mengangguk, "Baik kok, liat aja nih buktinya aku tambah tinggi" Shani menyamakan posisi berdirinya dengan vienny, tingkahnya terlihat seperti anak kecil.

"Oh iya kak, ini temen aku gracia. Kamu inget ga? Dulu dia di SMA 48 juga loh"

Gracia hanya tersenyum tipis kearah vienny saat diperkenalkan oleh shani. Vienny coba mengingat-ingat wajah gracia yang terlihat tak asing dimatanya. "Iya inget kok, gre? Apa kabarnya baik kan?" Vienny agak canggung ketika mengajak gracia mengobrol.

"Baik, kak vienny juga kan?" Tanya gracia kembali, yang ditanya hanya menganggukan kepalanya pelan.

"Sendirian aja kak kesini? Gabung aja sama aku sama gracia, gapapa kan ge?" Ucap shani. Dengan terpaksa gracia menjawab, "I-iya gapapa kok, sini kak gabung aja"

"Emm shan sebenernya mumpung kita ketemu disini, mau jalan sekalian ga? Soalnya mumpung luang kan?" Shani berfikir sejenak, ia melirik kearah gracia. Sedikit merasa tidak enak padanya, karena kesini ia bersama gracia maka pulang pun harus bersamanya lagi. Lagipula tadi shani sempat berjanji untuk mampir sebentar kerumah gracia sekedar bermain menyapa bunda naomi.

"Ma-maaf kak tapi ak.."











"Gapapa shan, nanti aku pulang minta dijemput anin aja" Potong gracia dengan anggukan yang mantap kearah vienny mewakilkan jawaban shani. Vienny pun tersenyum simpul, rencananya berhasil kali ini. "Yaudah ayo berangkat shan, keburu malem" Vienny sudah berdiri dari duduknya, dan menarik shani untuk berdiri juga.

"Ge maafin aku ya, salam buat bunda naomi maaf gabisa dateng hari ini" Ucap shani terburu-buru sebelum badannya ditarik paksa oleh vienny untuk mengikutinya keluar dari cafe. Gracia pun hanya meresponnya dengan anggukan lemah.


"Ini mah shani diculik paksa sama tante-tante, kesel banget gue liat mukanya si vienny itu. Gatau diri banget" Gracia memperhatikan mereka berdua yang semakin lama menjauh.

"Anin, kamu dimana?"

"..."

"Emm aku mau minta tolong, kamu bisa jemput aku di cafe ga? Nanti aku sharelock, tapi kalo kamu gabisa aku bisa gojek aja kok"

"..."

"Hati hati, makasih ya sayang, i love you" Gracia menutup panggilannya,





***



Tok tok tok.

"Siapa sih pagi pagi buta udah..."

Pintu terbuka, "Selamat pagi tante" senyum jinan. "Ehh jinan ya ampun sini sini masuk sayang, mau jemput cindy ya?" Bunda ve merangkul pundak jinan untuk masuk kerumahnya.

"Woy elo!? Ngapain kesini pagi pagi anjir!? Kan udah gue bilang jam tujuh aja!" Teriak cindy sambil menunjuk jinan dari lantai dua, ia yang sedang menggosok giginya santai.

Bunda ve melotot dari bawah, "YA ALLAH CINDY CEPETAN MANDI!" Jinan hanya terkekeh kecil ketika cindy dimarahi oleh bunda ve. Ia lari terbirit-birit ke dalam kamarnya.

"Heheh maaf ya jinan, anak bunda yang satu emang rada rada. Itu anak udah bangun karena dia minta dibangunin jam enam, tante bingung tumben banget eh taunya mau berangkat bareng kamu" Bunda ve terkekeh.

"Emang aneh ya tan hahah"



























"Bundaaa, seragam aku mana yaaa?" Teriak cindy dari dalam kamarnya.










To be continued.
Hope - httpshngrc

PENDING • HARAPAN | HOPE [GRESHAN]Where stories live. Discover now