29. [ RIP si mungil ]

26.9K 2.6K 439
                                    

Zeano berlari cepat ke arah kamar adik nya. Beberapa menit yang lalu cavero menelfon nya untuk pulang. Zean tentu heran, karena carlos melarang keras pulang ke rumah sebelum waktu nya.

Tapi saat papa nya berkata 'bubu sky akan di bantai' barulah ia langsung paham. Cavero bilang zeano harus membantu untuk menahan sky, sebab bocah itu yang tidak berhenti menangis histeris.

Dan benar saja, baru di depan kamar adik nya ia sudah mendengar isak tangis yang terdengar pilu. Zeano masuk ke dalam tanpa mengetuk.

Nampak lah Carlos duduk di kursi dengan tangan terlipat di dada, wajah nya terlihat angkuh menatap kasur yang menjadi tempat eksekusi.

"Bunda dimana?"

Carlos menatap sejenak. "Di kamar nya, dia tidak tega melihat."

Zeano menghela nafas pelan mendekat ke arah sky yang sudah dibaringkan paksa. Bagian bawah nya juga tidak terlapis kain atau pun diapers.

Mata si manis sembab, wajah nya basah terkena air mata dan keringat dingin. Hidung anak itu memerah, bibirnya terus mengeluarkan isakan minta pertolongan.

Jujur, siapapun yang melihat nya pasti kasihan. Namun mereka terpaksa karena sedang di awasi oleh kepala besar keluarga.

Gavin berada tidak jauh dari anak itu sudah terlihat siap dengan tangan yang sudah terbalut sarung tangan medis steril.

"Tenanglah sky, om akan melakukan nya dengan hati-hati, om tidak mungkin melukaimu." Gavin berusaha merayu keponakan nya agar tidak terlalu memberontak.

Sky menggelengkan kepala nya cepat. "Tidak! Hikss.. Om gavin, sky janji hiks.. Tidak akan kabur huhuhu, t-tapi jangan uhukk.. Jangan potong bubu."

Satu tangan cavero menahan kedua lengan kecil sky di atas kepala bocah itu, sedangkan tangan satu nya menjauhkan pandangan sky dari bubu.

"Hey baby, look at daddy, oke."

Saat sky tidak menatap ke arah bubu, gavin mengisyaratkan zeano agar menahan kaki bocah itu agar tetap terbuka.

Anak tertua cavero tanpa basa basi langsung mengikuti arahan paman nya. Sesekali ia melirik si kecil yang sedang di alih kan perhatian nya.

Sky merengek. "Papa, please.. Sky takut."

"Sky tidak perlu takut, ada papa dan abang disini." Cavero tidak henti-henti nya menenangkan sang putra.

"Ugh~" Sky sedikit tersentak saat merasakan dingin di area sekitar bubu. Ia ingin menatap milik nya, namun ditahan cavero.

"Kenapa?" Cavero menengok ke arah Gavin yang terlihat serius.

"Hanya cairan antiseptik untuk membersihkan... Pegang lebih kuat kaki dan tangan nya." Ucap Gavin pelan agar tidak terdengar si kecil.

Zeano dan cavero tentu bersiap saat gavin mendekatkan jarum suntik pada pangkal bubu. "Hanya bius."

Jarum tajam itu sukses menusuk benda mungil sky membuat si empu memekik kencang. "AKH! SAKIT PAPA HUWAAA!!"

Cavero tidak bisa melakukan apa-apa selain mencoba membuat perhatian sky teralihkan. "Baby, tenanglah. Jika kamu lebih fokus pada rasa sakit maka akan bertambah."

"Hiks stop huhu sky tidak ma-- HUWAAA OM GAPIN JANGAN TUSUK LAGI!!!"

"SUDAH STOP!! JANGAN HIKS SAKIT!"

Sialan! Bajingan! Biadap! Brengsek! Jahanam! Gavin menusuk bubu sebanyak tiga kali di area yang berbeda. Dan rasa nya.. Subhanallah, seperti mau mati.

Sementara itu carlos terkekeh samar melihat keributan di depan mata nya. Jika ditanya 'apa kasihan melihat sky?' Jawaban nya tidak. Cucu termuda itu memang pantas mendapatkan nya.

SKY TRAPPED [END]Where stories live. Discover now