13. Bianca's Story

17 4 1
                                    

Hari ini aku pergi. Sengaja pergi meski tidak ada kepentingan apa-apa. Ikut dalam sebuah forum diskusi yang, yah... Sama sekali bukan lingkup ku dan tidak ada yang aku kenal di situ. Tentu saja orang di situ juga tidak ada satupun yang mengenalku.

Aku sengaja pergi hanya karena bosan dan benar-benar jenuh dengan beberapa hal rutin yang aku jalani setiap harinya. Lebih tepatnya lagi, hal itu sedikit bermasalah. Seolah membuat beban pikiranku semakin banyak.

Jarak tempat itu dari rumahku begitu jauh. Yah, kira-kira 25 menit aku hitung saat berangkat. Itu juga karena terus ngebut untuk segera sampai. Biasalah, anak-anak yang berangkat mepet dengan waktu, akhirnya panik sendiri di jalanan dan berkendara cukup diatas rata-rata tentu kebiasaan itu tidak boleh di contoh.

Di beberapa jalan akhir sempat berkendara dengan pelan karena aku harus liat maps karena tidak tau dimana tempatnya. Hingga sampailah aku di tempat itu dan duduk di samping perempuan yang sama sekali tak ku tau siapa namanya sampai pulang. Padahal, aku sempat berinteraksi dengannya beberapa kali selama kegiatan diskusi berlangsung.

Diskusi nya cukup menarik. Namun aku yang memang kurang PD untuk tampil ketika berada di forum baru itu hanya diam di diskusi itu. Sampai akhirnya waktu pulang pun tiba.

Seperti yang disebutkan di awal, kalau aku berada di diskusi itu tidak lain hanyalah karena aku bosan dan ingin mencari sedikit keramaian agar otak ini punya pemikiran baru. Alhasil, aku benar-benar mendapat pemikiran baru yang malah menambah beban pikiran. But It's okay, aku cukup menikmatinya. Setidaknya, ada yang sedikit berwarna di kepala ini.

Pulangnya, aku menunggu kondisi ruangan sedikit sepi baru aku beranjak juga untuk kembali ke rumah.

Sebelumnya, saat diskusi berlangsung sempat ada hujan yang cukup kuat, membuat diskusi itu juga sedikit berwarna dengan adanya kendala-kendala kecil yang menambah kesan ramai forumnya.

Saat aku di jalan juga begitu, bermaksud pulang dengan santai sambil menikmati suasana sore kota yang yang indah. Namun malah baru sekitar 5 menit keluar dari tempat, hujan deras mengguyur membuat aku harus menepi untuk memakai jas hujan. Tidak hanya aku, tapi juga banyak pengendara lain yang melakukan hal demikian.

Kubuka jok motor dan aku keluarkan jas hujan Indomaret yang katanya hanya sekali pakai itu. Namun di aku, entahlah itu sudah berapa kali pakai. Setidaknya, sampai saat ini dia masih bisa melindungi barang-barangku dan sedikit tubuhku untuk tidak terkena hujan.

Hujan turun membuat cerita yang ada pun semakin berwarna. Aku mulai berkutat dengan banyak sekali pikiran di kepala. Sembari di perjalanan menuju rumah. Menurutku, ini hal yang sedikit menyenangkan.

Dikala semua orang berpikir bahwa ingin segera sampai di rumah, berbeda denganku yang tetap menikmati hujan itu dan segala ceritanya.

Namun di tengah perjalanan, aku tiba-tiba teringat bahwa bensin motorku yang tinggal di garis merah. Pikiranku tiba-tiba, sampaikah ini pada pemberhentian yang kutuju. Karena itu, tiba-tiba overthinking takut-takut jika akhirnya aku malah harus mendorong motor. Ceritanya mungkin semakin dramatis karena itu.

Sudah lama aku memikirkan tentang aku yang ingin pergi seperti ini dan bercengkrama dengan pikiran sendiri di jalan. Akhirnya tercapai meski dengan situasi yang tidak di duga.

Yah, aku memang sendiri. Jangan tanyakan kenapa. Karena jawabannya tentu saja karena aku masih sendiri. Semuanya, aku masih melakukan segala hal itu sendiri.

Belum punya pasangan, pacar, atau apa semacamnya.

Biasanya aku pergi bersama sahabat-sahabatku. Yah, tentu saja tidak selalu. Mereka juga punya kehidupannya sendiri. Pacar atau bahkan mereka juga punya teman lain selain aku.

Cerita ini berlanjut ketika aku akhirnya sampai di pom bensin dan tidak ada istilah drama untukku mendorong motor hari ini. Lalu pulangpun masih seperti itu sampai rumah.

Ketika sampai di rumah, cepat-cepat mengeluarkan hp dan menuliskan apa saja yang di pikirkan tadi selama di perjalanan. Karena takut lupa. Yah memang, sudah secepat inipun ternyata masih juga lupa. Rasanya tadi begitu banyak yang di pikirkan. Ternyata ketika sudah di tuliskan, berubah menciut seolah ingatan itu mengudara begitu saja bersama kenangannya.

Itu cerita Bianca hari ini. Si gadis yang banyak sekali ceritanya. Dia begitu unik dengan segala hal berbeda yang dia tunjukkan.

Perempuan mandiri, yang diam-diam dikagumi banyak orang. Entah meski mungkin dia tau itu atau tidak, bahkan mungkin tau namun pura-pura diam. Bianca tetaplah dia si cerewet yang kadang-kadang bisa berubah menjadi sosok pendiam seketika. Entah karena lingkungan, atau karena memang hanya ingin saja begitu. Moodnya memang yang tiba-tiba berubah.

Disela banyak yang menyukainya, sebenernya Bianca juga pernah dan bisa juga menyukai orang lain. Sebelum ia menjadi seperti ini. Ia ingat, dulu ia pernah bahkan sampai menulis sesuatu yang benar-benar dari hatinya.

Yah itu dulu, namun kini tulisan itu kembali di lihatnya. Tulisan yang disimpan di tempat terbaik dengan hanya dirinya lah yang bisa membacanya kembali.

Pernah sejatuh itu dalam menyukai seseorang. Sampai ia sadar, bahwa apa yang ia lakukan ternyata tidak benar. Sampai pada titik sekarang ia baik-baik saja ketika melihat atau mendengar namanya. Sungguh bunglon yang mahal. Aktingnya begitu menjiwai untuk hal-hal seperti kenyataan itu.

Kalimatnya begini,

"Halo orang baik, aku mundur ya? See you...
Bukan karena rasa itu hilang, tapi aku menghargai bagaimana keputusanmu dan bagaimana perubahan sikapmu. Aku memang tidak pernah memaksa orang untuk memberikan feedback yang baik. Jangankan feedback, bahkan aku tidak masalah jika perasaanku bahkan tidak di akui. Karena menurutku, ini hanya tentang aku dan perasaanku sendiri. Bukan tentang bagaimana kamu membalas cintaku.

Intinya terimakasih sudah mau singgah. Sudah mau mengenal pribadiku. Terimakasih sudah memberi rasa di setiap notifmu atau bahkan hanya sekedar like mu di postinganku.

Maaf, aku sudah berusaha menjadi yang terbaik untuk menjaga rasa ini agar tetap baik-baik saja meski tak di akui. Tapi ternyata aku gagal di hari-hari terakhir aku mengagumimu. Aku terlalu menginginkanmu. Oleh sebab itu, aku mundur. Untuk menjaga sakit itu dan mulai berusaha membiasakan segalanya. Last, Take care and see you. Orang yang pernah aku kagumi dan pernah menjadi orang yang paling aku inginkan."

Percayakah jika Bianca pernah berada di titik seperti saat menulis tulisan itu? Meski sekarang ia sudah baik-baik saja.

Untuk siapa orangnya, hanya dia yang tau. Bagaimana ia mulai menyukainya, juga bagaimana rasa suka itu hanya bisa di pendamnya karena suatu alasan tertentu.

Mungkin itu dia, atau itu yang lain. Siapapun dia yang pernah ada di hati Bianca, bahkan mungkin masih di simpannya sampai saat ini. Bianca titip pesan, "Terimakasih untuk sikapmu yang pernah membuat aku begitu jatuh."

****
Ikhlas paling serius.

Untuk jiwa-jiwa lemah.
Yang mengungkapkan salah, diam pun juga salah.
Untuk posisi yang serba tidak di untungkan.
Kalian...
Iya.
Kalian hebat bisa sampai hari ini

...

31/05/22
11.15

IKHLAS PALING SERIUSWhere stories live. Discover now