Revolves

2K 211 5
                                    

Lan Wangji merasa pening saat dirinya tersadar, matanya menangkap langit-langit rumah sakit yang memang dia kenal.

Lan Wangji duduk di brangkar dan menatap sekeliling, kurang lebih sudah sebulan lamanya dia dihukum. Dia telah menjalani pengasingan, namun pada saat itu dia mengalami gejala yang aneh. Dia muntah di pagi hari, merasa mual saat melihat makanan terutama menu khas Lan, berbeda saat dia masih bersama Wei Wuxian.

Lan Wangji baru menyadari saat sang Ibu mengatakan ini adalah gejala morning sickness, hal wajar jika mengingat Wei Wuxian tengah hamil anaknya.

Lan Wangji melihat pintu yang terbuka, menampilkan sang Ibu yang menatap dirinya sengit, ibunya masih marah.

"Besok kau tetap harus menghadiri acara pernikahan Jiang Yanli dan Jin Zixuan. Jika masih tidak suka bau makanan, kau bisa menepi di manapun," ucap ibunya dingin.

Lan Wangji mengangguk patuh, sebulan ini dia mengalami kemunduran dalam hidupnya, dari matanya terlihat bahwa dia tidak sehat.

Esok harinya Lan Wangji memakai baju turtle neck berwarna biru muda dengan jas putih sebagai luaran, rambutnya yang panjang tergerai begitu saja.

Kaki jenjangnya melangkah memasuki kediaman Jiang, dia memperhatikan acara khidmat pasangan di hadapannya.

Wangji merasa hatinya sakit, dia beranjak menuju balkon, kakinya melangkah dengan pelan, tidak sadar menjauhi kebisingan.

Matanya menangkap pintu kamar yang telah mengubah hidup dan perasaannya, namun di samping pintu itu terdapat seorang penjaga, Lan Wangji ingin sekali memasuki kamar itu.

"Lan Wangji?" panggilan seseorang membuatnya menoleh, itu Nyonya Yu.

"Nyonya Yu," bisik Lan Wangji sambil membungkuk hormat.

Wanita itu menghela nafas panjang lalu menyuruh penjaga pergi dengan lambaian tangannya.

"Aku tau kau ingin melihat kamarnya," setelah itu Nyonya Yu pergi.

Lan Wangji akhirnya memberanikan diri memasuki kamar itu.

Wei Wuxian sedang memandang ke jendela yang menampilkan pemandangan taman Jiang Manor yang gelap dan cahaya Bulan di langit malam.

Pintu terbuka membuat Wei Wuxian menoleh.

Matanya membelalak.

"Lan Zhan?!" serunya tidak percaya. Berharap jika sosok di depannya nyata.

Namun melihat kondisi Lan Wangji yang tidak terlihat segar membuat Wei Wuxian khawatir. Dia mendekati Lan Wangji dan menatapnya. Dadanya bergemuruh penuh kerinduan. Dia begitu merindukan Lan Wangji. Namun entah apa yang akan dipikirkan pemuda Lan itu jika melihat kondisi Wei Wuxian yang hamil besar.

Wei Wuxian takut jika Lan Wangji akan menolak dia dan anaknya. Sosok Lan Wangji yang terlihat lebih kurus serta kantung hitam dibawah matanya membuat Wei Wuxian ingin memeluk sosok itu.

Mata Wei Wuxian sudah memerah dan ingin menangis. "Lan Zhan?!"

Lan Wangji masih terdiam, terlalu terkejut saat matanya menatap Wei Wuxian yang ada di dalam kamar. Suara yang dia rindukan sebulan lebih ini membuat Lan Wangji ingin memeluk pemuda itu dengan erat.

Matanya menangkap perut Wei Wuxian yang membesar, perut yang berisi anaknya, mata pemuda di hadapannya memerah, apa Wei Wuxian takut bertemu dengannya?

Lan Wangji tidak sadar, air matanya meleleh detik itu juga, kakinya melangkah menuju Wei Wuxian memeluk pemuda itu lembut, takut menyakiti anak mereka.

"Wei Ying... Wei Ying.... aku merindukanmu," bisik Lan Wangji penuh kerinduan.

Lan Wangji tidak pernah merasakan yang namanya kerinduan semenjak orang tuanya menyerahkan dirinya pada sang paman untuk dididik. Wangji hanya tahu sikap tegas dan berbudi luhur.

The Ineffable Where stories live. Discover now